harapanrakyat.com – Balita usia 0 bulan hingga 59 di Jawa Barat, mulai hari ini Senin (3/4/2023), secara serentak mulai mendapatkan vaksinasi imunisasi polio. Hal itu menyusul status kejadian luar biasa (KLB) polio di Jawa Barat.
Dalam vaksinasi imunisasi polio ini, Pemprov Jabar mendapat dukungan penuh Kementerian Kesehatan dan WHO. Pemprov Jabar menjadwalkan pemberian vaksinasi imunisasi polio ini dalam dua tahap.
Pada tahap pertama, pemerintah akan menggelar vaksinasi pada 3 April hingga 15 April 2023. Sedangkan untuk tahap kedua, vaksinasi ini dilaksanakan pada 15 Mei hingga 17 Mei 2023.
Baca Juga : Imunisasi Polio Serentak di Jawa Barat Mulai Digelar
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jabar, dr Rochady Wibawa menegaskan, balita usia 0 bulan hingga 59 bulan di Jawa Barat, harus mendapatkan vaksin polio ini dengan dosis penuh yang terbagi dalam dua tahap tersebut.
“Harus full dua tahap agar tuntas melindungi balita. Kalau cuma sekali, berarti dosisnya cuma dapat setengah,” ujar Rochady di Gedung Sate, Kota Bandung.
Vaksinasi imunisasi polio ini, kata Rochary, bukanlah vaksin suntik, Melainkan vaksin oral atau tetes mulut sebanyak dua tetes. Ia juga menegaskan tidak ada efek samping setelah vaksinasi ini seperti badan panas atau demam pada balita.
Bukan hanya tenaga kesehatan, lanjut Rochady, pelaksanaan vaksinasi imunisasi polio ini juga mendapat dukungan penuh dari Tim Penggerak Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Jawa Barat.
Ketua TP PKK Jabar, Atalia Praratya Ridwan Kamil mengatakan, vaksinasi imunisasi polio ini menyasar 3.984.797 anak balita di Jawa Barat.
Dalam pemberian vaksinasi ini, lanjut Atalia, sebanyak 1.101 puskesmas dan 52.432 posyandu di Jawa Barat menjadi lokasi vaksinasi. Selain itu, kata istri Ridwan Kamil ini, sebanyak 311.992 kader posyandu terlibat dalam imunisasi serentak tersebut.
Masih Ada Warga Tolak Vaksinasi Imunisasi Polio
Kata Atalia, untuk mengejar target hampir 4 juta balita, TP PKK Jabar mengerahkan seluruh kadernya, termasuk Karang Taruna serta elemen lain seperti pemuka agama agar bisa menjangkau masyarakat di seluruh perdesaan.
“Kita tidak bisa sendirian, maka seluruh kader kita sertakan mulai kader Posyandu, PKK, karang taruna, semuanya kita libatkan,” kata Atalia.
Atalia mengakui, saat ini masih adanya masyarakat yang menolak anaknya mendapat imunisasi. Hal ini akibat minimnya pengetahuan atau bahkan menerima masukan informasi yang tidak benar.
Baca Juga : Penyakit Polio Berbahaya, MUI Jabar Keluarkan Fatwa
Dengan begitu, untuk membebaskan Jawa Barat dari cacat polio, semua pihak harus mendukungnya dengan sosialisasi yang gencar.
“Karena sampai hari ini masih saja ada penolakan. Maka, edukasi penting karena vaksinasi imunisasi polio bukan hanya untuk anaknya sendiri tapi mencegah transmisi (penularan) ke anak lainnya,” ungkap Atalia. (Atep Kurniawan/R13/HR Online/Editor-Ecep)