Rabu, Februari 12, 2025
BerandaBerita TerbaruTetamoe Malem di Surabaya, Kisah Maling Tak Kasat Mata Tahun 1920-an

Tetamoe Malem di Surabaya, Kisah Maling Tak Kasat Mata Tahun 1920-an

Pada tahun 1920-an di Surabaya terdapat satu musim bernama Tetamoe Malem. Musim Tetamoe Malem merupakan istilah umum masyarakat Surabaya menggambarkan ketegangan mereka menghadapi maling tak kasat mata.

Konon Tetamoe Malem dipercaya sebagai komplotan maling yang sakti. Tapi ada pula sebagian masyarakat yang mempercayai Tetamoe Malem adalah pekerjaan tuyul. Mereka sengaja dipelihara oleh seseorang untuk merampok harta demi kekayaannya.

Pada puncak kegemparan peristiwa ini terjadi tatkala semalam di waktu yang sama, ada belasan warga yang kehilangan harta. Tiba-tiba emas, berlian, dan uang hilang, padahal sama sekali tak ada bekas jejak manusia yang mengambil.

Baca Juga: Penangkapan Si Pitung Tahun 1893, Jawara Betawi Kontroversial

Saking ramainya peristiwa ini, sampai-sampai pemerintah kolonial terlibat mencari siapa pelaku kejahatan tersebut. Namun sampai dilakukan pengamanan yang ketat, tetap maling tak tertangkap. Kekecewaan ini berakhir pada pemanggilan dukun, menerawang siapa pelaku sebenarnya.

Tetamoe Malem Istilah Terkenal Sebutan Maling Tak Kasat Mata di Surabaya

Menurut suratkabar Sin-Jit-Po yang terbit pada hari Jum’at, 9 April 1926 bertajuk, “Tetamoe Malem”, para pelaku maling sakti berjuluk Tetamoe Malem di Surabaya telah merugikan belasan warga di Kampung Donokerto, Kaliondo, Jawa Timur.

Salah seorang korban perampokan maling tak kasat mata ini adalah orang Hokkian (Tionghoa) bernama, Liem Le. Ia merupakan seorang pedagang kretek. Konon selain uang dan emas kretek mahal juga ikut ludes digondol maling misterius.

Pernyataan Liem Le tentang peristiwa itu termuat dalam Sin-Jit-Po (1926) sebagaimana berikut ini:

Serenta ia masoek dan preksa ia poenja barang djoealan ternjata disana itoe Tetamoe soedah gondola barang-barang seperti; 36 pak tembako warning, 3 blik besar sigaret double ace, 20 pak sigaret Westminster, oewang contant dari latjinya medja dasar f. 10. 16 stel djas, celana, doewa ondjie dan lain sebagainja”.

Baca Juga: Sejarah Pabrik Gula Modjopanggung, Dipimpin Tokoh Emansipasi Wanita Belanda

Setelah peristiwa ini terjadi, warga di kampung Donokerto melakukan aktivitas ronda rutin. Mereka keliling malam, berjaga-jaga menghindari terjadinya kejadian yang sama menjadi korban Tetamoe Malem.

Namun upaya ini selalu gagal dan sia-sia. Sebab pada akhirnya para Tetamoe Malem di Surabaya ini selalu bebas keluar masuk pintu rumah orang-orang berduit menggasak seluruh hartanya sampai tak tersisa.

Pemerintah Kolonial Mengerahkan Opas Tangkap Tetamoe Malem

Demi menjaga kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah kolonial, penangkapan pelaku Tetamoe Malem dilakukan dengan mengirim 1 kompi opas untuk beroperasi menjaga kampung Donokerto.

Opas-opas Belanda bersenjata lengkap berjaga hampir di setiap sudut kampung. Mereka melakukan ronda keliling bersama masyarakat. Sampai subuh tiba baru operasi ronda selesai. Kegiatan ini mereka lakukan setiap malam tanpa henti.

Namun hasilnya belum memuaskan. Tetap saja ada yang jadi korban kemalingan. Hal ini tentu membuat geram pemerintah, mereka merasa dipecundangi oleh si maling. Sebab penjagaan ketat yang terstandarisasi tetap bisa ditembus oleh si pelaku Tetamoe Malem.

Emosi pemerintah kolonial semakin memuncak pada aksi maling tak kasat mata tersebut. Peristiwa ini terjadi setelah komandan opas bernama Darsiman menjadi salah satu korbannya.

Kejadian ini sebagaimana yang tergambar dalam kutipan surat kabar Sin-Jit-Po (1926) sebagai berikut:

“keroegian opas Darsiman jang terletak di Tj. Perak, itoe Tetamoe Malem soeda gondola Darsiman punja Hoorioge perak pake rante nickel dan satoe maenan oewang mas sama sekali harga f. 49. 60. Tak teroengkap!”

Baca Juga: Sejarah Pajak Peneng, Pajak Sepeda Warisan Kolonial Belanda

Memanggil Dukun, Cara Mengetahui Pelaku Tetamoe Malem

Karena kesal tak bisa mendapatkan siapa pelaku Tetamoe Malem, pemerintah kolonial yang bersinergi dengan warga di kampung Donokerto Surabaya memanggil dukun untuk mengetahui misteri siapakah maling tak kasat mata ini.

Menurut penerawangan sang dukun, pelaku Tetamoe Malem yang sering bolak-balik menggasak harta masyarakat di Jawa Timur adalah makhluk gaib tak terlihat berbentuk tuyul.

Mereka ditugaskan oleh seorang majikan yang berasal dari luar Jawa. Entah siapa pelakunya si dukun masih meraba-raba. Konon kekuataan si pemilik makhluk gaib ini begitu tinggi sehingga perlu melawannya dengan konsentrasi yang tinggi pula.

Walaupun demikian si dukun sakti memberi semacam jampi-jampi untuk memagari rumah dari serangan kembali Tetamoe Malem.

Selain itu si dukun itu juga memberikan wejangan dan beberapa perintah menyediakan sesaji termasuk menaruh yuyu (kepiting sungai yang kecil) di depan gerbang rumah.

Konon ini bisa mencegah tuyul masuk ke rumah dan mengambil harta orang tersebut. Si maling tak kasat mata ini akan betah memainkan yuyu hingga waktunya habis dan kembali ke si majikan tanpa membawa harta berharga.

Itulah kejadian misterius maling tak kasat mata di Surabaya, Jawa Timur yang terkenal dengan istilah Tetamoe Malem pada tahun 1926. Ternyata mitos-mitos tentang maling gaib (tuyul) sudah ada sejak dulu. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

AC Mobil Hanya Keluar Angin Membuat Kabin Tidak Nyaman

AC Mobil Hanya Keluar Angin Membuat Kabin Tidak Nyaman

Perawatan mobil yang rutin sangat penting guna meminimalisir resiko kerusakan pada komponennya. Salah satu komponen pada mobil yang sering mengalami kerusakan adalah air conditioner...
Sejarah Karnaval Indonesia dari Zaman Dahulu hingga Modern

Sejarah Karnaval Indonesia dari Zaman Dahulu hingga Modern

Sebelum menjadi semeriah seperti sekarang, karnaval di Indonesia telah melalui perjalanan panjang sejak zaman dahulu hingga mencapai bentuknya saat ini. Umumnya, pelaksanaan karnaval ini...
Lenovo ThinkPad X9 Aura Edition Gunakan Layar OLED

Lenovo ThinkPad X9 Aura Edition Gunakan Layar OLED

Lenovo kembali mengguncang dunia teknologi dengan merilis ThinkPad X9 Aura pada ajang CES 2025. Laptop ini membawa perubahan signifikan dalam desain dan fitur. Hal...
Lolly Kembali Ke Keluarga, Nikita; Cari Korban yang Lain

Lolly Kembali Ke Keluarga, Nikita: Cari Korban yang Lain

Kini Lolly kembali ke keluarga dan Nikita sudah merasa bahwa ia telah memenangkan perseteruan. Nikita Mirzani memang akhirnya sudah berhasil menjauhkan putri sulungnya dengan...
Budidaya Bonsai Sancang dengan Tepat, Bisa Jadi Ide Bisnis

Budidaya Bonsai Sancang dengan Tepat, Bisa Jadi Ide Bisnis

Budidaya bonsai sancang patut Anda pertimbangkan. Hal ini mengingat tanaman bonsai masih menjadi favorit banyak orang. Banyak yang tertarik membudidayakannya, baik sebagai hobi maupun...
Memahami Konsep Pelepasan dan Penerimaan Elektron

Memahami Konsep Pelepasan dan Penerimaan Elektron

Pelepasan dan penerimaan elektron merupakan bagian dari reaksi redoks yang melibatkan transfer elektron. Dalam hal ini, istilah redoks berasal dari dua konsep penting, yakni...