harapanrakyat.com,- Anak bernama Dizzah Setiadi (13) warga Dusun Cirahab, Desa Bendasari, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat tewas diduga tersambar petir pada Senin (20/3/2023) sekitar pukul 16.00 WIB.
Dizzah Setiadi merupakan anak pertama dari pasangan suami istri Lili Setiadi dan Siti Mariyam, korban masih duduk di kelas 6 sekolah dasar di SDN 1 Bendasari.
Ayah Dizzah Setiadi, Lili Setiadi mengatakan, anaknya saat itu akan mengecas handphone, tapi tiba-tiba ada suara petir, selepas itu anaknya pingsan. Dizzah lalu dibawa ke RSUD Ciamis untuk dilakukan perawatan lebih lanjut.
“Kondisinya itu tidak tidak ada luka bakar di bagian tubuhnya hanya luka pada bibirnya sedikit. Sempat dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan perawatan, namun setelah diperiksa dan diberi pertolongan pertama, anaknya sudah tidak bernyawa lagi,” katanya, Senin (21/3/2023).
Baca Juga: Diduga Upaya Penculikan Anak Terjadi di Ciamis, Menimpa Siswa Kelas 4 SD
Lili mengaku tidak tahu hasil pemeriksaan di rumah sakit, pasalnya saat itu pihaknya buru-buru membawa pulang anaknya dengan kondisi sudah meninggal dunia.
“Kalau kesimpulan karena tersambar petir itu bukan, tapi diduga kemungkinan karena kaget suara petir. Pasalnya kalau tersambar petir pasti ada luka bakar dan rumahnya juga pasti ada yang rusak. Akan tetapi kalau ini tidak ada, rumahnya juga biasa aja bahkan listrik juga tidak mati,” tuturnya.
Lili menjelaskan anaknya itu tidak mempunyai riwayat penyakit apapun, karena yang Ia lihat anaknya itu sehat seperti yang lainnya tidak ada keluhan sakit apapun. Bahkan, untuk makan juga biasa dan normal, namun untuk makan nasi itu jarang.
“Badannya juga sehat, normal seperti anak-anak pada umumnya dan tidak ada riwayat penyakit apapun,” ucapnya.
Anak di Sadananya Ciamis Tewas Bukan karena Sambaran Petir
Kepala Desa Bendasari, kecamatan Sadananya Ciamis, Jalil Kurdiana membenarkan, ada anak yang tewas. Tapi meninggalnya salah satu warga itu sebenarnya bukan tersambar petir. Pasalnya, kalau akibat petir yang paling utama sasarannya rumah dan ada luka bakar.
“Kurang tepat kalau korban meninggal dunia karena tersambar petir, kalau tersambar petir itu minimal di tubuh korban ada luka bakar. Posisi korban saat itu bukan di alam terbuka tapi di rumah, kalau tersambar petir otomatis rumah tersebut kondisinya harus rusak sedangkan ini tidak rusak sedikit pun,” bebernya.
Menurutnya, kemungkinan karena korban itu jarang mengkonsumsi nasi sehingga kekebalan tubuhnya itu lemah. Kemudian diduga korban kaget mendengar suara petir yang sasarannya itu pada jantung.
“Saya begitu datang ke lokasi rumah korban, saya memeriksa lingkungan sekitar rumah posisinya aman. Tidak ada bekas sambaran petir kemudian para tetangganya juga tidak ada,” tuturnya.
Jalil menyebut bahwa pusat sambaran petir itu memang ada di radius antara 50-100 meter dari lokasi rumah korban. Bahkan, di lokasi tersebut meteran listrik warga sampai rusak, dan ada beberapa rumah warga juga terdampak akibat sambaran petir itu.
“Ada rumah yang terdampak, bahkan pada malam harinya itu yang tidak menikmati aliran listrik itu mungkin lebih dari 10 rumah. Termasuk di daerah dekat kantor desa juga ada yang mati lampunya, tapi bukan rumah korban. Kalau rumah korban itu baik-baik saja,” ucapnya.
Jalil menambahkan, korban sempat dibawa ke RSUD Ciamis untuk dilakukan pertolongan, akan tetapi nyawa korban tidak tertolong lagi.
“Korban masih di bawah usia, mudah-mudahan saja korban menjadi ahli surga,” pungkasnya. (Feri/R7/HR-Online/Editor-Ndu)