Rabu, Mei 14, 2025
BerandaBerita TerbaruSejarah Perumusan Naskah Proklamasi, Diketik ketika Sahur dan Dibacakan saat Puasa

Sejarah Perumusan Naskah Proklamasi, Diketik ketika Sahur dan Dibacakan saat Puasa

Sejarah perumusan naskah proklamasi merupakan bagian perjalanan Indonesia yang harus diketahui.

Perumusan naskah ini menjadi penting karena peristiwa inilah yang mengawali tonggak perjalanan Indonesia sebagai sebuah bangsa yang merdeka.

Namun, tidak banyak yang mengetahui bahwa peristiwa bersejarah ini terjadi ketika bulan Ramadhan.

Bahkan naskah teks proklamasi diketik dan dibahas ketika para tokoh bangsa sedang sahur untuk puasa pada pagi harinya.

Sejarah Perumusan Naskah Proklamasi dan Penculikan Sukarno Hatta ke Rengasdengklok

Peristiwa perumusan naskah proklamasi di Indonesia pertama kali diawali dengan adanya penculikan terhadap Ir. Sukarno dan Moh. Hatta.

Menurut St Sularto, Dorothea Rini Yunarti dalam, “Konflik di balik proklamasi: BPUPKI, PPKI, dan kemerdekaan” (2010), peristiwa ini kelak dikenal juga dengan “Peristiwa Rengasdengklok”.

Dinamakan seperti itu karena para pemuda yang menjadi tokoh dibalik penculikan membawa Ir. Sukarno dan Moh. Hatta ke Rengasdengklok.

Peristiwa ini terjadi karena adanya perbedaan pandangan antara golongan muda dan golongan tua.

Perbedaan pandangan ini terjadi karena golongan muda ingin agar para tokoh Republik segera memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia tanpa menunggu arahan dari Jepang.

Baca Juga: Kisah di Balik Pembebasan Irian Barat 1963, Ada Kekecewaan RPKAD

Penculikan Ir. Sukarno dan Moh. Hatta dilakukan tepat pada dini hari tanggal 8 Ramadhan atau 16 Agustus.

Pukul 04.00 dinihari setelah sahur Ir. Sukarno dan Moh. Hatta dijemput oleh Sodancho Singgih dan tentara PETA menuju Rengadenglok.

Salah satu tokoh yang terlibat dalam peristiwa penculikan ini adalah Wikana, tokoh yang berasal dari golongan muda.

Melalui Wikana pula lah Ahmad Soebarjo, tokoh dari golongan tua mengetahui keberadaan Ir. Sukarno dan Moh. Hatta.

Setelah mengetahui pasti keberadaan Ir. Sukarno dan Moh. Hatta, Ahmad Soebarjo bergeser menuju Rengasdengklok.

Perundingan antara Ahmad Soebarjo dengan golongan muda sebenarnya cukup alot, bahkan Ahmad Soebarjo sempat berkata, “Kalau Proklamasi tidak dilakukan, saya bersedia ditembak mati”.

 Perumusan Naskah Proklamasi ketika Sahur

Ahmad Soebardjo yang berhasil meyakinkan golongan muda berhasil membawa Ir. Sukarno dan Moh, Hatta kembali ke Jakarta.

Tepat pada pukul 10 malam mereka pun tiba di kediaman Laksamana Tadashi Maeda, seorang perwira Jepang yang memiliki keberpihakan terhadap para pejuang republik.

Melalui peran dari Wikana lah rumah Laksamana Maeda menjadi tempat perumusan naskah proklamai hingga pembacaannya.

Menurut Ahmad Soebardjo, pukul 03.00 pagi waktu sahur Ramadhan, Bung Hatta mendikte teks proklamasi. Sementara Bung Karno menulisnya. Kalimat pertama teks proklamasi berasal dari Preambule atau Piagam Djakarta, 22 Juni 1945.

Baca Juga: Sejarah Nasakom, Ideologi Universal Bung Karno yang Tak Tergapai

Pernyataan tersebut terdapat dalam buku Ahmad Masur Suryanegara yang berjudul “Api Sejarah Jilid II” (2017).

Selepas dikte dari Moh. Hatta kepada Ir. Sukarno, naskah tersebut diketik ulang oleh Sayuti Melik.

Di sela-sela pengetikan naskah proklamasi oleh Sayuti Melik setelah dirumuskan para tokoh yang terlibat dalam perumusan naskah melaksanakan sahur untuk puasa pagi harinya.

Beberapa menu yang disantap waktu itu adalah nasi goreng, sarden, dan telur. Menu sahur ini disiapkan langsung oleh asisten rumah tangga Laksamana Maeda yang bernama Satsuki Mishina.

Sembari menyantap hidangan menu sahur ini para tokoh kebangsaan merundingkan dimana akan melaksanakan pembacaan naskah proklamasi.

Golongan muda mengusulkan agar naskah proklamasi dibacakan di Lapangan Ikada. Namun, mengingat kondisi yang waktu belum kondusif dan menghindari konflik antara rakyat Indonesia dan tentara Jepang.

Untuk itu diputuskanlah bahwa pembacaan teks proklamasi dibacakan di rumah Ir. Sukarno yang terletak di Jl. Pegangsaan Timur No. 56.

Selepas sahur dan membahas persiapan seputar proklamasi yang waktu disiapkan oleh Wikana, para tokoh perumus naskah proklamasi kembali ke rumah masing-masing untuk istirahat.

Baca Juga: Sejarah Penolakan Indonesia terhadap Israel, dari Kualifikasi Piala Dunia sampai Asian Games

Membacakan Naskah Proklamasi dalam Keadaan Berpuasa

Perancangan naskah proklamasi memang terbilang cukup singkat. Mengingat naskah itulah yang dijadikan landasan awal kehidupan Indonesia sebagai bangsa yang merdeka.

Semua hal yang berkaitan dengan persiapan proklamasi mulai dari pengamanan hingga keperluan selama pembacaan naskah proklamasi waktu itu diurus oleh Wikana.

Sutan Remy Sjahdeini dalam, “Sejarah Hukum Indonesia: Seri Sejarah Hukum” (2021), pembacaan naskah proklamasi dilakukan tepat pada pukul 10.00 WIB dengan peralatan seadanya. Bahkan tiang bendera yang digunakan waktu itu menggunakan tiang bambu.

Pembacaan naskah proklamasi ini dilakukan ketika Ir. Sukarno dalam keadaan berpuasa. Selain itu, waktu itu juga ia didiagnosa menderita malaria.

Pembacaan naskah proklamasi dilakukan dengan khidmat. Para pemuda yang hadir berbaris sambil menyaksikan pembacaan naskah proklamasi dan pengibaran bendera merah putih. Tak lupa pula pengibaran bendera diiringi dengan lagu Indonesia Raya.

Momentum pembacaan naskah proklamasi ini merupakan hal yang istimewa bagi rakyat Indonesia waktu itu. Bukan hanya karena ini mengawali perjalanan Bangsa Indonesia, melainkan juga karena terjadi bertepatan dengan Bulan Suci Ramadhan.

Sebagian orang meyakini bahwa pembacaan naskah proklamasi ini adalah salah satu bentuk rahmat Tuhan yang Maha Esa terhadap Bangsa Indonesia. (Azi/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Perjalanan Panjang Persib Bandung

Sempat di Peringkat 8, Berikut Perjalanan Panjang Persib Bandung hingga Juara Back to Back Liga 1 2024-2025

Perjalanan panjang Persib Bandung sebelum akhirnya berhasil menyegel gelar juara back to back tentunya melelahkan. Bahkan Tim Maung Bandung ini sempat terdampar di peringkat...
Sejarah Tari Topeng Cirebon, Jejak Budaya dari Masa ke Masa

Sejarah Tari Topeng Cirebon, Jejak Budaya dari Masa ke Masa

Sejarah Tari Topeng Cirebon sangat menarik untuk kita ulas lebih dalam. Tari Topeng adalah salah satu kekayaan budaya khas Indonesia yang berasal dari Cirebon,...
PAN Jawa Tengah

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono Resmi Pimpin PAN Jawa Tengah

harapanrakyat.com,- Partai Amanat Nasional (PAN) Jawa Tengah resmi dipimpin Sakti Wahyu Trenggono usai terpilih secara aklamasi dalam Muswil PAN di Solo. PAN menargetkan kebangkitan...
Panduan Lengkap untuk Membuka Brankas Pribadi di Oppo

Panduan Lengkap untuk Membuka Brankas Pribadi di Oppo

Oppo merupakan salah satu brand besar yang sudah merajai pasar smartphone di Indonesia. Nama dan popularitasnya tidak perlu diragukan lagi, terlebih dengan keberadaan berbagai...
Aksi Protes Jalan Rusak

Aksi Protes Jalan Rusak Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Neglasari Kota Banjar Tanam Pohon Pisang dan Pepaya

harapanrakyat.com,- Warga Dusun Cipariuk, Desa Neglasari, Kecamatan Banjar, Kota Banjar, Jawa Barat, melakukan aksi protes jalan rusak yang tak kunjung diperbaiki. Mereka melakukan protes...
Lenovo Legion 5i 15IRX9, Performa Gaming Tangguh dengan Harga Terjangkau

Lenovo Legion 5i 15IRX9, Performa Gaming Tangguh dengan Harga Terjangkau

Pasar laptop gaming terus mengalami pertumbuhan pesat, menghadirkan banyak pilihan bagi pengguna dengan kebutuhan berbeda. Dalam lanskap yang kian kompetitif ini, Lenovo Legion 5i...