Penolakan Indonesia terhadap Israel ternyata tak hanya mengemuka akhir-akhir ini, dalam catatan sejarah hal serupa pernah terjadi pada tahun 1958.
Hal ini juga yang menjadi alasan penolakan sejumlah tokoh terhadap kehadiran Israel dalam ajang Piala Dunia U-20 di Indonesia.
Meskipun Indonesia waktu itu berpeluang lolos dalam ajang Piala Dunia tahun 1958, namun atas dasar solidaritas Indonesia dalam mendukung Kemerdekaan Palestina, Bung Karno menolak melawan Israel.
Baca Juga: Sejarah Nasakom, Ideologi Universal Bung Karno yang Tak Tergapai
Penolakan ini menjadi salah satu komitmen Indonesia sebagai salah satu bangsa yang mendapatkan pengakuan diplomasi dari Palestina.
Bahkan aksi penolakan ini pun terjadi ketika Asian Games tahun 1962. Waktu itu Indonesia menolak untuk mengundang Israel.
Tulisan ini akan mengulas tentang, Sejarah penolakan Indonesia terhadap Israel, dari kualifikasi Piala Dunia sampai Asian Games
Sejarah Penolakan Indonesia terhadap Israel, Pengakuan Kedaulatan Palestina untuk Indonesia
Menurut Yudi Latif dalam “Negara paripurna: historisitas, rasionalitas, dan aktualitas Pancasila”, (2011), catatan awal pengakuan kedaulatan Palestina terhadap Indonesia sebenarnya dapat dilacak bahkan sebelum Indonesia merdeka.
Mufti Besar Palestina Amin Al-Husaiani memberikan dukungan terhadap kemerdekaan Indonesia pada 6 September 1944.
Pengumuman disiarkan langsung oleh Radio Berlin berbahasa Arab selama dua hari berturut-turut.
Tidak hanya melalui radio, berita pengakuan kedaulatan tersebut tercantum dalam harian “Al-Ahram”.
Siaran dilakukan setelah adanya janji yang diberikan Pemerintah Jepang tentang Kemerdekaan Indonesia.
Meskipun dianggap sebagai bentuk pengakuan kedaulatan, namun secara hukum itu tidak bisa dianggap pengakuan kedaulatan secara de jure.
Bentuk pengakuan ini hanya bersifat sebagai dukungan terhadap Indonesia yang akan segera merdeka. Selain itu, Indonesia yang belum memenuhi kedaulatan secara de facto menjadi alasan lainnya.
Dukungan Palestina terhadap Indonesia ini amat berarti, bahkan Palestina menjadi salah satu negara yang mengajak negara-negara Arab lainnya untuk mendukung kedaulatan Indonesia.
Baca Juga: Pemberantasan Buta Huruf 1962 dan Kisah Sukarno Sindir Wartawan Asing
Beberapa hal inilah yang menyebabkan hubungan antar Indonesia dan Palestina bukan hanya sekedar hubungan diplomatik.
Kedekatan secara keagamaan menjadi salah satu faktor dukungan dari Palestina terhadap Indonesia yang mayoritas muslim.
Sebagai bangsa yang mendapatkan dukungan yang tidak sedikit dari Palestina, Sukarno menyadari bahwa perjuangan kedaulatan Palestina merupakan salah satu kewajiban Bangsa Indonesia.
Sukarno menyuarakan dukungan terhadap kedaulatan Palestina melalui berbagai hal, salah satunya adalah ketika kualifikasi Piala Dunia tahun 1958.
Mundur dari Kualifikasi Piala Dunia tahun 1958
Mengutip dari sebuah buku berjudul, “Indonesia Poenja Tjerita” (2016), mundurnya Indonesia dalam ajang Piala Dunia tahun 1958 merupakan sebuah keputusan besar yang diambil Indonesia.
Pasalnya waktu itu Indonesia unggul setelah melawan China dan memiliki kesempatan untuk lolos kualifikasi Piala Dunia.
Untuk lolos menjadi salah satu negara yang ikut serta dalam Piala Dunia tahun 1958 di Swedia, Indonesia harus melawan Israel.
Tentu saja ini menjadi dilema tersendiri, apalagi ini merupakan kesempatan Indonesia lolos dalam ajang Piala Dunia untuk pertama kalinya semenjak merdeka.
Namun, komitmen Indonesia untuk membela kedaulatan Palestina membuat Indonesia harus gugur dalam ajang tersebut.
Presiden Sukarno menilai bahwa ketika Indonesia bertanding melawan Israel sama saja dengan mengakui Israel.
Oleh karena itu, Presiden Sukarno memberikan perintah agar Timnas Indonesia batal bertanding melawan Israel dalam kualifikasi Piala Dunia tahun 1958.
Di satu sisi tentu saja keputusan ini cukup mengecewakan, terutama bagi timnas Indonesia. namun, keputusan yang diambil Presiden Sukarno waktu itu memberikan gambaran keberpihakan Indonesia secara politik yang anti penjajahan.
Baca Juga: Kisah Sukarno Pilih Jalan Oposisi dengan Pemerintah Kolonial Belanda
Menolak Israel Saat Asian Games
Meskipun banyak yang menilai solidaritas dari Sukarno ini berlebihan, tidak bisa kita pungkiri bahwa hal ini menandakan keseriusan Indonesia dalam memberantas penjajahan di dunia.
Sejarah kembali terulang, penolakan Indonesia terhadap Israel juga terjadi ketika Asia Games tahun 1962.
Pada waktu itu Indonesia terpilih menjadi tuan rumah dalam ajang Asia Games IV di Jakarta. Namun Indonesia menolak untuk memberikan visa kepada pemain Israel.
Alhasil Komite Olimpiade Internasional (IOC) menskors keanggotaan Indonesia dalam Asian Games.
Pernyataan tersebut terdapat dalam sebuah majalah terbitan Departemen Penerangan, yang berjudul “Mimbar Penerangan” (1967).
Meskipun mendapat penentangan dari banyak pihak, komitmen Indonesia dalam menentang penjajahan ini patut mendapat acungan jempol.
Alasan Presiden Sukarno ini ternyata mendapatkan dukungan pula dari Moh. Hatta. Perasaan sebagai bangsa yang terjajah membekas dalam benak kedua tokoh ini.
Oleh karena itu, aksi penolakan terhadap Israel pada hari ini dapat terjelaskan melalui serangkaian peristiwa yang terjadi.
Meskipun keputusan hari ini mendapatkan banyak pertentangan di dalam negeri sendiri, konflik ini memang tidak bisa terpisahkan dengan kejadian di masa lampau. (Azi/R7/HR-Online/Editor-Ndu)