Minggu, Maret 30, 2025
BerandaBerita TerbaruSejarah Jembatan Panus, Jalur Utama Jakarta-Bogor Tahun 1917

Sejarah Jembatan Panus, Jalur Utama Jakarta-Bogor Tahun 1917

Sejarah jembatan Panus menarik perhatian banyak orang, tak terkecuali dengan warga Depok, Jawa Barat. Hal ini karena fungsi jembatan tersebut penting bagi aktivitas para leluhur di zaman kolonial untuk bepergian dari Jakarta (Batavia) ke Buitenzorg (Bogor).

Menurut beberapa catatan sejarah, jembatan Panus merupakan jalur utama penghubung dua kota di atas. Bagi orang-orang Batavia yang hendak pergi ke Buitenzorg harus melalui jembatan Panus, tidak ada lagi jalan lain kecuali jalur penghubung buatan kolonial tersebut.

Hingga saat ini jembatan Panus yang terletak di jantung kota Depok masih eksis menjadi salah satu bangunan peninggalan zaman Belanda. Pemerintah daerah merawat artifact tersebut dengan baik, tidak lain untuk menjaga memori kolektif mengenang zaman yang telah berubah.

Baca Juga: Sejarah Gedung Jasindo Kota Tua, Warisan Kolonial Belanda

Pada hakikatnya jembatan Panus telah menjadi saksi bisu proyek pembangunan kolonial yang memakan dana cukup besar. Sebab jembatan Panus memiliki peran penting untuk menjadi jalur utama administratur rempah kolonial dari Batavia ke Bogor.

Sejarah Jembatan Panus: Dibangun Arsitek Belanda Andre Laurens

Menurut Praswasti dalam buku berjudul, “Digitalisasi Depok Lama: Sejarah, Peristiwa, dan Tinggalan Materinya” (2019), arsitektur jembatan Panus adalah seorang ahli bangunan Belanda bernama Andre Laurens pada tahun 1917.

Konon pemerintah kolonial memerintahkan Laurens untuk membuat jembatan guna menghubungkan kota Jakarta-Bogor dengan kualitas yang terbaik. Maka dari itu pembiayaan pembangunan jembatan ini cukup mahal.

Pemerintah kolonial tak mempersoalkan biaya mahal tersebut. Bagi mereka yang penting jembatan kuat, bisa terpakai sampai puluhan tahun kedepan. Karena mengingat perannya yang penting: jalur utama Batavia-Buitenzorg mengangkut distribusi rempah dari wilayah Priangan.

Menurut ilmu toponimi, penamaan jembatan ini menjadi jembatan Panus disebabkan oleh adanya orang Belanda yang tinggal di sana bernama Stevanus Leander. Orang-orang Depok saat itu –dari kalangan suku Sunda menyebutnya dengan nama Panus –diambil dari Ste-vanus: (Pa)nus.

Saat ini nama jembatan Panus masih eksis di kalangan orang Depok. Bahkan untuk melestarikan nilai historis, masyarakat Depok memanfaatkan aliran sungai Ciliwung di bawah jembatan Panus jadi tempat berbagai kegiatan. Dari mulai bermain wahana air, liburan bersejarah, dan tempat uji nyali.

Jembatan Panus Terkenal Angker

Bangunan Belanda yang seram dan menimbulkan kesan mistis mendorong kepercayaan kolektif akan sarang makhluk halus. Spiritualis itu muncul dalam pandangan orang Depok saat menceritakan jembatan Panus.

Jembatan yang dibangun pada pertengahan abad ke-20 ini dianggap angker oleh masyarakat sekitar. Banyak orang Depok percaya bahwa di jembatan Panus sering ditemukan sosok misterius wanita dan pendekar tua.

Baca Juga: Sejarah Museum Fatahillah, Eks Balai Kota Batavia

Sosok makhluk halus itu sering berbuat jahil pada pengendara yang melintasi jembatan Panus. Adapun para supir angkot yang jadi langganan kejahilan makhluk halus di tempat tersebut. Mereka sering diberhentikan oleh sosok perempuan misterius yang tiba-tiba menghilang di tengah jalan.

Kesan mistis yang lain dari jembatan Panus ini juga terlihat dari adanya beberapa persembahan sesaji yang entah datang dari mana. Kemungkinan besar dari seseorang yang kerap mempraktikan ajaran-ajaran ilmu hitam.

Konon praktik ini masih sering terjadi di jembatan Panus karena ada legenda sosok pendekar yang hilang ketika bertapa di bawah bangunan tua tersebut.

Hal inilah yang membuat orang-orang membuat sesaji dan menaruhnya di bawah jembatan Panus.

Tak jarang untuk menghindari sial dan cegatan makhluk halus kala melintas jembatan Panus, para pengendara sering melempar uang koin dan rokok. Menurut kepercayaan sekitar ini bisa meminimalisir gangguan makhluk tak kasat mata penghuni jembatan tua.

Jembatan Panus jadi Detektor Adanya Banjir Kiriman

Selain menjadi tempat bersejarah, jembatan Panus juga memiliki fungsi lain yang lebih realistis dan bermanfaat bagi kepentingan masyarakat.

Hal ini karena kaki tiang jembatan Panus menjadi alat ukur ketinggian air sungai Ciliwung untuk mendeteksi bakal terjadinya banjir kiriman dari Bogor ke Jakarta.

Baca Juga: Razia PSK di Batavia Tahun 1936, Menteng Jadi Pusatnya

Masyarakat memberikan ukuran dengan batasan tinggi kaki jembatan Panus. Apabila air sungai Ciliwung melebihi batas yang ketetapan maksimal, maka besar kemungkinan Jakarta akan mendapat banjir kiriman.

Detektor banjir kiriman dari Bogor menuju Jakarta hanya bisa terlihat di jembatan Panus. Artinya jika air melebihi batas maksimal maka masyarakat Jakarta bisa bersiap-siap menghadapi banjir: mengungsikan barang-barang penting sebelum air meluap.

Namun jika air Ciliwung sedang normal, aliran sungai di bawah jembatan Panus akan terlihat jernih dan menyegarkan. Warga sekitar juga memanfaatkannya untuk mencuci pakaian, memancing ikan, dan jadi tempat berenang anak-anak.

Jembatan Panus kaya akan cerita. Selain membuat setiap orang yang melihatnya penasaran dengan sejarahnya, jembatan tersebut juga memberikan banyak manfaat bagi warga sekitar –terlepas dari kesan mistis dan horor. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)  

H-1 Idulfitri 1446

H-1 Idulfitri 1446 H, Arus Mudik di Kota Banjar Terpantau Ramai Lancar

harapanrakyat.com,- Arus mudik di Kota Banjar, Jawa Barat, terpantau ramai lancar, tidak terjadi kepadatan yang berarti hingga H-1 Idulfitri 1446 H, Minggu (30/3/2025). Pantauan harapanrakyat.com...
Warga Kota Banjar Berburu Daging Sapi

H-1 Lebaran Warga Kota Banjar Berburu Daging Sapi, Harga Naik Jadi Rp150 Ribu

harapanrakyat.com,- Memasuki H-1 lebaran Idul Fitri 1446 H warga Kota Banjar, Jawa Barat, tumpah ruah hingga antri berdesakan di pasar untuk berburu daging sapi...
Arus Mudik di Ciamis

H-1 Lebaran Arus Mudik di Ciamis Lancar, Dishub Imbau Tetap Waspada 

harapanrakyat.com,- Menjelang Idul Fitri 1446 H yang tinggal satu hari lagi (H-1), arus mudik di Jalan Raya Nasional Ciamis, Jawa Barat terpantau lancar, Minggu...
Majelis MDKI Garut lebaran hari ini

Majelis MDKI Garut Gelar Salat Idul Fitri Hari Ini

harapanrakyat.com,- Ratusan warga Garut, Jawa Barat yang tergabung dalam Majelis Dakwah Kota Intan (MDKI) menggelar salat Idul Fitri 2025, lebih awal dari penetapan Pemerintah....
Kebahagiaan anak yatim piatu

Bupati Ciamis Tebar Kebahagiaan untuk Anak Yatim dan Piatu Jelang Lebaran

harapanrakyat.com,- Tak terasa Bulan Ramadan 1446H sudah hampir berakhir, namun berbuat baik jangan pernah berakhir. Seperti yang dilakukan Bupati Ciamis Herdiat Sunarya, jelang lebaran...
Pelindung Kaca Spion Saat Hujan Water Repellent, Cara Pemasangannya

Pelindung Kaca Spion Saat Hujan Water Repellent, Cara Pemasangannya

Pelindung kaca spion saat hujan akan sangat dibutuhkan. Saat hujan, maka kaca spion mobil bisa mengembun. Akhirnya, pengendara tidak bisa melihat kondisi mobil atau...