Proses pembuatan connecting rot terdiri atas beberapa tahap. Berikut kita bahas proses pembuatan dari komponen bernama connecting rot ini. Namun sebelumnya, tentu Anda harus mengenal apa komponen mobil satu ini terlebih dahulu.
Connecting rot atau batang torak merupakan salah satu komponen utama dari mesin. Fungsinya cukup beragam, misalnya yaitu untuk menghubungkan piston dengan poros engkol. Tujuannya agar tekanan pada piston bisa berlanjut dan berubah menjadi gerakan putar pada poros engkol.
Fungsi lainnya yaitu untuk mendukung piston agar bisa bergerak naik turun dari TMA ke TMB. Kemudian juga berperan memindahkan gaya piston ke poros engkol sekaligus membangkitkan momen putarnya. Fungsi tersebut tentunya menunjukkan jika connecting rot memang sangat penting.
Baca Juga: Fungsi Blok Silinder Mobil yang Penting untuk Anda Ketahui
Proses Pembuatan Connecting Rot yang Perlu Anda Ketahui
Connecting rot juga terdiri atas beberapa komponen yang penting seperti small end, rot bushing. Kemudian beam, rot bolt, rot nut, rot bearing insert, big end, dan rot cap. Setiap komponen tersebut tentunya juga memiliki beberapa fungsi yang berbeda-beda.
Cara kerja connecting rot pada mesin sebenarnya juga cukup sederhana. Saat pembakaran terjadi maka akan timbul ledakan yang mendorong piston dari TMA ke TMB. Karena terhubung dengan connecting rot maka tekanan pada piston bisa memutar poros engkol.
Putaran tersebutlah yang kemudian dimanfaatkan oleh mesin sebagai penggerak. Pembuatan connecting rot juga tidak boleh sembarangan. Namun pembuatan komponen ini harus sesuai dengan model mesin dan kebutuhannya sendiri.
Apakah mesin membutuhkan torsi atau kecepatan yang besar. Karena itu proses pembuatan connecting rot tidak boleh sembarangan. Selain itu connecting rot juga tidak boleh membebani mesin dan harus mampu menahan tekanan yang tinggi.
Jika Anda penasaran bagaimana cara pembuatannya, berikut adalah pembahasannya:
Persiapkan Bahan
Sebelum memulai pembuatan connecting rot langkah pertama yaitu penyiapan bahannya. Connecting rot sendiri berasal dari batangan alloy steel sepanjang 2 m. Alasan menggunakan alloy steel yaitu karena bahannya lebih kuat dan mudah dalam pemotongannya.
Selain itu, alloy steel juga lebih tahan karat sehingga pastinya lebih bagus. Batangan alloy steel ini kemudian melalui proses pemotongan hingga menjadi batangan-batangan kecil. Selain itu nantinya alloy steel harus melalui proses penempaan dengan alat drop hammer.
Baca Juga: Sistem Karburator Mobil, Ini Komponen dan Fungsinya
Fullering
Proses pembuatan pertama yaitu pemanasan bahan dan penekan serta cetakannya. Temperatur pemanasan ketiganya sama yaitu sekitar suhu 1100 hingga 1250 derajat Celcius. Panaskan selama beberapa saat hingga bahan alloy steel juga ikut memanas.
Kemudian jika sudah maka selanjutnya keluarkan bahan dari pemanas dan letakkan di atas cetakan. Proses pembuatan connecting rot selanjutnya tekan dengan penekan sebesar 2000 ton. Tekan hingga bahan alloy steel tersebut membentuk bentuk dasar dari connecting rot.
Edging
Cara selanjutnya yaitu proses edging. Material sebelumnya terlokalisir pada suatu area sehingga membentuk pola kasar connecting rot.
Blocking
Pada proses ini akan membentuk pola kasar bahan dari proses edging menjadi connecting rot.
Trimming
Berikutnya yaitu proses pembuangan flash menggunakan mesin milling. Mesin akan mengurangi beberapa mm pada setiap sisi connecting rot. Tujuannya yaitu untuk mengurangi berat keseluruhan dari hasil akhir connecting rot sendiri.
Sehingga setelah jadi maka connecting rot tidak memiliki bobot tang terlalu berat. Dalam proses timing ini juga mengurangi beberapa logam pada awal proses pembuatan. Tujuannya untuk membuat bentuknya terlihat semakin mirip dengan bentuk akhirnya.
Baca Juga: Exhaust Manifold Bocor, Ini Penyebab dan Ciri yang Umum
Proses Pembuatan Connecting Rot Tahap Finishing
Cara terakhir dalam pembuatan connecting rot yaitu finishing. Proses ini bertujuan memperhalus dan juga merapikan bentuk connecting rot agar lebih presisi. Kemudian mesin juga akan menuliskan nama model serta informasi dari produk ini.
Dalam proses ini juga terdapat langkah memperhalus sudut-sudut tajam yang tercipta. Kemudian juga menghaluskan lubang pada connecting rot agar bentuknya juga lebih presisi. Jika sudah selesai maka connecting rot akan dibersihkan dari kotoran yang tertinggal.
Baik itu dari oli maupun pelumas yang tersisa dari proses pembuatannya. Setelah bersih dan kering maka connecting rot sudah jadi.
Demikianlah pembahasan mengenai proses pembuatan connecting rot. Proses pembuatannya juga cukup panjang bukan? (R10/HR-Online)