Jumat, April 18, 2025
BerandaBerita TerbaruPangeran Notokusumo: Raja Pakualam I Pemberantas Gerombolan Kecu

Pangeran Notokusumo: Raja Pakualam I Pemberantas Gerombolan Kecu

Pangeran Notokusumo merupakan putra pangeran Mangkubumi –Sri Sultan Hamengkubuwono I yang terkenal hebat dalam politik, militer, dan kesenian.

Anak kedua Hamengkubuwono I ini lahir di Kedu pada tahun 1760 dari rahim seorang ibu yang merupakan keturunan Bupati Kedu, Kyai Tumenggung Notoyudo.

Sejak kecil Pangeran yang satu ini memang dekat dengan sang ayah. Sri Sultan Hamengkubuwono I juga menyayangi sekali anak keduanya itu. Namun putra Mahkota jatuh pada anak pertamanya yaitu, Raden Mas Sundoro.

Baca Juga: Sejarah Mataram, Kerajaan Agraris Pemasok Padi Terbesar di Nusantara

Pangeran Notokusumo besar di lingkungan Keraton. Ia terbiasa hidup sederhana meskipun bergelimang kemudahan. Hal ini merupakan salah satu teladan keluarga Hamengkubuwono I, ia mengajar seluruh anaknya harus bersikap rendah hati meskipun berasal dari keturunan orang nomor satu di kerajaan Mataram.

Sri Sultan Hamengkubuwono I diam-diam telah mempersiapkan regenerasi penerusnya. Pangeran Notokusumo menjadi pendamping putra mahkota, Raden Mas Sundoro. Kedudukannya sebagai pendamping setara dengan wakil pemimpin (raja) saat ini.

Pangeran Notokusumo Menjadi Raja Pakualam I

Menurut Harto Juwono dalam Jurnal Mozaik: Kajian Ilmu Sejarah UNY, Vol. 13, No. (2) 2022 berjudul, “Perjuangan Pangeran Notokusumo dan Ir. Sukarno: Kajian Komparatif Historis”, pada tanggal 29 Juni 1812 Pangeran Notokusumo diangkat menjadi Raja Pakualam I.

Sebagaimana posisinya kala itu –pendamping putra mahkota, Raden Mas Sundoro, kedudukannya sebagai Raja Pakualam I juga sama. Kerajaan tersebut bertahta sebagai wakil kasultanan Yogyakarta. Saat ini kedudukan Kasultanan dan Pakualam menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DIY.

Kendati dua kerajaan ini selalu tampil kompak dan bersinergi, konon pada saat perpindahan tahta dari Hamengkubuwono I ke Hamengkubuwono II sempat terjadi konflik internal.

Hal ini terjadi akibat politik adu domba kolonial Belanda. Mereka mengintervensi kenaikan tahta penerus Mataram. Belanda tidak sepakat apabila seluruh keluarga Mataram bersinergi, khawatir nanti mendominasi pemerintahannya.

Baca Juga: Sejarah Gudeg, Kuliner Tradisional Jogja dari Zaman Kerajaan Mataram

Maka dari itu perpecahan yang menyebabkan pisahnya Pangeran Notokusumo dan Raden Mas Sundoro jadi kebahagiaan tersendiri bagi pemerintah kolonial.

Meskipun begitu dua saudara keturunan Hamengkubuwono I ini tetap bersatu dan mencerminkan hati yang lapang dalam memerintah negerinya masing-masing.

Semasa pemerintahannya sebagai Raja Pakualam I, ia berhasil mengamankan Keraton –Hamengkubuwono II (Raden Mas Sundoro) dari ancaman gerombolan Kecu.

Kecu merupakan istilah untuk menyebut perampok atau bandit yang menyasar masyarakat kaya seperti keturunan bangsawan dan priyayi keraton. Konon sebagian pendapat mengatakan Kecu adalah penjahat kiriman dari musuh kerajaan.

Pangeran Notokusumo terkenal sebagai sosok yang ditakuti kelompok Kecu. Selain berperawakan gagah dan berani, tetapi juga karena ilmu Pakualam I ini tak sembarang orang bisa mengalahkannya.

Pakualam I Ksatria Pemberantas Gerombolan Kecu

Melalui strategi persiapan militer kerajaan, Pakualam I memerintahkan pasukannya untuk memberantas gerombolan Kecu sampai ke akar rumput.

Pakualam I tidak mentoleransi segala bentuk kejahatan yang merongrong kedaulatan Raja (Hamengkubuwono II). Kendati pernah berkonflik dengan sang kakak, Pangeran Notokusumo tetap berkewajiban melindungi tahta Agung penerus Mataram.

Saking berani dan memiliki jiwa ksatria yang tinggi, kadang Pakualam I sendiri ikut bersama pasukan berpatroli memburu gerombolan Kecu. Pangeran Notokusumo bahkan pernah menyerang Kecu sampai tertangkap dan meminta ampun atas apa yang telah diperbuatnya.

Selain karena dipercaya punya ilmu sakti dan menguasai strategi kemiliteran yang kuat, kekalahan Kecu di Yogyakarta juga terjadi akibat kalah jumlah massa. Gerombolan Kecu kalah pengikut. Kekalahan Kecu membuat nama Pangeran Notokusumo jadi bersinar.

Baca Juga: Sejarah Ndoro Bakulan, Raja Pedagang di Jawa Tengah Abad 17

Perhatian HB I pada Pangeran Notokusumo Menimbulkan Perpecahan

Karena namanya bersinar sebagai pengendali kriminal di lingkungan kerajaan, Hamengkubuwono I, sang ayah memperhatikan anak keduanya sehingga menimbulkan cemburu dari putra mahkota, Raden Mas Sundoro.

Selain karena diperhatikan oleh sang ayah, satu hal yang membuat Raden Mas Sundoro khawatir nama Pangeran Notokusumo menggantikan kedudukannya jadi putera mahkota karena saat itu ia menerima apresiasi dari elit Kasunanan Surakarta.

Para bangsawan Kasunanan Surakarta itu mengaku bangga pada Pangeran Notokusumo, sebab keberhasilannya mengalahkan gerombolan Kecu membuat keadaan politik di Kasunanan Surakarta semakin stabil dan terjaga.

Apresiasi ini terdengar oleh sang ayah, Hamengkubuwono I pun semakin bangga pada Pangeran Notokusumo. Dari sinilah percikan api Raden Mas Sundoro mulai terang dan membara. Apalagi ketika itu pemerintah kolonial masuk dan mencampuri konflik tersebut.

Namun konflik pun tak berkepanjangan. Sebab Pangeran Notokusumo memiliki karakter yang rendah hati. Sebagaimana orang pintar dan berprestasi, sifat-sifat legowo merupakan bagian dari ciri khasnya.

Kepintaran Pangeran Notokusumo tercermin dari profesinya yang selain jadi pemimpin Pura Pakualam I, namun ia juga merupakan ahli politik, militer, dan seni khususnya kesusasteraan Jawa. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Polres Ciamis Ungkap Identitas Jenazah Perempuan yang Ditemukan Tewas di Kosan 

Polres Ciamis Ungkap Identitas Jenazah Perempuan yang Ditemukan Tewas di Kosan 

harapanrakyat.com,- Identitas jenazah perempuan yang ditemukan di kamar kosan di Lingkungan Pabuaran, Kelurahan Ciamis, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis akhirnya terungkap. Hal itu setelah polisi melakukan...
Pegawai Minimarket di Garut Diduga Jadi Korban Hipnotis, Uang Puluhan Juta Raib

Pegawai Minimarket di Garut Diduga Jadi Korban Hipnotis, Uang Puluhan Juta Raib

harapanrakyat.com,- Seorang pegawai minimarket di Garut, Jawa Barat menjadi korban hipnotis pelaku kejahatan. Uang sebesar Rp 30 juta milik perusahaan yang niatnya untuk setor...
Pembangunan IKN Tahap II

Pembangunan IKN Tahap II Dimulai, Segini Pemerintah Gelontorkan APBN

harapanrakyat.com,- Pembangunan IKN tahap II untuk periode 2025-2029 resmi dimulai. Pemerintah menggelontorkan dana untuk pembangunan lanjutan Ibu Kota Nusantara ini sebesar Rp 48,8 triliun...
kepastian hukum dunia usaha

Apindo Harapkan Gubernur Jawa Barat Berikan Kepastian Hukum Dunia Usaha

harapanrakyat.com - Apindo mengharapkan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberikan kepastian hukum dunia usaha. Sebab, Apindo menyayangkan akan tidak konsistennya penerapan regulasi di Jawa...
pkl jalan banda

Ratusan Personel Gabungan Satpol PP Tertibkan PKL di Jalan Banda Bandung

harapanrakyat.com - Personel gabungan Satpol PP Kota Bandung dan Satpol PP Jawa Barat menertibkan sejumlah PKL di kawasan Jalan Banda, termasuk GOR Saparua. Baca Juga...
Wajah baru Melly Goeslaw

Wajah Baru Melly Goeslaw Disorot Netizen, Oplas atau Efek Operasi Bariatrik?

harapanrakyat.com,- Melly Goeslaw, penyanyi senior sekaligus anggota DPR RI, kembali menarik perhatian netizen. Kali ini, bukan karena karya musiknya, tapi karena perubahan drastis pada...