Selasa, Februari 11, 2025
BerandaBerita TerbaruKekejaman Tentara NICA di Banten, Melanggar Batas Kemanusiaan

Kekejaman Tentara NICA di Banten, Melanggar Batas Kemanusiaan

Pada tanggal 28 November 1945, NICA (Netherlands Indies Civil Administration) atau pemerintahan sipil Belanda menerjunkan beberapa tentaranya untuk membunuh tokoh revolusi di daerah Tanah Tinggi, Banten.

Konon peristiwa ini merupakan perintah langsung dari atasan NICA yang kala itu dijabat oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda (1942-1948) bernama Van Mook.

Ia memerintahkan tentara NICA menghabisi tokoh berpengaruh untuk mengendurkan semangat perjuangan rakyat di daerah Banten.

Akibatnya puluhan tokoh revolusi di Tanah Tinggi tewas secara mengenaskan. Jasad mereka terkulai lemas dengan bentuk yang sudah tak lagi wajar.

Tentara NICA menembaki bagian tubuh sasarannya di bagian kepala, muka, dan dada. Aksi ini kebanyakan mereka lakukan di depan khalayak ramai.

Baca Juga: Sejarah Perlawanan Umat Islam Ciamis terhadap Belanda, Menginspirasi Bandung Lautan Api

Van Mook menganggap aksi-aksi kekerasan yang dilakukan tentara NICA di depan publik bisa menjadi penanda kekalahan tokoh revolusi. Harapannya adalah tidak ada lagi gerakan massa yang massif dilakukan di Banten karena sesepuh mereka sudah tewas.

Tentara NICA di Banten tidak Berperikemanusiaan

Menurut surat kabar Kedaulatan Rakyat yang terbit pada 6 Desember 1945 bertajuk, “Keboeasan Moesoeh” membeberkan kelakuan keji tentara NICA terhadap para pejuang di Tanah Tinggi telah melanggar batas kemanusiaan.

Belanda tidak punya moral mereka lebih mementingkan kekerasan daripada perdamaian (diplomasi). Korban dari kalangan pejuang berjatuhan, di Tanah Tinggi sendiri kurang lebih ada belasan tokoh pejuang yang hilang nyawanya sia-sia akibat peluru tentara NICA.

Salah satunya seperti yang dialami oleh (alm) Soekirno. Ia merupakan saudara muda (sepupu) Jenderal Oerip Soemoharjo yang kala itu masih berpangkat Mayor.

Soekirno tewas bersama 2 anak laki-lakinya yang berumur 20 dan 17 tahun dengan cara mengenaskan.

Tentara NICA menembak mereka di hadapan istri dan anak perempuan yang baru berusia 9 tahun. Sebelum Soekirno tewas tentara NICA sempat menyiksa dan mengolok-ngoloknya dengan bahasa Belanda yang kasar.

Setelah mereka tewas serdadu NICA laknat itu mengambil harta keluarga Soekirno berupa uang dan sejumlah perhiasan.

Tak lama setelah peristiwa Soekirno berlalu, beberapa jam dari kejadian itu kembali terulang. Kali ini Rameni (bekas lurah Tanah Tinggi, Banten berusia 60 tahun) yang menjadi korban keganasan tentara NICA.

Pria sepuh setengah abad lewat ini diseret keluar dan dijatuhkan dalam got dan ditembaki dari atas dengan senapan canggih berjenis Tommygun.

Sedangkan anak lelakinya berusaha menolong –Moh. Han diikat di kursi dan memasukan laras pistol ke dalam mulutnya lalu ditembakan peluru sebanyak 2 kali. Hancur.

Lagi-lagi tentara NICA yang melakukan pembantaian ini berakhir dengan tertawa, mereka tak menunjukan sama sekali raut penyesalan.

Bahkan seperti tak puas dengan kelakuan kejam ini, mereka mengambil uang dan perhiasan milik keluarga Rameni, sama seperti yang telah dialami oleh istri Soekirno.

Baca Juga: Kekalahan Belanda Pasca PD II: Kabur ke Australia, Tumbalkan Serdadu Pribumi

Pemimpin NICA Membiarkan Peristiwa Pembantaian

Van Mook membiarkan tentara NICA melakukan pembantaian yang terjadi di sejumlah kampung Tanah Tinggi, Banten. Ia justru mendukung dan menyokong tentara NICA untuk menghabisi tokoh-tokoh Nasionalis di sana.

Tujuannya jelas, Van Mook ingin menghilangkan semangat juang kaum republiken akibat tokoh berpengaruhnya sudah tewas.

Bukannya menyerah dan kehilangan semangat juang seperti apa yang Van Mook harapkan, rakyat di Tanah Tinggi justru sedang menyusun strategi balas dendam pada tentara NICA.

Van Mook tak mengetahui ini, ia masih optimis pejuang republik perlahan-lahan akan mundur dan mengakui kekalahan.

Selain tetap optimis mengalahkan para pejuang-pejuang republik, Van Mook sama sekali tidak bergeming tatkala ada ancaman dunia luar akan apa yang telah tentara NICA perbuat di Indonesia.

Bahkan Van Mook menugaskan kembali tentara NICA membantai beberapa tokoh republik di Tanah Tinggi Banten yang masih hidup dan terus menyuarakan perlawanan.

Ia bernama Tarja, adapun kronologis pembunuhan pada Tarja menampilkan kenyataan Belanda adalah orang Kafir dan musuh Islam.

Saat pembunuhan berlangsung Tarja sedang menunaikan shalat, tentara NICA masuk ke dalam Langgar (Mushola) tanpa membuka alas kaki.

Mereka menyeret tubuh Tarja keluar dan mendudukkannya di kursi. Setelah itu salah satu pasukan NICA menembak dada Tarja hingga hancur.

Lebih keji lagi penembakan yang tentara NICA lakukan pada Tarja terjadi di depan istrinya yang sedang hamil tua. Akibat peristiwa ini sang istri trauma berat, hingga Belanda meninggalkan Indonesia istri Tarja terus mengutuk pelaku, keluarga, dan keturunan Belanda agar bernasib sama dengan dirinya.

Motif perbuatan NICA ini bertujuan untuk memperlihatkan kekuatan dan kekuasaan Hindia Belanda masih dominan daripada golongan Republik Indonesia.

Mereka bisa berbuat sewenang-wenang membunuh dan menembaki lawan yang kontra pada pemerintah Hindia Belanda.

Baca Juga: Reorganisasi Keamanan Tahun 1897: Mengganti Prajurit Jawa dengan Korps Kepolisian

Tewasnya Chalid Tabrani Menjadi Puncak Perlawanan Rakyat di Banten

Pada puncaknya rakyat Banten melawan tentara NICA akibat salah satu pejuang yang berasal dari kalangan Ulama menjadi korban. Ulama berpengaruh tersebut bernama Chalid Tabrani, ia terbunuh dengan kejam oleh tentara NICA.

Umat Islam yang ada di Banten marah, apalagi setelah mereka mendengar kronologi pembunuhan yang dilakukan dengan cara memukul kepala Chalid hingga pecah menggunakan gagang senapan.

Tulang tengkorak Chalid hancur dan kejadian itu disaksikan oleh istrinya. Rakyat Banten melawan. Kepada wartawan Kedaulatan Rakyat (1945) mereka nyatakan perang untuk tentara NICA. Antara lain pernyataan tersebut sebagai berikut:

“Djika moesoeh ternjata ta’ dapat mengendalikan kekedjaman, ta’ mempoenjai adat istiadat perdjoeangan setjara ksatria, maka keboeasan akan di balas dengan keboeasan poela”.

Pernyataan ini mereka muat dalam surat kabar Kedaulatan Rakyat. Respon yang baik berdatangan dari berbagai pejuang dan umat Islam di Banten. Mereka rela perang mati-matian untuk membalaskan dendam Chalid Tabrani –ulama berpengaruh di Tanah Tinggi. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Meninggal Dunia Akibat DBD

Satu Anak di Kota Banjar Meninggal Dunia Akibat DBD, Dinkes: Belum Dapat Laporan Resmi

harapanrakyat.com,- Seorang anak di Kota Banjar, Jawa Barat, meninggal dunia akibat DBD. Virus Demam Berdarah Dengue (DBD) itu menyerang Rifkah Khoirunnajah (10), warga Lingkungan...
Cara Kolaborasi Reels Facebook untuk Dongkrak Engagement

Cara Kolaborasi Reels Facebook untuk Dongkrak Engagement

Cara kolaborasi Reels Facebook sejatinya cukup mudah. Kendati demikian, banyak pengguna yang belum mengetahui cara ini. Bahkan mungkin tidak menyadari opsi tersebut telah tersedia...
Herdiat Partai Gerindra

Bupati Ciamis Terpilih Herdiat Sunarya Resmi Bergabung dengan Partai Gerindra

harapanrakyat.com,- Bupati Ciamis terpilih Herdiat Sunarya resmi bergabung dengan DPC Partai Gerindra Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Keputusan tersebut Herdiat umumkan saat momen Hari Lahir...
Truk Muatan Bahan Bangunan

Gegara Jalan Rusak, Truk Bermuatan Bahan Bangunan di Garut Terbalik

harapanrakyat.com,- Sebuah truk bermuatan bahan bangunan di Garut, Jawa Barat, terguling setelah oleng di jalan rusak dan menikung, Selasa (11/2/2025). Meski tak ada korban...
Bantu Promosikan Potensi Desa, Oih Burhanudin Dukung Konten Kreator di Desa Selamanik Ciamis

Bantu Promosikan Potensi Desa, Oih Burhanudin Dukung Konten Kreator di Desa Selamanik Ciamis

harapanrakyat.com,- Anggota DPRD Ciamis Dapil 3 dari Fraksi PDI Perjuangan H. Oih Burhanudin melaksanakan kegiatan reses bersama para konten kreator di Desa Selamanik, Kecamatan...
Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid 2025, Mobil Andalan Keluarga

Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid 2025, Mobil Andalan Keluarga

Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid 2025 hadir sebagai pilihan utama bagi keluarga di Indonesia. Mobil Toyota ini telah lama menjadi idaman banyak ayah di...