Konferensi Meja Bundar pada 27 Desember 1949 membuat Belanda menyepakati Kedaulatan Republik Indonesia tanpa menyerahkan wilayah Irian Barat. Hal ini membuat geram Sukarno dan menuntut Belanda supaya mengembalikan wilayah tersebut. Lantas apa hubungannya dengan kegagalan John F Kennedy?
Sukarno kerap mempropagandakan perebutan Irian Barat. Bahkan ia mengirimkan militernya menginvansi Belanda di Irian Barat. Namun negeri kincir angin ini tetap pada pendiriannya –tidak sudi meloloskan Irian Barat pada genggaman Republik Indonesia.
Konon sikap keras ini Belanda lakukan untuk menjaga kepentingan ekonomi negerinya agar stabil pasca melepaskan negara jajahan. Selain itu sejak tahun 1936 ahli geologi Belanda menemukan fakta menarik tentang Irian Barat. Menurut hasil penelitian Irian Barat merupakan wilayah kaya yang dikelilingi oleh gunung emas.
Penemuan itu jelas membuat Belanda mempertahankan Irian Barat. Kabar tentang gunung emas tak lama menyebar ke berbagai negara. Salah satu negara yang tertarik dengan Irian adalah Amerika Serikat.
Akibat ini Amerika dan Belanda menjalin kerjasama. Mereka saling mengupayakan Irian Barat supaya tidak jatuh pada Republik Indonesia. Tujuannya jelas supaya Belanda dan Amerika bisa mengeksploitasi kekayaan alam di tanah berjuluk Nederlands Nieuw Guinea.
Amerika menggunakan dua cara menyelamatkan Irian Barat dari rongrongan Sukarno. Satu menggunakan teknik intelijen Allen Dulles, dan kedua menggunakan pendekatan humanis John F Kennedy pada Sukarno (moderat).
Baca Juga: Jatuhnya Pesawat B-26 dan Upaya Agen CIA Menghabisi Sukarno
Namun pada kenyataannya dua kekuatan yang seharusnya saling membantu justru bertindak kontradiksi.
Allen Dulles dan John F Kennedy malah bersaing dan Dulles berhasil memenangkan pertarungan dengan mengacaukan kerjasama Kennedy dengan Sukarno melalui pembunuhan Kennedy pada tahun 1963 di Dallas, Texas.
Kegagalan Politik John F Kennedy, Dekati Sukarno demi Gunung Emas
Menurut Greg Poulgrain dalam buku berjudul, “The Incubus of Interventions: Coflicting Indonesia Strategies of John F. Kennedy and Allen Dulles” (2017), JFK (John F Kennedy) memiliki cara tersendiri untuk menguasai gunung emas yang ada di Irian Barat.
Ia melakukan pendekatan nir-konfrontatif dengan cara memperbaiki hubungan diplomatik Indonesia secara face to face. Oleh sebab itu JFK mengundang Presiden Sukarno ke Amerika pada tahun 1961.
Kedatangan Sukarno ke Amerika menandakan adanya persahabatan yang mesra antar dua negara yang pernah bersitegang. Kepada Cindy Adam melalui buku Walentina W. de Jonge berjudul “Tembak Bung Karno Rugi 30 Sen”, pertama kalinya Sukarno mengagumi Amerika karena Presidennya seorang Kennedy.
Menurut Sukarno Kennedy adalah Presiden Amerika pertama yang bisa dipercayanya. Presiden yang baik hati dan selalu confident terhadap yang telah diputuskannya. Kennedy adalah Presiden Amerika bebas boneka.
Kedekatan ini tanpa disadari Sukarno bahwa Kennedy telah merayu untuk bekerjasama soal gunung emas di Irian Barat. Amerika membutuhkan kekayaan minyak untuk kemaslahatan rakyatnya. Kennedy juga menjanjikan kedatangannya ke Indonesia untuk membahas soal ini pada tahun 1964.
Namun rencana itu mengalami kegagalan, karena John F Kennedy sendiri tewas tertembak di Dallas, Texas pada tahun 22 November 1963. Kerjasama Sukarno dan Amerika tentang Irian Barat pun kembali memanas, apalagi setelah Sukarno mendengar ada keinginan CIA menjatuhkan kekuasaannya.
Baca Juga: Sejarah AURI, Percobaan Pembunuhan Soekarno oleh Pilot Kebanggaan Indonesia
Konflik Allen Dulles dan JFK: Saling Memperebutkan Sukarno
Sebelum JFK tewas di Dallas, tersiar kabar ada konflik antara JFK dengan petinggi CIA bernama Allen Dulles. Mereka saling bersaing memperebutkan Sukarno untuk bisa menguasai Irian Barat.
Hanya saja cara Allen Dulles berbeda dengan politik pendekatan JFK untuk menguasai gunung emas. Dulles lebih mengedepankan konfrontatif –memburu kejatuhan Sukarno. Hal ini terlihat dari berbagai peristiwa percobaan pembunuhan terhadap Sukarno.
Menurut Greg kejadian ini juga merupakan keteledoran JFK yang salah mengambil langkah dengan mengangkat Allen Dulles sebagai Direktur Badan Pusat Intelijen CIA. Karena posisi ini Dulles bisa leluasa menjalankan aksi intelijennya termasuk membuat cahaya Sukarno terbenam di bumi ibu pertiwi.
Konon melalui kekuasaan yang JFK berikan pada Allen Dulles membuat Dulles membentuk kekuatan individu yang mementingkan kepentingan kelompoknya sendiri.
Greg juga mengatakan ada beberapa cara Dulles menjatuhkan kekuasaan Sukarno. Antara lain cara itu adalah; 6 tahun terlibat politik domestic di Indonesia dengan menciptakan konflik internal seperti, menciptakan pemberontakan di daerah Sumatera (PRRI) dan di Sulawesi Utara (Permesta).
Selain itu Dulles juga menciptakan struktur permusuhan antara TNI AD dan PKI. Allen Dulles membuat pula peristiwa politik yang mengakibatkan Sukarno tidak mampu melakukan konsolidasi kekuasaan dan mengurus ekonomi negeri yang baik –stabil.
Dulles juga memprakarsai perpecahan Indonesia-Malaysia, dimana Sukarno melalui Soebandrio yang dekat dengan Inggris ini melakukan konfrontasi dengan negeri jiran.
Greg yang telah meneliti isu ini selama 30 tahun meyakini semua itu mengikutkan Dulles sebagai dalang utama dari peristiwa tersebut.
Baca Juga: Sejarah Presiden Soekarno, Masa Kecilnya Pernah Sakit-sakitan
Misteri Kematian JFK, Apakah karena Gunung Emas di Irian Barat?
Greg yang sehari-hari mengajar sejarah politik di University of The Sunshine Coast, Australia menganggap misteri kematian JFK kuat sekali dengan intrik politik CIA.
Ia juga meyakini jika kasus tewasnya JFK di Dallas, Texas pada 22 November 1963 itu karena wacana perebutan gunung emas di Irian Barat. JFK memihak Indonesia untuk saling bekerja sama memperoleh Irian Barat dari genggaman Belanda.
Allen Dulles tidak setuju dengan itu, ia membentuk kekuatan sendiri untuk melawan JFK dan Sukarno. Langkah pertama berhasil Dulles lakukan adalah membuat skenario tewasnya JFK oleh pelaku tunggal bernama Lee Harvey Oswald.
Skenario itu dibuatnya ketika Allen Dulles diangkat oleh Presiden pengganti JFK, –Johnson sebagai Komisi Chief Justice Earl Warren untuk menyelidiki motif pembunuhan terhadap JFK.
Setelah berhasil mematikan kekuatan JFK, Dulles beralih pada Sukarno. Melalui kerja-kerja intelejen CIA ia kemudian menciptakan skenario G30S 1965. Sukarno terbenam bersama PKI dan menjadi tahanan politik sampai meninggal dunia pada 1970.
Kekuatan Sukarno dan JFK hilang, Allen Dulles menang. Akibatnya Amerika memegang sebagian besar saham dalam perusahaan tambang emas –Freeport zaman Orde Baru. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)