Fenomena Thor’s Helmet Nebula dan Prominensa jadi bahasan ilmuwan. Thor’s Helmet Nebula dan Prominensa ini termasuk fenomena langka di ranah astronomi. Fenomena astronomi tersebut berhasil terdeteksi oleh tim OAIL (Observatorium Astronomi ITERA Lampung).
Baca Juga: Akibat Revolusi Bulan Terhadap Kehidupan dan Kondisi Bumi
Mengenal Fenomena Thor’s Helmet Nebula dan Prominensa
Baru-baru ini ilmuwan dikejutkan dengan adanya peristiwa Thor’s Helmet Nebula dan Prominensa. Selain karena langka, kedua fenomena ini juga menarik. Ada daya tarik dan ciri khas tersendiri dari tiap fenomena tersebut.
Untuk fenomena Thor’s Helmet Nebula atau yang juga terkenal dengan NGC 2359 ialah nebula yang ada di rasi Canis Major. Nebula pada dasarnya merupakan awan antarbintang yang mencangkup debu dan gas. Sebagaimana yang kita ketahui pula bahwa nebula terbagi menjadi beberapa jenis.
Untuk Thor’s Helmet Nebula sendiri tergolong ke dalam jenis nebula emisi. Nebula emisi bisa lancarkan pendaran cahaya. Hal ini karena nebula memiliki komponen utama berupa gas hidrogen.
Lalu elektron hidrogennya bisa serap energi cahaya ultraviolet dari bintang di dekatnya. Nebula NGC 2359 ini terkenal sebagai Thor’s Helmet Nebula karena bentuknya memang mirip helm dewa Nordik, yakni Thor.
Baca Juga: Peristiwa Kulminasi Matahari, Picu Cuaca Panas di Indonesia
Saat ilmuwan teliti secara lebih mendalam, nebula ini memiliki ukuran 30 tahun cahaya. Jarak nebula ini sekitar 3670 parsec dari planet Bumi. Keberadaan nebula karena aktivitas bintang WR (Wolf-Rayet).
Lidah Api Matahari
Selain fenomena Thor’s Helmet Nebula, juga ada Prominensa yang tak kalah mengundang perhatian ilmuwan. Untuk fenomena yang satu ini terkenal sebagai lidah api matahari. Lidah api matahari adalah fitur besar yang membentang sekaligus membentuk untai dari fotosfer ke korona matahari.
Fenomena ini tak bisa diprediksi kapan terjadi. Namun untuk Prominensa yang terjadi pada 10 Februari 2023 ini termasuk cukup besar meski berlangsung secara singkat. Hal ini karena fenomena lidah api matahari tersebut mempunyai kala hidup 10-18 jam.
Teknologi Pengamatan Fenomena
Untuk bisa mengamati fenomena astronomi yang langka tersebut, tentu tak sembarang teknologi yang digunakan. Dalam hal ini, ilmuwan memanfaatkan teknologi berupa OZT-ALTS ITERA untuk mengamati fenomena Thor’s Helmet Nebula.
Baca Juga: Fenomena Bola Api Menyala di Eropa, Asteroid NEO 2023 CX1
Pendeteksian fenomena tersebut dari tim OAIL. Di dalam tim ini terdiri dari Izatul Hafizah, Adhitya Oktaviandra, dan Aditya A Yusuf. Pengamatan fenomena Thor’s Helmet Nebula ini sendiri berlangsung pada tanggal 14 Januari 2023.
Lalu untuk fenomena lidah api matahari memanfaatkan teknologi berupa teleskop Coronado Solarmax III 70mm f/5.7. pengamatan tersebut terjadi pada panjang gelombang hidrogen alpha yang ada di Institut Teknologi Sumatera. Dengan memanfaatkan teknologi canggih, maka pengamatannya bisa memberikan hasil yang jelas dan akurat.
Sebagaimana yang sudah kita sering di atas bahwa fenomena Thor’s Helmet Nebula dan Prominensa termasuk peristiwa astronomi langka. Karena hal tersebut, fenomena ini menarik untuk dipelajari secara lebih mendalam. (R10/HR-Online)
