De Waarheid merupakan koran harian komunis di Belanda yang pernah mengkritik wakil presiden pertama Republik Indonesia, Mohammad Hatta.
Koran kekiri-kirian tersebut memaki dan menghajar wapres, Mohammad Hatta atas insiden yang menewaskan beberapa tokoh Partai Komunis Indonesia pada 23 Desember 1948. Antara lain yaitu, Amir Sjarifuddin, Soeripno, dan Harjono.
Koran De Waarheid menuduh Hatta sebagai dalang dari peristiwa tersebut. Orang-orang komunis di Belanda meyakini bahwa Moh. Hatta merupakan kolaborator borjuis yang punya tujuan penting membasmi kaum komunis di seluruh dunia.
Baca Juga: Soerabaiasch Handelsblad, Koran Belanda yang Pro Eropa
Kendati demikian harian De Waarheid tak gentar dengan apa yang telah Moh. Hatta lakukan di Indonesia. Bagi komunis Belanda kematian tokoh-tokoh PKI pada 1948 bagaikan suluh pembangkit api, revolusi komunis akan membuatnya tumbang sendiri.
De Waarheid, Koran Komunis Belanda Mendukung PKI
Menurut surat kabar Soeloeh Rakjat yang terbit pada tanggal 24 Agustus 1949 bertajuk, “Sandiwara de Waarheid sekarang maki-maki Wk. Pres. Hatta”, De Waarheid telah memercikan api yang terang bahwasanya ia adalah harian komunis Belanda yang mendukung PKI.
Akibat peristiwa pembunuhan beberapa tokoh PKI tahun 1948, nama koran De Waarheid mendadak terkenal di seluruh dunia. Terutama negara-negara kiri seperti Uni Soviet dan Republik Rakyat Tiongkok.
Koran De Waarheid berhasil mempublikasikan berita-berita kemunduran PKI ke seluruh jagad negara komunis dunia.
Adapun dalam pengantar tulisan koran yang tidak diketahui siapa penulisnya itu turut memberikan ucapan semangat di halaman depan koran tersebut. Antara lain jika dialih bahasakan menjadi bahasa Indonesia sebagai berikut:
“Kematian mereka itu akan menjadi suatu anjuran bagi berdjuta-djuta boeroeh dan tani Indonesia untuk meneruskan perdjuangan mereka guna kemerdekaan negerinja dg tenaga jg lebih koeat lagi”.
Baca Juga: Sejarah Hari Pers Nasional dan Koran Pertama di Hindia Belanda
Suratkabar komunis Belanda ini juga mengklaim bahwa peristiwa yang menimpa tokoh-tokoh PKI di atas akan berdampak besar pada kemajuan komunis di dunia.
Mereka akan bergerak kompak, serentak membela kaum kiri untuk memenangkan kekuasaan. Berikut kutipannya:
“Pemboenoehan atas diri mereka (Amir Sjariffudin, Soeripno, dan Harjono) itu djuga akan mendjadi suatu andjuran pula bagi kaum pekerdja Belanda untuk meninggikan solidaritasnja dengan perdjuangan bangsa Indonesia. Hormati dan agoengkanlah peringatan mereka!!!”.
De Waarheid Mengkritik, Memaki, dan Menghajar Moh. Hatta
Selain menyebut kebangkitan kaum komunis di seluruh dunia akibat peristiwa pembantaian PKI tahun 1948, koran komunis Belanda tersebut juga mengkritik, memaki, dan menghajar tersangka penyebab tewasnya tokoh PKI yaitu, Moh. Hatta.
Menurut harian komunis Belanda Moh. Hatta sudah keterlaluan, ia betul-betul punya ambisi menghancurkan gerakan komunis di dunia, paling tidak untuk negaranya sendiri.
Bagi Hatta musuh terbesar dari PKI adalah, Amir Sjariffudin (Anggota Pengurus PKI), Soeripno (Anggota Pengurus PKI), dan Harjono (Anggota Pengurus PKI dan SOBSI).
Maka dari itu Hatta mengadu domba tentara dengan PKI pimpinan Amir. Hatta khawatir PKI akan besar jika tentara tak lebih awal menghabisi PKI hingga akar rumput.
Apabila tentara telat memberantas PKI tahun 1948, besar kemungkinan mereka menguasai panggung politik secara absolut.
PKI seharusnya memenangkan percaturan politik dengan Hatta. Sebab saat itu komunis dunia sedang bergolak dan membumbung tinggi ke atas. Salah satunya Republik Rakyat Tiongkok, mereka tumbuh jadi negara yang maju Amerika pun khawatir dengan RRT.
Namun karena Hatta berhasil mengubur PKI pada tahun 1948, akhirnya kemenangan kaum kiri di Indonesia pupus. Akibatnya nama Moh. Hatta jadi sorotan orang-orang komunis di seluruh dunia.
Kendati demikian Hatta hadapi tanpa gentar, ia tetap kokoh pada pendirian dan prinsipnya –memberantas PKI hingga akar rumput.
Baca Juga: Koran Bintang Timoer, Revolusioner dan Ramah PKI
Menuduh Hatta Berkolaborasi dengan Amerika
Perang dingin antara Hatta dengan harian De Waarheid mencapai puncaknya tatkala surat kabar kiri ini menuduh Hatta telah berkolaborasi dengan Amerika untuk menghancurkan PKI.
Hal ini Hatta lakukan untuk menarik perhatian Amerika supaya negeri Paman Sam itu memberikan bantuan modal untuk pembangunan Republik.
Hatta sadar dengan keadaan ekonomi negara saat itu yang belum stabil. Berbeda pandangannya dengan Sukarno tentang ekonomi berdikari, Hatta justru memiliki pemikiran yang realistis untuk menciptakan ekonomi Indonesia yang maju.
Pria lulusan Belanda ini menganggap bahwa modal asing dari Amerika merupakan dana pembangunan yang ideal bagi negara baru merdeka seperti Indonesia.
Bagi Hatta menjalin kerja sama ekonomi dengan Amerika juga merupakan langkah tepat untuk mendapatkan posisi di PBB. Maka dari itu kekuatan kontra seperti komunis harus ditinggalkan. Selain menjadi musuh Amerika, ideologi kiri juga beresiko menyebabkan kehancuran politik dan birokrasi republik.
Dengan kata lain keberpihakan Hatta pada Amerika merupakan cikal bakal dirinya tak bisa menerima komunis sebagai rekan politik yang satu tujuan. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)