Benang plasma di atmosfer matahari memiliki peranan yang penting. Atmosfer matahari terdiri dari berbagai komponen, salah satunya benang plasma. Benang plasma ini bisa melakukan pergerakan yang mempengaruhi bumi.
Jarak matahari memang relatif dekat dari bumi. Sehingga bisa memudahkan dalam melakukan pengamatan tentang pergerakan plasma. Pergerakan plasma mendidih tersebut naik turun pada permukaan matahari.
Baca Juga: Ukuran Asli Matahari, Bintang di Pusat Tata Surya
Semburan Gas Panas Benang Plasma di Atmosfer Matahari
Benang plasma merupakan lapisan terluar matahari yang menjadi bagian penting dari mekanisme. Lapisan terluar matahari bisa menghasilkan badai matahari yang akhirnya mempengaruhi bumi.
Para ilmuwan telah mendedikasikan diri untuk mengamati pergerakan dan temperatur plasma mendidih pada permukaan bumi.
Seorang astrophotographer berasal dari Argentina, Eduardo Schaberger Poupeau berhasil menangkap kobaran benang plasma. Kobaran benang plasma di atmosfer matahari setinggi 100.000 di atas permukaan matahari.
Plasma Matahari merupakan gas panas yang mengalir ke atas dan ke bawah pada permukaan matahari.
Saking panasnya, bisa membuat atom pecah menjadi bagian yang lebih kecil seperti ion dan elektron. Terlihat semburan benang plasma memiliki tinggi sekitar 8 kali dari ukuran bumi. Ratusan benang plasma telah menyebar melalui atmosfer matahari.
Baca Juga: Rotasi Diferensial Matahari yang Rumit, Ini Dia Bukti-buktinya!
Dikenal sebagai Polar Crown Prominence (PCP)
Fenomena semburan plasma pada matahari ini terkenal sebagai polar crown prominence atau tonjolan mahkota kutub. PCP terjadi dekat kutub magnet matahari antara 60 dan 70 derajat Utara serta Selatan.
Peristiwa ini sering menyebabkannya runtuh kembali pada matahari karena medan magnet dekat kutub lebih kuat.
Istilah air terjun plasma juga menjadi populer karena semburan plasma matahari menyembur pada ketinggian tertentu. Semburan plasma tersebut mendinginkan diri lalu jatuh kembali.
Plasma yang Menyembur dan Jatuh Tidak Terjun Bebas
Para peneliti telah meluruskan plasma yang telah menyembur dan jatuh itu sebenarnya tidak terjun bebas. Plasma terkandung dalam medan magnet yang pada awalnya memuntahkannya.
Tetapi, tetap saja plasma bergerak ke bawah dengan kecepatan sampai 36.000 km per jam. Kecepatan tersebut jauh lebih cepat daripada medan magnet. Sejauh ini para peneliti masih tetap mencoba mencari tahu bagaimana hal tersebut terjadi.
PCP selama letusannya mengalami dua fase yaitu fase lambat ketika plasma perlahan melesat ke atas. Fase kedua yaitu fase cepat ketika plasma berakselerasi menuju puncak ketinggian.
Terdapat kemungkinan bahwa dua fase tersebut juga mempengaruhi bagaimana plasma jatuh kembali pada permukaan.
Baca Juga: Gerak Semu Matahari Harian dan Tahunan, Apa Dampaknya?
Namun sejauh ini masih memerlukan lebih banyak penelitian untuk memastikannya. Seorang fisikawan matahari sering mempelajari tonjolan pada matahari.
Hal itu karena bisa turut semburan plasma magnet besar atau lontaran massa koronal. Semburan plasma magnet tersebut dapat menghantam Bumi dsn sepenuhnya terlepas dari matahari.
Tetapi, PCP ini juga menarik bagi para fisikawan nuklir, karena di medan magnet matahari mahir dalam menahan loop plasma daerah kutub. Benang plasma di atmosfer matahari menjadi bagian penting yang bisa mempengaruhi bumi. (R10/HR-Online)