Koran Kedaulatan Rakyat yang terbit pada 19 Desember 1945 bertajuk, “Indonesia: Darah Revolusioner Mengalir dalam Toeboeh Masjarakat Tionghoa” memberitakan kiprah Angkatan Moeda Tionghoa di Semarang berjuang bersama dengan golongan bumiputera mempertahankan kedaulatan Republik.
Angkatan Moeda Tionghoa berdiri sejak tanggal 13 Desember 1945 di Semarang, Jawa Tengah. Organisasi ini merupakan wadah perkumpulan orang Tionghoa di seluruh Jawa untuk angkat senjata melawan tentara Sekutu.
Golongan bumiputera merespon baik kelahiran Angkatan Moeda Tionghoa. Mereka mendukung dan ikut memberikan sokongan pada organisasi tersebut agar bisa bekerja sama saat berada di medan pertempuran.
Baca Juga: Sistem Penjualan Pacht, Cara Kolonial Belanda Membendung Pengusaha Asing
Laskar-laskar republieken mengawal Angkatan Moeda Tionghoa seperti anggotanya sendiri. Mereka saling menjaga satu sama lain. Organisasi perkumpulan orang Tionghoa tersebut menjadi pemersatu sosial yang harmonis antara pribumi dan orang Timur Asing.
Sejarah Berdirinya Angkatan Moeda Tionghoa
Angkatan Moeda Tionghoa berdiri dari keresahan penduduk Pecinan di kota Semarang akan peristiwa agresi militer Belanda yang terjadi di Jakarta dan Surabaya. Mereka geram melihat korban yang berjatuhan, apalagi salah satu dari mereka adalah saudara sesama Tionghoa.
Selain serangan yang terjadi di Jakarta-Surabaya, Belanda juga turut menghancurkan desa-desa terpencil di pulau Jawa. Mereka merasa superior karena ada bala bantuan tentara Inggris (Sekutu) ikut dalam operasi penghancuran desa padat penduduk tersebut.
Peristiwa ini memicu kepedulian masyarakat Tionghoa di Semarang untuk bersatu melawan balik Belanda.
Awalnya mereka mengadakan rapat besar, mengumpulkan keluarga Tionghoa sesama orang Semarang. Namun kabar perkumpulan ini tersiar ke kota-kota besar di Jawa lainnya, alhasil mereka turut hadir dalam rapat tersebut.
Baca Juga: Sejarah Tionghoa di Bangka, Tak Semuanya Kaya dan Sukses
Melalui rapat berikut, pemimpin yang seorang perempuan Tionghoa bernama Kwik Ik Gien mengumumkan pembentukan suatu wadah untuk orang Tionghoa agar bisa beramai-ramai menyampaikan pendapat pada dunia mengusir Belanda dari Indonesia.
Para peserta yang hadir sepakat dengan pernyataan Kwik Ik Gien, alhasil mereka membentuk organisasi perkumpulan etnis Timur Asing bernama Angkatan Moeda Tionghoa. Tugas dari organisasi ini adalah mendukung penuh kemerdekaan Indonesia.
Menurut Wartawan Kedaulatan Rakyat yang saat itu meliput peristiwa ini mengatakan, pembentukan Angkatan Moeda Tionghoa terjadi di gedung Sobokari Semarang pada 13 Desember 1945.
Suasana saat itu penuh semangat dan ketegangan persatuan. Pekikan Merdeka khas pelafalan lidah Tionghoa terdengar di berbagai sudut ruangan Sobokari, tak heran Angkatan Moeda Tionghoa terkenal sebagai organisasi Timur Asing revolusioner.
Angkatan Moeda Tionghoa Berterima kasih pada Indonesia
Pendekar tua perkumpulan Tionghoa di Semarang, Oh Kian King menyebut pembentukan Angkatan Moeda Tionghoa merupakan bagian dari cara masyarakat Timur Asing berterima kasih pada Indonesia.
Berterima kasih untuk apa? Ternyata maksud berterima kasih yang Oh Kian King ucapkan di tengah rapat pembentukan Angkatan Moeda Tionghoa saat itu, tidak lain karena Indonesia telah menerima etnis mereka dengan baik tatkala pemerintahan kekaisaran yang represif mengusirnya.
Pernyataan ini sebagaimana yang ada dalam tulisan Wartawan Kedaulatan Rakyat pada 19 Desember 1945 sebagai berikut:
“Bangsa Tionghoa merantau di Indonesia jang semata2, boekan hanja mengenai soal perdagangan sadja. Tetapi teroetama ingin menghindari diri dari tindakan pemerintah Tiongkok di zaman doeloe”.
Karena peristiwa ini, sesepuh Tionghoa di Semarang, Oh Kian King menyerukan agar para pemuda-pemudi Tionghoa di seluruh Jawa bersatu dan mendukung kelompok republik memperjuangkan kemerdekaan.
Oh Kian King menyerukan semangat mendukung kaum republik dengan pernyataan berikut, “Karena penduduk bumiputera telah menerima baik bangsa Tiongkok, maka sudah sepantasnja generasi penerus kita berterima kasih pada mereka. Kita haroes siap mentjurahkan seluruh semangat perjuangan untuk kepentingan Revolusi”.
Baca Juga: Opiumkit, Rumah Madat di Batavia Tahun 1905
Terinspirasi dari Gerakan Dr. Sun Yat Sen
Angkatan Moeda Tionghoa merupakan gerakan sosial melawan Sekutu yang terinspirasi dari gerakan Dr. Sun Yat Sen di Tiongkok. Dr. Sun Yat Sen adalah mantan presiden RRT pertama yang melepaskan Tiongkok dari kekaisaran menjadi birokrasi modern –republik.
Dr. Sun Yat Sen terkenal sebagai bapak negara Tiongkok modern. Seluruh rakyat Tingkok yang ada di seluruh dunia –termasuk di Indonesia mendukung gerakan tersebut. Sebab Dr. Sun Yat Sen memiliki perhatian lebih pada nasib rakyat yang tertindas.
Maka dari itu organisasi ini terinspirasi untuk melanjutkan gerakan Dr. Sun Yat Sen di Indonesia. Selain ingin mewujudkan kemerdekaan gerakan mereka juga bertujuan untuk menciptakan struktur sosial tanpa kelas.
Hal ini tercermin dari tiga semangat Angkatan Moeda Tionghoa yang menjadi pilar utama pergerakan mereka selama Agresi Belanda berlangsung di Indonesia. Antara lain:
Pertama, memenuhi azas dari Dr. Sun Yat Sen dan pesan Djendral Chiang Kai Shek tentang membantu dan menjokong gerakan bangsa2 jang tertindas.
Kedua, memperkokoh tali persaudaraan antara bangsa Indonesia dan Tionghoa.
Ketiga, turut mempertegak Republik Indonesia.
Dari tiga pernyataan ini Angkatan Moeda Tionghoa ingin menyampaikan jiwa solidaritas mereka yang tinggi. Tiga pilar di atas merupakan janji dari kelompok Tionghoa di Jawa mendukung penuh perjuangan kaum republik mencapai kemerdekaan Indonesia. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)