Toto Asmuni merupakan pelawak Srimulat yang berasal dari seniman ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) pada tahun 1950. Ia adalah satu-satunya penyanyi yang direkrut menjadi penghibur tentara Angkatan Darat di Surabaya yang berbakat sebagai pelawak.
Asmuni lahir pada tanggal 17 Juni 1932 di Jombang, Jawa Timur. Sejak kecil ia berminat dengan kesenian dan memilih dunia tarik suara untuk mengembangkan keinginannya itu bersama sang ayah yang juga seorang pecinta musik.
Ketika Asmuni remaja, bakat bermusiknya terlihat menonjol. Saat itu Asmuni semakin mahir bernyanyi, suaranya yang bulat membuat banyak telinga pendengar lagu-lagu karangan Asmuni sendiri terpukau.
Baca Juga: Mengenang Penyanyi Campur Sari Didi Kempot si Pendobrak Patriaki
Saat nama Asmuni menanjak sebagai penyanyi, banyak para penikmat lagu-lagunya berasal dari anggota ABRI.
Kebetulan ABRI di Surabaya membutuhkan seniman penghibur, karena mereka suka dengan suara Asmuni, pria kelahiran Hindia Belanda ini pun direkrutnya menjadi penyanyi di markas besar ABRI Jawa Timur.
Kisah Toto Asmuni Membina Orkes ALRI
Pada tahun 1950 nama Toto Asmuni terdaftar dalam catatan kepegawaian ABRI dari kalangan sipil yang bertugas menjadi seniman penghibur. Kala itu Asmuni bekerja sebagai penyanyi di markas Angkatan Darat.
Asmuni biasa menghibur para anggota ABRI Angkatan Darat dalam berbagai forum. Namun seringnya Asmuni menghibur mereka ketika ada acara-acara besar, salah satunya pelepasan dan penyambutan dinas ABRI yang dilakukan pertiga bulan sekali (triwulan).
Profesi Asmuni sebagai seniman di Angkatan Darat berubah status ketika kelompok Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) membutuhkan seniman di markasnya. Asmuni pun menjadi Pembina orkes ALRI yang bertugas menyanyi dan melatih anggota ALRI yang punya minat dan bakat di dunia seni tarik suara.
Kehidupan ekonomi Asmuni ketika dinas di ALRI semakin stabil, bahkan ia sempat punya album sendiri yang memproduksi beberapa piringan hitam berjudul Sungai Barito. Album Asmuni laku di industri musik tahun 1950-an.
Baca Juga: Profil S Bagio, Calon Ambtenaar yang Jadi Komedian Sukses
Selain menyusun album musik sendiri, Asmuni yang kala itu jadi pembina orkes ALRI ikut mengembangkan kelompok musik milik ayahnya bernama Mawar Bersemi di Jawa Timur. Asmuni jadi nama tersohor sejak tahun 1950-1990-an di dunia hiburan Tanah Air.
Bergabung dengan Grup Komedi Srimulat
Ketika Asmuni berkenalan dengan komedian Ibu Kota bernama Bing Slamet di markas ALRI Surabaya, minat besar menjadi seorang yang sama dengan Bing membuat Asmuni ingin merambah pengalaman di dunia komedi alias menjadi pelawak.
Saat itu Bing Slamet menjadi seniman ABRI dengan teman satu angkatannya Benyamin S. Mereka safari komedi ke dinas-dinas ABRI yang ada di Jawa. Ketika sampai ke Surabaya, mereka berkenalan dengan Toto Asmuni, penyanyi orkes ABRI yang multitalenta.
Asmuni pernah menyeriuskan keinginannya untuk jadi pelawak dengan bergabung bersama paguyuban komedi bernama Lokaria. Banyak yang tak menyangka bakat melawak Asmuni di Lokaria ternyata berbuah manis, banyak tepuk tangan meriah tatkala mantan penyanyi ABRI ini tampil dan berkomedi di atas panggung.
Namanya pun makin terkenal seiring dengan banyaknya acara melawak di daerah-daerah. Asmuni mendadak tersohor sebagai seniman multitalenta, karena selain bisa menyanyi ia juga terampil melucu alias jadi komedian berbakat.
Eksistensi Asmuni sebagai pelawak merambah pendiri Srimulat, Teguh Slamet Raharjo yang pada tahun 1976 memberanikan diri menawarkan Asmuni pekerjaan –bergabung menjadi anggota pelawak Srimulat.
Asmuni tidak menolak sama sekali, ia justru sangat bahagia karena saat itu Srimulat merupakan grup komedi lokal yang terkenal di tingkat Nasional. Sejak saat itulah Asmuni semakin terkenal, tidak lagi di kalangan ABRI dan lingkup Surabaya, tetapi se-Indonesia.
Baca Juga: Profil Dono Warkop, Komedian yang Mengabdikan Diri Jadi Dosen
Berpenampilan Seperti Charlie Chaplin
Setiap pemain Srimulat memiliki karakter yang berbeda-beda, Asmuni memilih berpenampilan seperti komedian terkenal di Barat bernama Charlie Chaplin. Ia menempelkan kumis di tengah bibir.
Konon penampilan seperti ini membuat Asmuni semakin percaya diri dan punya karakter yang khas sehingga bisa menghibur para penonton secara all out –habis-habisan (ed).
Tidak hanya Asmuni yang punya ciri khas menarik saat tampil di atas panggung, tetapi ada pula nama-nama seniman Srimulat yang berpenampilan unik lainnya seperti Gepeng, Edi Gudel, Tarsan, dan Gogon. Semua itu tuntutan Srimulat –memainkan peran lucu untuk mendapatkan tepuk tangan penonton.
Selain memperhatikan penampilan unik, Asmuni mempunyai celetukan yang legendaris yakni “hil-hil yang mustahal”. Bahkan celetukan ini menjadi ikon penting yang membranding nama Srimulat hingga saat ini.
Menurut Jenifer Lindsay dalam tulisannya berjudul, Between Tongues, Translation, And/of/ in Performance in Asia” (2006), nama Asmuni penting dalam panggung sejarah Srimulat dari tahun 1976-1990-an.
Asmuni bahkan memiliki nilai presentasi yang tinggi sebagai pemeran terbaik dan terlucu dalam Srimulat. Nama Asmuni bertanding ketat dengan pelawak Srimulat lainnya yaitu Gepeng. Dua pemain komedi ini punya daya jual yang mahal karena prestasi membawakan materi lawaknya yang kuat. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)