Selasa, April 1, 2025
BerandaBerita TerbaruSejarah Negara Pasundan, Kisah Kegagalan Subversif di Jabar

Sejarah Negara Pasundan, Kisah Kegagalan Subversif di Jabar

Sejarah Negara Pasundan berawal saat kumpulan orang Sunda yang percaya pada Belanda memilih bergabung kembali dengan Republik Indonesia Serikat (RIS). Negara Pasundan runtuh pada tahun 1950, mereka kehilangan pendukung dan mendapatkan cacian dari anggota Parlemen.

Runtuhnya Negara Pasundan menandakan kegagalan gerakan subversif yang pertama kali terjadi di Jawa Barat. Konon orang-orang Sunda di pedalaman (desa) menuduh kegagalan pendirian Negara Pasundan adalah kutukan dari leluhur Siliwangi.

Namun terlepas dari mitos itu, pemimpin Negara Pasundan bernama Soeria Kartalegawa telah mewakili sebagian rakyat Sunda saat itu yang merasa dianaktirikan oleh Republik.

Apalagi keputusan Sukarno-Hatta yang memilih gubernur pertama Jawa Barat dari orang Jawa bukan Orang Sunda. Ini menjadi masalah yang berarti bagi keturunan menak saat itu. Mereka merasa tidak dihargai sebagai pemimpin daerah.

Baca Juga: Gerakan Sunda Merdeka, Para Menak Mendirikan Negara Pasundan

Sedangkan Belanda bisa memaklumi itu. Namun mereka punya niat jahat dan hanya menipu eks-menak dengan menganggap lebih tinggi kedudukannya ketimbang kaum republiken.

Akibatnya Soeria Kartalegawa terkena tipu daya Belanda dengan memilih berpihak pada Belanda dan mendirikan negara sendiri bernama Negara Pasundan. Melalui Negara Pasundan, Belanda bercita-cita menghancurkan kesatuan kaum Republiken di Jawa Barat.

Sejarah Kegagalan Negara Pasundan Akibat Minim Pendukung

Menurut sejarawan George MC. Turnan Kahin dalam buku berjudul, “Nasionalisme dan Revolusi Indonesia” (1995), kegagalan Negara Pasundan terjadi akibat minimnya dukungan.

Soeria Kartalegawa ditinggalkan oleh para pendukung negaranya karena golongan Republiken lebih mewakili aspirasi rakyat Jawa Barat hampir keseluruhan. Menak Sunda berjuluk Ucha tersebut disinyalir jadi kaki tangan Belanda saat Agresi Militer berkecamuk.

Setelah Negara Pasundan kekurangan pendukung, Soeria Kartalegawa ditentang oleh berbagai kalangan di Parlemen. Parahnya, saking tak ingin Negara Pasundan turun tahta, Soeria Kartalegawa sampai dimarahi oleh ibunya yang pro kepada Republik Indonesia.

Melalui corong radio Ibu Soeria menasihati anaknya untuk kembali pada jalan yang benar. Jangan memihak Belanda dan tertipu oleh penjajah, Republik Indonesia adalah negara yang sah dan membela semua rakyat termasuk orang-orang Sunda.

Namun pertahanan Soeria tetap kokoh, seperti anak yang durhaka pada orang tuanya, Soeria berkoalisi dengan pensiunan tentara KNIL berpangkat Kolonel bernama Santoso. Mereka berdua berkoordinasi menghidupkan kembali Negara Pasundan namun gagal.

Hampir seluruh penduduk di Kota Kembang, Bandung menolak bergabung dengan Negara Pasundan.

Baca Juga: Paguyuban Pasundan dan Peranannya pada Masa Pergerakan Nasional

Apalagi ketika sebagian dari mereka tahu Soeria adalah pemimpin yang licik, berdalih mewakili hati rakyat tapi pada kenyataannya ingin menyelamatkan kedudukan politis nya dengan Belanda.

Dipecundangi Jenderal Belanda Van Mook

Soeria Kartalegawa tampaknya telah dipecundangi oleh Jenderal Belanda bernama Van Mook. Awalnya Van Mook menjanjikan kedudukan yang tinggi untuk Ucha apabila Negara Pasundan sukses berdiri.

Namun pada kenyataannya tidak. Ketika Negara Pasundan mempunyai banyak massa, Soeria Kartalegawa menagih janji itu pada Van Mook. Namun Jenderal Belanda ini selalu berkelit sedang sibuk membereskan sengketa wilayah dengan Republik Indonesia Serikat.

Soeria Kartalegawa pun sabar menanti. Di sela-sela penantian posisinya yang tinggi dalam pemerintahan kolonial, Soeria ditugaskan oleh Van Mook untuk mengumpulkan massa Negara Pasundan agar saling mempengaruhi anti terhadap pemerintahan Sukarno-Hatta.

Van Mook juga menyarankan agar Negara Pasundan menguasai Bandung sepenuhnya. Sebab Bandung adalah salah satu wilayah eks-Hindia Belanda yang punya banyak perkebunan. Dan saat itu Bandung adalah harapan Belanda memproduksi kembali komoditi.

Soeria pun menuruti apa kata Van Mook. Namun menjelang akhir 1949 Soeria dipecundangi kedua kali oleh Belanda. Van Mook meninggalkan begitu saja Negara Pasundan seiring dengan pengakuan Belanda atas kemerdekaan Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949.

Kembali pada Pangkuan Republik

Semenjak Soeria Kartalegawa dikecewakan oleh Van Mook, mantan menak Sunda yang loyal itu akhirnya tersadar.

Begitupun dengan para pengikutnya dulu. Ibunya menyadarkan Soeria agar kembali pada pangkuan republik. Alhasil untuk kedua kalinya ia menuruti perintah ibunya.

Baca Juga: Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil, Percobaan Kudeta yang Gagal

Menurut para pengamat sejarah, mundurnya Negara Pasundan yang dipimpin oleh Soeria Kartalegawa diakibatkan oleh berbagai hal. Namun yang paling penting dan jadi dasar kemunduran eksistensi Soeria akibat munculnya serbuan APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) di Bandung.

Tak ingin banyak korban yang ditembak oleh pasukan APRA, para pengikut Negara Pasundan bergabung dengan tentara republik. Hingga pada tanggal 10 Februari 1950, secara resmi Republik Indonesia Serikat mengambil alih Negara Pasundan.

Sesuai kesepakatan dari suara wakil daerah sebanyak 159 orang semua sepakat jika eks-Negara Pasundan kembali ke pangkuan Republieken dan Jawa Barat termasuk wilayah Republik Indonesia Serikat (RIS). (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Cara Membuat Live Photo di Android, Mirip GIF

Cara Membuat Live Photo di Android, Mirip GIF

Banyak pecinta gadget yang merasa penasaran dengan Live Photo di Android. Rasa penasaran tersebut berkaitan dengan definisi hingga cara penggunaannya. Berkaitan dengan hal itu,...
Spesifikasi HP Coolpad CP12 Neo, Bawa Baterai 5000 mAh

Spesifikasi HP Coolpad CP12 Neo, Bawa Baterai 5000 mAh

Coolpad CP12 Neo cukup menuai perhatian di tahun 2025 ini. Hal ini karena ponsel tersebut rilis dengan dukungan spesifikasi mumpuni di kelasnya. Spesifikasi HP...
Mitos Candi Cangkuang, Larangan Datang Hari Rabu dan Menabuh Gong

Mitos Candi Cangkuang, Larangan Datang Hari Rabu dan Menabuh Gong

Candi Cangkuang merupakan salah satu peninggalan bersejarah yang terletak di tengah danau kecil Kabupaten Garut, Jawa Barat. Uniknya, situs ini bukan sekedar menyimpan keindahan...
Ciri Ciri Trucukan Ropel Panjang, Mata Besar dan Sorot Tajam

Ciri Ciri Trucukan Ropel Panjang, Mata Besar dan Sorot Tajam

Burung Trucukan menjadi salah satu jenis burung berkicau yang banyak orang gemari saat ini. Suaranya yang khas dan merdu membuatnya sering menjadi pilihan peliharaan...
Tutup Jalur Tikus

Rugikan Wisata, Pemkab Pangandaran Tutup Jalur Tikus Menuju Pantai Pangandaran

harapanrakyat.com,- Memasuki libur lebaran, Bupati Pangandaran Hj Citra Pitriyami memastikan akan menutup jalur tikus menuju objek wisata Pantai Pangandaran. Ia mengatakan, jalur tikus ini berada...
Terpengaruh Alkohol

Diduga Terpengaruh Alkohol, Sebuah Mobil di Banjarsari Ciamis Terjun ke Sungai

harapanrakyat.com,- Diduga terpengaruh alkohol, sebuah mobil Sigra bernopol Z 1841 EE terjun bebas ke Sungai Cikawasen di Dusun Merjan, Desa Ratawangi, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten...