Kamis, April 24, 2025
BerandaBerita TerbaruSejarah Monumen Semangat 66 Jakarta yang Kontroversial

Sejarah Monumen Semangat 66 Jakarta yang Kontroversial

Sejarah monumen Semangat 66 di Jakarta berkaitan dengan kontroversi rebutan hak cipta. Angkatan 66 merupakan sebutan akrab untuk para aktivis Orde Lama yang menuntut lengsernya Sukarno sebagai Presiden pada tahun 1966.

Peristiwa ini terjadi seiring dengan terbongkarnya desas-desus keterlibatan Sukarno dalam peristiwa G30S pada tahun 1965.

Jakarta merupakan pusat monumen 66 paling banyak berdiri. Salah satunya monumen 66 yang berdiri di jalan Rasuna Said. Menariknya pembangunan monumen tersebut penuh dengan konflik internal para seniman.

Berbagai media yang terbit pada tahun 1997 mengecapnya sebagai monumen yang kontroversial. Apa sebabnya? Karena seniman IKJ (Institut Kesenian Jakarta) memperebutkan hak cipta Monumen Semangat 66.

Baca Juga: Sejarah Berburu Babi di Sumatera Barat, dari Budaya jadi Olahraga

Salah satu fakta peristiwa ini bisa dilihat dari tulisan Bersihar Lubis dan Linda Djalil dalam Majalah Gatra Edisi 5 April 1997 berjudul, “Dua Klaim Satu Monumen”. Para reporter kawakan Gatra menyebut sejumlah nama yang saling klaim hak cipta. Ada yang merasa dirugikan sepihak dan diuntungkan secara berkelompok.

Konon mereka yang berkelompok untung besar. Bahkan sempat tersiar kabar mendapatkan keuntungan dari pembuatan monumen tersebut sampai dengan milyaran rupiah. Seniman itu mendadak kaya dan terkenal di berbagai surat kabar bertaraf Internasional.

Monumen Semangat 66 di Jalan Rasuna Said Jakarta: Kontroversial

Bukannya berdiri kokoh karena sarat nilai historis yang wajib dihormati, pendirian monumen 66 di jalan Rasuna Said, Jakarta justru mengundang kontroversial.

Banyak yang memperbincangkan pendirian monumen ini sebagai obrolan miring. Antara lain kalangan akademisi dan seniman Metropolitan yang menduga karena satu nama seniman tak tercantum, tak banyak lagi orang kagum terhadap Monumen Semangat 66.

Menurut Bersihar dan Linda, monumen tersebut ternyata kontroversi akibat nama Tonny Haryanto tak ikut dalam nama pembuatnya. Tonny mengkritik pemimpin produksi, pematung senior Dolorosa Sinaga dengan keras.

Ia sakit hati kenapa namanya tidak ikut terlibat dalam pembuatan monumen 66 yang tepampang di jalan Rasuna Said, Jakarta.

Padahal Tonny ikut serta dalam rapat pembuatan itu, bahkan ia juga sempat melakukan riset sekaligus diskusi pendanaan dengan Dolorosa selepas pertemuan dengan Presiden Suharto di Istana Merdeka.

Baca Juga: Berdamai dengan Masa Lalu, Jepang Bayar Santunan Eks Jugun Ianfu

Hanya karena ia ada konflik di kampus yang pada tahun 1996 mengundurkan diri jadi dosen di IKJ (Institut Kesenian Jakarta), dan kebetulan Dolo adalah dekan Seni Rupa, dari hal inilah publik menduga Tonny dikeluarkan pula dari proyek pembangunan monumen tersebut.

Tonny, mantan dosen di Fakultas Seni Rupa IKJ mengklaim ada beberapa nama yang masuk sebagai pembuat monumen 66. Antara lain: Dolorosa Sinaga, Tonny Haryanto (namanya sendiri), Budi. L Tobing, Azis Saleh, dan Pintor Sirait.

Semua nama itu ada terkecuali Tonny Haryanto. Entah apa masalah yang mengeluarkan nama Tonny dari proyek tersebut, yang jelas Tonny banyak mengalami kerugian. Selain ide dan gagasannya dipake, Tonny juga kehilangan peluang mencicipi honor milyaran rupiah.

Monumen Pengingat Perjuangan Aktivis Orde Lama

Pemerintah Orde Baru di bawah perintah Presiden Suharto, teramat senang dan menyambut bahagia apabila ada monumen yang melambangkan kemunduran Orde Lama yakni Monumen Semangat 66.

Tak tanggung-tanggung, demi menyukseskan pembuatan monumen yang melambangkan kekalahan Sukarno dan kemenangan Suharto, sang Presiden Kedua RI ini rela merogoh kocek biaya milyaran rupiah hanya untuk membangun Monumen Semangat 66.

Masyarakat saat itu belum sadar jika monumen ini merupakan alat untuk melegitimasi kekuasaan Suharto. Kebanyakan akademisi dan budayawan metropolitan yang progresif saja yang memikirkan jika monumen ini sangat penuh dengan kampanye hitam Orde Baru.

Monumen Semangat 66 yang ditaruh di pertengahan jalan protokol Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Pusat ini otomatis menyita banyak perhatian publik. Selain karena bentuknya yang melingkar membentuk angka 66, perhatian mencolok ditunjukan oleh bobotnya yang besar.

Jelas orang yang melihat monumen ini ingin mencari tahu apa arti dan makna dibalik bentuk tersebut. Mungkin zaman dulu sulit mencari, harus melalui buku, surat kabar, dan majalah. Akan tetapi dengan monumen itu Orde Baru berhasil memupuk birokrasinya jadi “Panjang Umur”.

Seolah-olah seluruh perjuangan bangsa melawan Orde Lama tervisualisasi utuh dalam kerangka monumen yang mematung di tengah jalan tersebut.

Orde Baru memang terkenal sebagai pemerintahan kreatif: kreatif melegitimasi kekuasaan melalui bentuk (visual), dramatisasi politik, dan seni menikam dari belakang (pembungkaman).

Baca Juga: Profil Sultan Hamid II, Perancang Garuda Pancasila yang Penuh Kontroversi

Menggunakan Dana Pembangunan Miliaran Rupiah

Menurut Majalah Gatra Edisi 5 April 1997, Dolorosa Sinaga mendeskripsikan perhitungan biaya pembangunan Monumen Semangat 66 dengan jumlah yang fantastis.

Saat itu Tonny si seniman pembuat monumen yang dilupakan menceritakan hal tersebut. Menurutnya dalam Gatra, Dolorosa Sinaga sempat menghitung pembiayaan untuk pembangunan Monumen Semangat 66 berkisar Rp 1,4 Miliar.

Jumlah yang tak sedikit, uang miliaran rupiah hanya untuk pembangunan monumen dengan visualisasi angka sederhana berbentuk angka 66. Tentu bukan karena itu sebuah pembuatan monumen dihargai miliaran rupiah, tetapi karena ide dan gagasan kreatif yang mahal.

Dana fantastis ini konon digunakan untuk membeli bahan-bahan pembuatan monumen yang mahal. Meskipun bentuknya sederhana, monumen peringatan angkatan 66 di jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Pusat ini berbahan dasar stainless steel dengan kualitas terbaik.

Entah kemahalan atau tidak, dan deal harga jadi dengan Orde Baru berapa tidak diketahui pasti. Namun, meskipun harga pembangunan monumen miliaran rupiah, asalkan untuk monumen peringatan kehancuran Orde Lama, pemerintah Orde Baru siap meneken (baca: tanda tangan) honorarium berapapun.

Saat ini Monumen Semangat 66 dipindahkan oleh pemerintah D.K.I Jakarta saat pemerintahan gubernur Anies Baswedan ke Taman Menteng karena tertutup oleh proyek pembangunan halte busway dan stasiun LRT.  (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Disnaker Ciamis Buka Pelayanan AK 1 di Gelaran Pepatah Manis, Diserbu Pencari Kerja

Disnaker Ciamis Buka Pelayanan AK 1 di Gelaran Pepatah Manis, Diserbu Pencari Kerja

harapanrakyat.com,- Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Ciamis, Jawa Barat, membuka pelayanan pembuatan kartu pencari kerja atau AK 1 dalam kegiatan Pepatah Manis (Pelayanan Terpadu Pemerintah...
Mengenal DeepSeek Telegram Bot, Chatbot AI Buatan China yang Kalahkan AS

Mengenal DeepSeek Telegram Bot, Chatbot AI Buatan China yang Kalahkan AS

DeepSeek Telegram Bot merupakan repository yang menyediakan bot Telegram. Chatbot ini dibuat dengan bahasa pemrograman (Golang) yang telah terintegrasi dengan DeepSeek API. DeepSeek API...
ekonomi kerakyatan

Dongkrak Laju Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat, Saeful Bachri: Perlu Ada Program Ekonomi Kerakyatan

harapanrakyat.com – Anggota Komisi II DPRD Jawa Barat, Saeful Bachri menekankan pentingnya pemerintah mengembangkan ekonomi kerakyatan. Diharapkan, dengan berbagai upaya pemerintah mengembangkan sektor ekonomi...
Nubia Red Magic 10 Air Resmi Meluncur, Gaming Phone dengan Bodi Paling Tipis

Nubia Red Magic 10 Air Resmi Meluncur, Gaming Phone dengan Bodi Paling Tipis

Nubia Red Magic 10 Air resmi rilis dan sangat cocok untuk para pecinta gaming. HP Nubia ini diyakini sebagai smartphone gaming yang memiliki bodi paling...
Pohon Beringin Besar Tumbang di Garut, Tutup Akses Jalan Provinsi Hingga Timpa Beberapa Kendaraan

Pohon Beringin Besar Tumbang di Garut, Tutup Akses Jalan Provinsi Hingga Timpa Beberapa Kendaraan

harapanrakyat.com,- Pohon beringin besar di Alun-alun Tarogong Garut, Jawa Barat, tumbang pada Kamis (24/4/2025) pagi. Pohon tersebut menimpa sejumlah kendaraan yang sedang terparkir di...
Luna Maya Kepo Sikap Maxime ke Perempuan Lain

Luna Maya Kepo Sikap Maxime ke Perempuan Lain

Luna Maya dan Maxime Bouttier sedang ramai publik bicarakan belakangan ini. Apalagi setelah kabar pernikahan mereka beredar luas di media sosial. Namun, ada satu...