Minggu, April 13, 2025
BerandaBerita TerbaruSejarah Berburu Babi di Sumatera Barat, dari Budaya jadi Olahraga

Sejarah Berburu Babi di Sumatera Barat, dari Budaya jadi Olahraga

Widiyarmanto dalam Majalah Gatra Edisi 5 April 1997 berjudul, “Antara Si Top, Anak, dan Istri: Pemburu Babi di Sumatera Barat sangat Memanjakan Anjingnya”, menyebut tradisi berburu babi di Sumatera Barat berasal dari warisan budaya para leluhur.

Mereka mewariskan budaya berburu babi secara turun-temurun kepada generasi penerus. Bahkan sejak Widiyarmanto meliput perburuan babi ini pada tahun 1997, antusias warga sekitar terhadap aktivitas ini masih sangat kuat sekali.

Masyarakat Sumatera Barat menganggap babi sebagai hama yang meresahkan banyak keluarga, terutama bagi keluarga bermata pencaharian sebagai petani. Mereka kerap kesal dengan gangguan babi hutan yang merusak ladangnya.

Baca Juga: Berdamai dengan Masa Lalu, Jepang Bayar Santunan Eks Jugun Ianfu

Dengan adanya tradisi berburu babi yang diturunkan oleh lintas generasi kekesalan mereka bisa teratasi. Apalagi saat itu pergeseran nilai terkait aktivitas ini sudah mulai mengarah pada ajang olahraga. Banyak peserta yang datang dan ikutan lomba menemukan si babi hutan.

Menariknya lagi para pemburu babi hutan menggunakan anjing pemburu yang gagah dan berani. Orang-orang Sumatera Barat rajin memesan anjing anakan yang punya mental dan fisik yang bagus dari Tasikmalaya, Jawa Barat.

Sejarah Berburu Babi di Sumatera Barat, Budaya Leluhur yang Turun-temurun

Tradisi berburu babi di Sumatera Barat sudah dilakukan berabad-abad silam lamanya. Orang-orang di daerah Minang misalnya, mereka sering menangkap babi hutan karena dianggap sebagai hama yang meresahkan.

Para leluhur orang Sumatera Barat menggunakan bantuan anjing untuk menghabisi hama babi di hutan. Selain karena dianggap ampuh untuk mengejar babi yang larinya kencang, anjing pemburu juga bisa melindungi mereka di hutan apabila ada ancaman binatang buas seperti harimau.

Anjing menjadi teman setia para pemburu babi hutan kala itu. Bahkan sempat ada yang menceritakan jika anjing pemburu pernah mempertaruhkan nyawanya demi keselamatan sang majikan dari kejaran harimau Sumatera.

Peristiwa ini terjadi di daerah Muaro Bodi, Sumatera Barat. Dahulu tempat ini hutan yang diisi oleh banyak binatang buas.

Baca Juga: Profil Sultan Hamid II, Perancang Garuda Pancasila yang Penuh Kontroversi

Selain babi hutan yang punya taring panjang, ada pula binatang buas harimau Sumatera paling berbahaya, bisa menyerang manusia dan hewan pelindungnya seperti anjing.

Memilih Jenis Anjing yang Bagus, Kebanyakan dari Tasikmalaya

Cukup mengejutkan ketika Widiyarmanto mengatakan kebanyakan jenis anjing pemburu di Sumatera Barat adalah jenis anjing ras yang berasal dari Tasikmalaya, Jawa Barat.

Hampir 90 persen para pemburu di Sumatera Barat memesan anjing petarung dari Tasikmalaya. Mereka percaya jika jenis anjing ras dari Tasikmalaya kebanyakan ada campuran anjing ras dari Eropa dan Jepang.

Konon ini menjadi salah satu sumber kekuatan bagi anjing-anjing pemburu. Daya penciuman untuk menelusuri jejak babi hutan cenderung kuat, tidak mudah capek, dan punya nafas yang panjang. Artinya kalau belum dapat babi si anjing tidak akan kembali pada majikan.

Selain itu, orang Sumatera Barat juga meyakini kalau jenis anjing yang dikirim dari Tasik itu sudah bagus, murah pula. Ada yang harga Rp. 200.000,- sampai dengan Rp. 400.000,-.

Bahkan jika ingin beli anjing yang sudah jadi atau juara berburu, pada tahun 1997 industri jual beli anjing adu di Tasik terkenal murah sekali. Harga satu ekor anjing yang sudah terlatih hanya mencapai 1 juta rupiah sampai dengan 2,5 juta rupiah saja.

Jadi hampir seluruh pemburu di Sumatera mendapatkan anjing untuk berburu dari Tasik. Konon anjing dari Tasikmalaya pernah mengeroyok harimau Sumatera yang sedang mengejar-ngejar para pemburu di hutan Muara Bodi, Sumatera Barat.

Baca Juga: Deforestasi Kerajaan Sriwijaya, Penyebab Hutan Palembang Gundul Abad ke-7

Dari Warisan Budaya menjadi Ajang Olahraga

Pada tahun 1990-an budaya berburu hama babi di Sumatera Barat nampaknya sudah berubah nilai menjadi ajang olahraga. Banyak masyarakat antusias mengikuti perburuan babi di hutan dekat dengan perkebunan milik penduduk bermodalkan sepatu dan celana pendek.

Seperti sedang latihan lari (jogging). Seiring dengan pergaulan penduduk sekitar dengan para pemburu babi iyang semakin dekat, para penduduk desa akhirnya terpengaruh dan mengadopsi juga anjing khusus untuk ikut berburu.

Setelah mereka ikut berburu ke hutan menggunakan anjing pemburu masing-masing, para majikan menunggu sambil berdiskusi untuk membentuk wadah perkumpulan. Pada tahun 1997 mereka sepakat membentuk PORBI (Persatuan Olahraga Buru Babi).

Anggotanya juga tak main-main, PORBI punya member hingga 4000 orang pada tahun 1997. Anggotanya berasal dari berbagai pelosok di Sumatera.

Jika ada event berburu di satu daerah yang ada di Sumatera Barat mereka berbondong-bondong datang bersama anjing pemburunya masing-masing.

Ada yang menggunakan truk, bus, mobil pickup, dan motor bergerobak. Solidaritas PORBI terkenal kuat, mereka juga bersaudara dan menjadikan hobi sebagai pengikat tali silaturahmi.

Untuk memuluskan agenda berikutnya, setelah acara berburu selesai biasanya seluruh anggota akan membayar uang kas. Bayaran tak terpaut nominal, berapa saja, seikhlasnya. Adapun yang menarik bayaran ini bernama Muncak Burus atau ketua paguyuban. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Proyek wisata The Mummy WBP Kota Banjar

Pemkot Banjar Panggil Investor Proyek Wisata The Mummy BWP, Bakal Langsung Putus Kontrak 

harapanrakyat.com,- Pemerintah Kota (Pemkot) Banjar, Jawa Barat, kembali melayangkan surat teguran terhadap Direktur PT Maju Jaya Dwi Vira selaku investor proyek wisata edukasi The...
Warga Cijambe Sumedang Temukan Sosok Mencurigakan di Sungai Domas, Diduga Jasad Manusia

Warga Cijambe Sumedang Temukan Sosok Mencurigakan di Sungai Domas, Diduga Jasad Manusia

harapanrakyat.com,- Warga Desa Cijambe, Kecamatan Paseh, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, dihebohkan oleh penemuan sesosok mencurigakan yang diduga jasad manusia di aliran Sungai Domas. Tepatnya...
Warga Pangandaran Dibacok saat Hajatan

Warga Pangandaran Dibacok saat Hajatan, Diduga karena Dendam

harapanrakyat.com - Seorang warga bernama Kasno dibacok saat hendak melerai perkelahian di sebuah hajatan di Dusun Karangsari, Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa...
Oknum Guru di Garut Gesek Kemaluan ke Murid Laki-Laki

Oknum Guru di Garut Gesek Kemaluan ke Bokong Murid Laki-Laki

harapanrakyat.com,- Seorang oknum guru di Garut, Jawa Barat, harus berurusan dengan polisi gegara menggesek kemaluan ke bokong muridnya. Orang tua murid yang tak terima...
Sejarah Candi Sanggrahan, Tulungagung, Peninggalan Kerajaan Majapahit Bercorak Budha di Jawa Timur

Sejarah Candi Sanggrahan Tulungagung, Peninggalan Kerajaan Majapahit Bercorak Budha

Sejarah Candi Sanggrahan di wilayah Tulungagung, Jawa Timur memuat histori yang menarik untuk dipelajari lebih mendalam. Candi ini berlokasi di Desa Sanggrahan, Kecamatan Boyolangu,...
Nepel Rem Motor, Komponen Kecil dalam Sistem Pengereman

Nepel Rem Motor, Komponen Kecil dalam Sistem Pengereman

Dalam industri otomotif, terutama untuk sepeda motor, sistem pengereman merupakan salah satu elemen krusial yang menjamin keselamatan pengendara. Banyak orang mungkin sudah mengenal komponen...