Rabu, Februari 12, 2025
BerandaBerita TerbaruSejarah Ajaran Saminisme, Gerakan Tanpa Kekerasan yang Dicemooh

Sejarah Ajaran Saminisme, Gerakan Tanpa Kekerasan yang Dicemooh

Sejarah ajaran tradisional Saminisme di Blora, Jawa Tengah berawal pada tahun 1980. Ajaran ini mengamalkan semangat pembebasan yang menganjurkan keadilan dan gerakan tanpa kekerasan dalam perjuangannya.

Konteks ‘gerakan’ dalam ajaran ini yaitu, ‘kiprah’ Saminisme memperjuangkan kebebasan dari cengkeraman kolonial Belanda dengan cara diam (mogok).

Saat itu para pengikut gerakan ini menjadi incaran kolonial, sebab mereka sering menghasut seluruh pengikutnya mengadakan perlawanan dalam bentuk pemogokan.

Sebagian besar para pengikut Saminisme mempercayai kesaktian guru agungnya yang bernama Samin Surosentiko. Ia berasal dari pedesaan Randublatung, Blora, Jawa Tengah yang lahir pada tahun 1859.

Baca Juga: Sejarah Negara Pasundan, Kisah Kegagalan Subversif di Jabar

Samin Surosentiko berhasil menyebarkan ajarannya ke berbagai daerah yang ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Antara lain di Pati, Kudus, Madiun, Bojonegoro, Ngawi, Tuban, dan Lamongan.

Menurut catatan kolonial, alasan para pengikut Saminisme menjadi berkembang dan menjalar ke beberapa wilayah di Jawa karena gerakan mereka mewakili hati rakyat kecil yang terjajah.

Sejarah Ajaran Saminisme di Berbagai Daerah: Tujuan dan Cita-cita Masyarakat Terjajah

Menurut Paulus Widiyanto dalam tulisannya berjudul “Samin Surosentiko dan Konteksnya” yang dimuat di Majalah Prisma Edisi 8 Agustus 1983, ajaran Saminisme merupakan bagian dari pola-pola gerakan revolusioner.

Intinya gerakan tersebut ingin memindahkan situasi Indonesia dari bangsa yang terjajah menjadi bangsa yang mardika (bebas: merdeka).

Namun mereka sadar tidak bisa melawan penjajah (kolonial Belanda) dengan menggunakan senjata. Mengingat dalam hal persenjataan rakyat Jawa terbilang kalah ketimbang pihak Belanda yang sudah punya senjata api.

Alhasil para Saminisme merubah perlawanan revolusioner dengan gerakan yang cenderung tidak berbahaya namun beresiko gagal dan ditangkap.

Baca Juga: Sejarah Pabrik Tebu di Yogyakarta Tahun 1930 yang Memiskinkan Petani

Gerakan apakah itu? Jawabannya gerakan mogok. Berdiam diri tanpa perlawanan. Saminisme mengajarkan melawan penjajahan menggunakan gerakan tanpa kekerasan. Belanda bingung dan tidak tahu bagaimana cara menyelesaikannya.

Konon gerakan ini yang menginspirasi tokoh Nasionalis India bernama Mahatma Gandhi menemukan metode “Satyagraha”. Sebutan untuk gerakan perlawanan rakyat sipil di India dalam memprotes monopoli perdagangan garam yang dilakukan oleh Inggris.

Gerakan Saminisme menjadi cermin perlawanan yang tepat bagi bangsa terjajah. Sebab melawan kejahatan tanpa senjata dampaknya lebih kena ketimbang melawannya dengan senjata. Bagi Saminisme dan Gandhisme diam adalah senjata paling mematikan.

Mencemooh Saminisme dan Mencaci Maki Kebodohannya

Seiring berkembangnya zaman dan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, para pengikut Saminisme dicemooh oleh banyak orang yang menamakan dirinya sebagai manusia modern (golongan berpendidikan).

Mereka menganggap remeh ajaran Saminisme dan sesekali mencaci maki kebodohannya menggunakan perkataan rasis dengan menghardik mereka orang takhayul.

Semua tindakan bernada sinisme ini terjadi akibat para pengikut Saminisme dianggap tidak umum. Ajaran ini sudah tidak relevan dengan zaman modern dan ini bertentangan dengan orientasi pembangunan pasca kemerdekaan.

Belakangan para pengikut Saminisme dikenal anti intelektual. Mereka menghindari sekolah, bahkan Belanda mencap pendiri gerakan ini Samin Surosentiko sebagai orang yang tidak bisa baca tulis.

Namun itu fitnahan belaka, setelah ajaran mendapati penyusutan pengikut ditemukan kitab suci yang menjadi pedoman kepercayaannya. Hal ini menjadi bukti jika Samin Surosentiko bisa membaca dan menulis.

Meskipun banyak dicemooh dan dicaci maki, ajaran Saminisme tidak pernah meminta dana ekonomi pada para pengikutnya. Termasuk juga pada orang yang punya kepentingan langsung dengan Samin itu sendiri.

Baca Juga: Peristiwa Kudatuli 1996, Cikal Bakal Pemicu Lengsernya Suharto

Tidak ada satu pun yang memasok dana untuk perkumpulan Saminisme. Pernyataan ini terbukti ketika Residen Tuban J. E. Jasper ditunjuk oleh gubernemen menyelidiki latar belakang ekonomi gerakan tersebut. Hasilnya nihil, tak ada satupun dugaan yang tepat.

Gerakan yang Berbahaya bagi Pemerintah Kolonial

Gerakan Saminisme dianggap perkumpulan yang membahayakan pemerintah kolonial. Sebab ajaran gerakan tersebut cepat mempengaruhi massa untuk ikut dengan tujuan mereka. Salah satu yang paling ditakuti Belanda saat itu adalah propaganda pemogokan.

Pada tahun 1908 ada satu orang Saminis di Madiun bernama Wongsoredjo. Ia ditangkap opsir Belanda karena mengajarkan para pengikutnya untuk tidak membayar pajak. Selain itu Wongso juga mengajak mereka mogok.

Aksi paling parah, ia menantang kolonial dengan mengirim surat pada residen Madiun jika para pengikut Saminis tak mempan dengan peluru dan pedang Belanda. Mereka mengajak duel Belanda satu persatu.

Keberanian orang Saminis tercermin juga pada zaman revolusi. Konon gerakan Saminisme pernah dikirim ke Surabaya untuk membantu tentara republik memerangi Sekutu dalam peristiwa 10 November 1945.

Meskipun penuh hujatan, cemoohan, dan caci maki, fakta sejarah menunjukkan setelah perang usai pengikut ajaran Saminisme di seluruh Jawa ada 3000 orang lebih, dan setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Inspirasi Desain Kebun Sayur Belakang Rumah Agar Tampil Cantik

Inspirasi Desain Kebun Sayur Belakang Rumah Agar Tampil Cantik

Desain kebun sayur di belakang rumah memang sangat menarik. Menanam sayur di rumah memberikan banyak manfaat bagi pemiliknya, salah satunya mengurangi kebutuhan untuk membeli...
Angga Yunanda dan Shenina Cinnamon

Perjalanan Cinta Angga Yunanda dan Shenina Cinnamon Berawal dari Cinlok hingga Menikah

Aktor pemain film Dua Garis Biru, Angga Yunanda dan Shenina Cinnamon kini resmi menikah. Momen pernikahan keduanya diunggah oleh Angga melalui akun media sosial...
Onyo Tinggal Serumah dengan Sarwendah

Ruben Beberkan Alasan Onyo Tinggal Serumah dengan Sarwendah: Dia Butuh Sentuhan…

Ruben Onsu membeberkan alasan Betrand Peto atau Onyo tinggal serumah dengan Sarwendah. Seperti diketahui, sejak tahun 2019, Betrand Peto sudah menjadi anak angkat dari...
Intan Nuraini

Intan Nuraini Rayakan Ulang Tahun Putrinya, Warganet Ramai Berikan Doa Terbaik

Lama tak muncul ke publik, Intan Nuraini bagikan postingan ulang tahun anak perempuannya. Hijaber cantik yang merupakan ibu tiga anak ini kompak merayakan ulang...
Bendungan Cariang di Sumedang

8 Kali Gagal Panen, Petani Desak Pemerintah Perbaiki Bendungan Cariang di Sumedang

harapanrakyat.com,- Para petani yang terdampak jebolnya Bendungan Cariang di Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, terus mendesak pemerintah untuk segera melakukan perbaikan permanen pada...
Deddy Corbuzier sebagai Stafsus Kemenhan

Pelantikan Deddy Corbuzier sebagai Stafsus Kemenhan Tuai Kritikan Netizen

Pelantikan Deddy Corbuzier sebagai Stafsus Kemenhan (Kementerian Pertahanan) ternyata menuai kritik dari banyak pihak. Prosesi pelantikannya berlangsung pada Selasa (11/2/2025). Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin, menjadi...