Selasa, April 15, 2025
BerandaBerita TerbaruBerdamai dengan Masa Lalu, Jepang Bayar Santunan Eks Jugun Ianfu

Berdamai dengan Masa Lalu, Jepang Bayar Santunan Eks Jugun Ianfu

Wakil-wakil Asian Womens Fund (AWF) dari Jepang hadir di Kementerian Sosial Republik Indonesia pada Selasa, 5 April 1997. Mereka datang tepat pukul 10.00 WIB untuk menandatangani Memorandum of Understanding (MOU) merealisasikan santunan pada eks Jugun Ianfu yang ada di Indonesia.

Jugun Ianfu merupakan korban perang zaman Jepang yang dijadikan sebagai “Wanita Penghibur” para serdadu. Orang Jepang mengidentikan mereka sebagai wanita pemuas nafsu. Kehadiran Jugun Ianfu dianggap penting, karena bagian dari suplemen serdadu mendapatkan semangat dalam peperangan.

Di Indonesia banyak sekali korban Jugun Ianfu, bahkan sebelum ada program “wanita nakal” yang dijadikan sebagai Jugun Ianfu, para serdadu Jepang kerap membawa paksa gadis-gadis desa yang mereka lewati.

Baca Juga: Sejarah Jugun Ianfu, Wanita Penghibur Zaman Jepang

Peristiwa ini menyimpan banyak kisah kesedihan, khususnya para bagi para penyintas Jugun Ianfu. Perbuatan Jepang merupakan tindakan tak bermoral dari bangsa yang lebih awal maju dari pada Indonesia. Jepang mengakui kesalahan itu dan resmi meminta maaf serta membayar uang ganti rugi pada korban eks- Jugun Ianfu.

Kementerian Sosial tidak Mengantongi Data Eks Jugun Ianfu

Menurut Majalah Gatra Edisi 5 April 1997 berjudul, “Bukan Untuk Momeye, Jepang Segera Membayar Santunan Eks Jugun Ianfu Indonesia. Perdana Menteri Resmi Meminta Maaf”, Menteri Sosial, Inten Soeweno menangkap lain pemberian uang ganti rugi dari Jepang untuk Eks Jugun Ianfu.

Ia berniat menyalurkan dana yang diberikan oleh Jepang melalui (AWF) sebanyak Rp 9 Miliar untuk kepentingan panti jompo.

Pernyataan ini mengundang banyak reaksi publik, terutama reaksi dari para penyintas yang masih hidup saat itu. Mereka tidak terima uang ganti rugi itu akan disalurkan Menteri Soeweno ke panti jompo, itu salah sasaran.

Namun Menteri Sosial, Inten Soeweno tetep kekeuh akan menyalurkan dana Rp 9 Miliar itu pada pembangunan panti jompo di beberapa daerah. Alasannya pemberian langsung pada para korban akan merendahkan harkat dan martabat wanita Indonesia.

Lagi pula Departemen Sosial mengaku tidak punya data siapa saja eks- Jugun Ianfu yang saat itu masih hidup. Dari pada uang itu tidak tepat sasaran, lebih baik digunakan untuk kepentingan kolektif yang lebih bermanfaat.

Baca Juga: Sejarah Pelacuran Zaman Jepang: Kisah Gadis Belanda Layani Nafsu Kadet Nippon

Mendengar kekisruhan tersebut, AWF memberikan tanggapan yang kontradiksi. Yayasan penolong wanita bentukan Jepang itu berpihak pada Eks Jugun Ianfu, mereka ingin uang bantuan itu sampai pada “mereka yang pernah dirugikan oleh Jepang” di masa lalu.

Mardiyem Mengaku Pernah Jadi Momeye

Mardiyem wanita berpenampilan keibuan yang pada 1997 masih berumur 68 tahun mengaku pada (AWF) sebagai eks Jugun Ianfu. Saat ia dipaksa menghibur serdadu Jepang dirinya kerap dipanggil Momeye.

Mardiyem menceritakan banyak hal tentang Jugun Ianfu. Cerita-cerita itulah yang kemudian menjadi fakta sejarah, betapa tersiksanya Mardiyem saat itu yang terpaksa setiap hari harus melayani hasrat seksual serdadu Jepang.

Nampaknya sudah tidak ada lagi moral bagi orang-orang Jepang saat itu. Wanita betul-betul tidak dihargai sebagai makhluk yang istimewa. Serdadu Jepang kerap menyiksa wanita bahkan membunuhnya hanya karena mereka tak ingin melakukan hubungan seksual.

Karena pengalaman pahit ini Mardiyem di usianya yang tak lagi muda terus memperjuangkan keadilan. Ia sering bolak-balik Indonesia-Jepang untuk menghadiri forum-forum Internasional yang memperjuangkan keadilan Eks Jugun Ianfu.

Mardiyem menjadi salah satu wakil Eks Jugun Ianfu asal Indonesia yang vokal dan emosional. Selain Mardiyem, karena fenomena tak bermoral ini terjadi di beberapa negara, turut hadir pula Eks- Jugun Ianfu dari Korea, China, dan Filipina.

Mereka semua menuntut ganti rugi, para penyintas Jugun Ianfu di seluruh dunia mengklaim terdapat 200.000 wanita yang pernah jadi korban. Oleh sebab itu mereka menuntut ganti rugi dan meminta maaf Jepang secara resmi dan terbuka.

Jepang Mengabulkan Permintaan Eks Jugun Ianfu

Melalui (AWF) badan non politik bentukan Jepang pada Juli 1995, Negeri Matahari Terbit ini secara resmi dan terbuka menyampaikan permintaan maaf atas dosa dan kesalahan yang pernah terjadi selama perang Pasific berkecamuk.

Terutama pada para wanita yang dahulu pernah menjadi Jugun Ianfu. Sejak awal tahun 1995 Jepang sudah mengumpulkan dana untuk mengganti rugi pada Eks Jugun Ianfu di Indonesia sejumlah Rp 9 Miliar.

Pemerintah Jepang juga telah menjanjikan akan membayarkan uang tersebut ke negara yang bersangkutan pada Desember 1996. Namun pembayaran ganti rugi sudah diatur akan cair 10 kali dalam 10 tahun.

Baca Juga: Pariwisata Indonesia Mogok Akibat PD II, Bangkit Karena Bom Hiroshima

Menteri Sosial, Inten Soeweno dengan Duta Besar Jepang di Indonesia, Taizo Wanatabe bersepakat untuk mengelola uang tersebut sebagaimana permintaan (AWF). Artinya Inten Soeweno tidak lagi mempertahankan uang tersebut untuk dana panti jompo.

Kendati demikian secara resmi pihak Jepang menyerahkan sepenuhnya uang ganti rugi Eks- Jugun Ianfu tersebut pada Kementerian Sosial Republik Indonesia. Dengan itu Jepang telah terbebas dari kutukan dosa masa lalu dan bisa memperbaiki hubungan hangatnya kembali dengan mantan negara jajahan. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Tebing sungai Cipamutih Ciamis longsor

Tebing Sungai Cipamutih Longsor, Rumah Warga Ciamis Terancam Ambruk

harapanrakyat.com,- Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat Senin malam (14/4/2025), menyebabkan tebing di pinggir Sungai Cipamutih longsor. Akibatnya, rumah...
Dokter kandungan lecehkan pasien di Garut

Dinkes Sebut Dokter Kandungan yang Lecehkan Pasien Sudah Tidak Praktik di Garut

harapanrakyat.com,- Video CCTV dokter kandungan diduga melakukan pelecehan terhadap pasien ibu hamil mendadak viral. Insiden itu terjadi di salah satu klinik swasta di Garut,...
Aksi Nyentrik Aktivis Pria Berdaster Warnai Debat Calon Bupati Tasikmalaya

Aksi Nyentrik Aktivis Pria Berdaster Warnai Debat Calon Bupati Tasikmalaya

harapanrakyat.com,- Debat calon bupati untuk Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Tasikmalaya yang digelar di Hotel Alhambra, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat pada Senin...
Pengunjung pusat kuliner Alun-Alun Ciamis kecopetan

Berdesakan Ingin Salaman dengan Bupati, Pengunjung Pusat Kuliner Alun-Alun Ciamis Malah Kecopetan

harapanrakyat.com,- Antusiasme warga dalam menyambut peresmian pusat kuliner di Alun-Alun Ciamis berubah jadi petaka bagi Nenah Susanah, pengunjung dari Kelurahan Benteng, Kecamatan Ciamis, Kabupaten...
Dedi Mulyadi akan revitalisasi museum Batutulis Bogor

Kerahkan Para Ahli, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Bakal Revitalisasi Museum Batutulis Bogor

harapanrakyat.com,- Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan komitmennya untuk merevitalisasi Museum Batutulis di Kota Bogor sebagai langkah strategis memperkuat pendidikan sejarah, khususnya bagi generasi...
Lenovo YOGA Slim 7x, Laptop Tipis Bertenaga dan Stylish

Lenovo YOGA Slim 7x, Laptop Tipis Bertenaga dan Stylish

Setelah masa pre-order yang berakhir pada 30 Juni 2024 silam, Lenovo YOGA Slim 7x kini resmi tersedia di Indonesia. Laptop Lenovo ini menarik perhatian...