Baterai baru buatan NASA merupakan hasil kerjasama dengan perusahaan ATB (Advanced Thermal Batteries, Inc). Produk buatan NASA dan ATB berupa baterai baru ini diprediksi bisa beroperasi di Venus dengan baik. Sebagaimana yang kita tahu bahwa planet Venus memiliki suhu ekstrim.
Baca Juga: Uji Coba Mesin Roket RS-25 NASA, Dapatkan Desain Ulang
Mengenal Baterai Baru Buatan NASA
Sesuai dengan informasi yang dilansir dari Science Alert, 24 Februari 2023, ilmuwan dikabarkan tengah mengembangkan baterai canggih. Ilmuwan merancangnya supaya bisa suplai energi tanpa henti lebih dari 120 hari. Agar mampu melakukan hal tersebut, tahap pengembangannya harus berdasar sistem baterai termal umur pendek.
Sistem tersebut kerap berfungsi untuk menyalakan rudal. Dengan sistem ini, ilmuwan mengisi baterai menggunakan 17 sel individu dan bahan kimia. Pembuatannya juga melibatkan peningkatan arsitektur dan elektrokimia self-discharge rendah.
Pengembangan LLISSE
LLISSE (Long-Live In situ Solar System Explorer) jadi pendarat Venus yang memanfaatkan baterai tersebut. Saat pendaratan, harapannya LLISSE bisa sekitar 10 kg.
Perangkat ini membawa sensor kecil yang memiliki fungsi beragam. Mulai dari mengukur angin, suhu, tekanan, pancaran, hingga kelimpahan konstituen kimia di atmosfer utama.
Baca Juga: Uji Coba Roket Tenaga Nuklir NASA untuk Misi Berawak ke Mars
Dalam proses pengembangannya, LLISSE akan jadi sistem lengkap dengan komunikasi, elektronik, dan instrumentasi. Semuanya memerlukan baterai baru buatan NASA agar bisa beroperasi dengan baik.
Tahap pengembangan ini sangat ilmuwan pertimbangkan dengan baik. Perusahaan ATB juga berharap bahwa perangkat ini bisa lanjut ke proses demonstrasi selang 18 bulan kemudian. Untuk mencapai tujuan tersebut, membutuhkan kerjasama tim yang solid.
Tujuan Pembuatan Baterai
Pembuatan baterai baru NASA jelas memiliki tujuan tersendiri. Adapun tujuan utamanya sudah kita singgung pada pembahasan di atas, yakni agar bisa beroperasi dengan suhu ekstrim di Venus.
Di Venus, baterai termal jadi pilihan terbaik dalam menghadapi kondisi atmosfernya. Baterai ini mampu memanaskan elektrolit khusus dengan suhu tinggi. Lalu jika di suhu kamar standar, bisa lembab.
Selain itu, harapannya baterai ini bisa memudahkan ilmuwan dalam eksplorasi masa depan di tata surya. Tata surya memiliki lingkungan yang keras sehingga perlu melibatkan teknologi canggih dalam mengeksplorasinya.
Baca Juga: NASA Kirim Ragi ke Luar Angkasa, Ternyata Ini Alasannya!
Baterai baru buatan NASA ini berperan sebagai perangkat penyimpanan energi yang baru. Mengingat di tempat tersebut minim pencahayaan.
Jika kita ibaratkan, maka akan seperti mendung di Bumi. Karena tertutup awan mendung, cahaya matahari jadi kurang maksimal ketika menyinari planet Bumi.
Mengetahui hal tersebut, maka bukan solusi yang baik jika memanfaatkan panel surya. Apalagi panel surya memiliki ketahanan kurang baik apabila bersinggungan dengan tingginya tekanan permukaan.
Terlepas dari hal tersebut, baterai baru buatan NASA memang tengah jadi bahan perbincangan. Harapannya, misi yang ilmuwan emban bisa berjalan lancar dan memberikan hasil maksimal. Pada dasarnya, hal ini bisa menambah wawasan dalam mempelajari luar angkasa dan segala isinya. (R10/HR-Online)