Mata uang rupiah menguat tajam di tengah naiknya dolar Amerika Serikat. Pada perdagangan hari Kamis (12/01/2023), nilai tukar rupiah menguat dan ditutup ke level Rp 15.339 per dolar AS.
Dilansir suara.com, Kamis (12/01/2023), rupiah menguat hingga 0,92 persen atau 143 poin dibandingkan dengan posisi penutupan pada perdagangan sebelumnya. Yakni Rp 15.482 per dolar AS.
Ibrahim Assuaibi selaku Direktur PT Laba Forexindo Berjangka menyebutkan, nilai mata uang dolar AS tergelincir hingga mendekati level paling rendah terhadap euro. Jatuhnya dolar menjelang data inflasi Amerika Serikat di kemudian hari.
“Adanya ekspektasi Bank of Japan bakal meninjau terhadap efek samping pelonggaran moneternya,” ujar Ibrahim Assuaibi dalam analisanya.
Baca Juga: Manfaatkan Harga Bitcoin Anjlok, El Salvador Beli 150 BTC
Ia juga mengatakan, adanya laporan dari Yomiuri bahwa BOJ bakal meninjau efek dari pelonggaran moneter dalam pertemuan kebijakan yang akan berlangsung minggu depan. Kemungkinan mengambil langkah tambahan guna memperbaiki distorsi pada pasar.
Informasi tersebut seiring dengan adanya perubahan yang mengejutkan BOJ bulan Desember lalu untuk mengontrol imbal hasil obligasi.
Meski langkah tersebut gagal mengatasi distorsi akibat pembelian obligasi secara besar-besaran oleh bank sentral di pasar obligasi.
Bukan hanya itu, ketatnya pengawasan data inflasi AS juga bisa memberi kejelasan lebih lanjut mengenai berapa banyak inflasi dalam ekonomi terbesar dunia sudah dimoderasi. Serta naiknya suku bunga pada Federal Reserve.
Baca Juga: Harga Mata Uang Bitcoin Alami Naik Turun
“Ekspektasi mungkin Fed mendekati akhir kampanye dari pengetatan kebijakan atas moneter yang agresif,” kata Ibrahim Assuaibi.
Jadi mungkin tak perlu lagi menaikan suku bunga tinggi. Sebelumnya dikhawatirkan bisa membuat greenback terjatuh ke posisi paling rendah pada tahun ini.
Pada hari Kamis ini, nilai mata uang rupiah menguat tajam. Sementara nilai dolar AS tersungkur hingga mendekati level terendah terhadap euro. (R3/HR-Online/Editor-Eva)