harapanrakyat.com,- Dalam beberapa waktu terakhir ini, lato-lato menjadi mainan yang sedang happening.
Tidak hanya anak-anak, banyak orang dewasa gemar memainkan permainan dua bandul yang juga melatih motorik anak ini.
Meski demikian, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung, Jawa Barat, mengimbau para murid sekolah tidak membawa mainan itu ke lingkungan sekolah. Sebab, mainan ini tidak ada hubungannya dengan kegiatan belajar dan mengajar.
Hal tersebut sesuai dengan surat edaran Disdik Kota Bandung, berkaitan dengan mulainya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) semester 2 tahun ajaran 2022/2023.
Baca Juga : Ini Langkah Disdik Garut Antisipasi Bahaya Mainan Lato-lato ke Siswa
Dalam surat edaran tersebut, para pelajar dan pengajar berpedoman pada kalender akademik tahun ajaran 2022/2023. Kemudian, mengevaluasi tata tertib sesuai Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di satuan pendidikan.
Selain itu, pihaknya juga mengimbau kepada seluruh ekosistem satuan pendidikan dan orang tua murid, bersama-sama saling mengawasi maraknya permainan konvensional maupun digital.
Dalam surat edaran itu juga menjelaskan, mengimbau para siswa tidak membawa atau bermain segala bentuk permainan yang tidak berkaitan dengan pembelajaran (KBM) ke dalam lingkungan sekolah.
Sekretaris Disdik Kota Bandung, Tantan Surya Santana mengatakan, permainan yang tidak berkaitan dengan KBM itu salah satunya lato-lato.
Meski memiliki nilai positif melatih motorik anak, lanjut Tantan, namun sebaiknya memainkan mainan tersebut hanya di luar jam sekolah.
Latih Motorik Anak, Memainkan Lato-lato Tetap Perlu Pengawasan
Menurut Tantan, dengan banyaknya aneka permainan untuk tumbuh kembang anak, perlu juga pendampingan orang tua.
Sebab, lanjut Tantan, banyak informasi jika permainan lato-lato ini dapat juga mengakibatkan anggota tubuh lebam. Bahkan ada yang harus mendapat tindakan medis.
“Untuk mencegah kondisi yang tidak diharapkan, Dinas Pendidikan Kota Bandung mengeluarkan surat edaran. Intinya melarang membawa mainan yang tidak berkaitan dengan proses KBM di sekolah,” ungkapnya di Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (11/1/2023).
Baca Juga : Catat! Dishub Jabar Terapkan Rekayasa Lalu lintas Menuju Masjid Al Jabbar
Oleh karena itu, Tantan mengimbau para pendidik dan wali siswa berkolaborasi dalam mengedukasi anak-anak mengenai ragam permainan dan dampaknya.
“Maka kita juga perlu bijak dalam memainkannya, sehingga tidak mengganggu orang lain. Tentu boleh memainkan alat permainan ini pada waktu dan tempat yang semestinya,” ujarnya.
Tantan menambahkan, lato-lato mampu melatih motorik, olahraga tangan, dan menciptakan komunikasi lagi antar anak untuk bermain bersama. Bahkan, kata Tantan, bisa mengurangi ketergantungan gadget yang selama ini sudah luar biasa mengakar di anak-anak.
“Memainkan lato-lato jangan sampai mengganggu kegiatan KBM, baik di rumah maupun sekolah. Untuk di sekolah, kami membuat surat imbauan untuk seluruh satuan pendidikan. Bukan melarang memainkan atau memiliki lato-lato, tetapi jangan memainkan lato-lato ini di sekolah saat jam belajar,” tuturnya.
“Demikian halnya juga dengan seluruh permainan baik konvensional maupun digital yang tidak berkaitan dengan KBM. Sebaiknya memainkan alat permainan di luar jam sekolah saja,” Tantan menambahkan. (Rio/R13-HR-Online/Editor-Ecep)