Umur air di Bumi sangat menarik dibahas. Selama ini umur dan asal-usul air di Bumi menjadi misteri. Berbagai hipotesis sudah bermunculan mengenai bagaimana air ada di Bumi.
Air juga sebenarnya termasuk unsur kehidupan yang penting di Bumi. Karena keberadaannya, maka Bumi menjadi salah satu planet yang layak makhluk hidup tinggali.
Akan tetapi, muncul berbagai misteri mengenai air di Bumi yang hingga saat ini belum terpecahkan. Salah satu yang membuat penasaran adalah mengenai umur mereka.
Baca Juga: Oksigen Hilang dari Bumi, Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?
Berapa Sebenarnya Umur Air di Bumi?
Sebuah penelitian di GeoScienceWorld Elements memperlihatkan bahwa Tata Surya muda lainnya memiliki air yang sangat melimpah.
Hal ini memberikan titik terang mengenai asal usul air yang ada di Bumi. Di Tata Surya, air akan mengikuti perjalanan dari bintang muda yang tumbuh.
Selain itu, air juga akan mengikuti perjalanan saat planet terbentuk. Bukti tersebut ada pada kandungan air di Bumi yang berat, sehingga menunjukkan usianya.
Air di Bumi diperkirakan telah berumur 4,5 miliar tahun, sama seperti usia planet ini. Hal itu terdapat di artikel berjudul ‘We Drink Good 4,5 Billion Year Old Water’ karya Cecilia Ceccarelli dan Fujun Du.
Ceccarelli adalah seorang astronom Italia di Institute Planetary Sciences and Astrophysics di Grenoble, Prancis. Sementrara Du adalah astronom dari Observatorium Gunung Ungu di Nanjing, China.
Baca Juga: Penyebab Lonjakan Oksigen di Bumi hingga Menjadi Layak Huni
Proses Pembentukan Tata Surya
Keberadaan air berkaitan dengan proses pembentukan Tata Surya. Pembentukan Tata Surya berawal dari adanya awan molekul raksasa.
Awan tersebut sebagian besar terdiri dari hidrogen, yang merupakan komponen utama air, dan juga helium, oksigen, serta karbon dalam urutan kelimpahan.
Kemudian awan juga mengandung butiran kecil debu silikat dan debu karbon. Dari awal mula pembentukan umur air di Bumi dan Tata Surya.
Awan molekuler yang dingin akan membeku dan melekat ke permukaan. Ketika itu terjadi, maka keduanya bereaksi dan membentuk air es atau dua jenis air, yaitu air biasa dan air berat dengan kandungan deuterium.
Deuterium adalah isotop hidrogen yang merupakan hidrogen berat (HDO). Di deuterium terdapat satu proton dan satu neutron dalam nukleusnya, memisahkannya dari hidrogen biasa yang bernama protium.
Baca Juga: Oksigen di Bumi Akan Menipis dalam Miliaran Tahun Lagi, Ini Sebabnya!
Fase Dingin Air
Ketika air es membentuk mantel pada butiran debu, pada saat itulah terjadi fase dingin. Gravitasi mulai mengarahkan dirinya di awan saat materi menggumpal di bagian tengah.
Lebih banyak massa jatuh ke pusat awan dan mulai membentuk protobintang. Beberapa gravitasi akhirnya menjadi panas hingga menjadi 100 Kelvin (-280 Fahrenheit).
Sublimasi terjadi di wilayah corino yang panas, selubung hangat yang ada di sekeliling pusat awan. Meski mereka juga mengandung molekul organik kompleks, air menjadi molekul paling melimpah di corinos.
Jadi, umur air di Bumi ini sudah miliaran tahun. Air sudah ada sejak awal Tata Surya dan planet ini terbentuk dan terus mengalami siklus daur ulang hingga tidak akan habis. (R10/HR-Online)