Snap back zone kerap dikaitkan dengan ilmu fisika. Snap back zone juga terkenal dengan sebutan zona kibasan tali putus. Untuk mengenal lebih jelas seputar materi dalam ilmu fisika ini, maka Anda bisa simak pembahasan berikut.
Baca Juga: Teori Relativitas Einstein, Jenis, dan Buktinya, Kenali Lebih Dekat!
Mengenal Snap Back Zone
Perlu untuk Anda ketahui bahwa zona kibasan tali putus merupakan fenomena yang kerap terlihat di setiap kapal laut saat bersandar di dermaga.
Fenomena ini kerap jadi peristiwa kecelakaan paling banyak yang bisa menewaskan kru kapal laut saat gagal melakukan proses mooring.
Sesuai dengan namanya, zona kibasan tali putus ini merupakan fenomena putusnya tali yang berguna untuk mengikat. Putusnya tali tersebut menghasilkan kekuatan yang sangat tinggi sehingga bisa melempar bahkan membunuh kru kapal laut.
Khususnya kru yang ada di zona berbahaya tersebut. Dalam peristiwa yang mengerikan snap back zone ini melibatkan energi kinetik. Energi tersebut muncul ketika tali terputus.
Penyebab Tingginya Tingkat Kematian
Zona kibasan tali putus memiliki tingkat kematian yang sangat tinggi. Pada dasarnya, ada banyak hal yang menyebabkannya. Adapun salah satunya ialah karena kurangnya pengetahuan kru kapal laut.
Hal tersebut membuat kru jadi tidak terampil dan cekatan dalam melakukan kinerjanya. Selain itu, penyebabnya juga bisa karena kesalahan dalam metode pengecatan. Pada umumnya, metode tersebut ada dalam perawatan marking.
Penyebab selanjutnya ialah koordinasi dari pihak kapal dan perusahaan yang kurang baik. Minimnya koordinasi bisa membuat kesalahan fatal dan tak terhindarkan.
Hal lain yang juga menyebabkan snap back zone ialah kurang baiknya pelaksanaan Plan Maintenance System (PMS).
Baca Juga: Elastisitas dan Hukum Hooke Fisika: Besaran, Bunyi, dan Rumus!
Pencegahan Risiko Kematian
Tak bisa kita pungkiri bahwa zona kibasan tali putus memang berbahaya dan nyawa taruhannya. Untuk mencegah kejadian tersebut, ada baiknya memberikan tanda khusus di area mooring.
Dengan adanya tanda khusus, maka kru bisa menghindari area tersebut sebagai antisipasi apabila talinya terputus.
Pencegahan berikutnya, bisa mengadakan safety meeting bagi kru kapal laut secara rutin. Dengan cara ini, maka kru bisa lebih memahami bagaimana menjaga keamanan sekaligus keselamatan selama menjalankan tugas, tak terkecuali saat proses mooring.
Lebih dari itu, upaya pencegahan snap back zone juga bisa dilakukan dengan memaksimalkan metode pengecatan, memperbaiki koordinasi, dan meningkatkan pelaksanaan PMS. Pastikan pula memperhatikan perlengkapan yang digunakan, terlebih sisi kualitasnya.
Perlengkapan tersebut mulai dari tali baja, tambang, winches, bollards, hydraulic motors, anchor chain, piping valves, dan masih banyak lagi. Pastikan semuanya juga sudah sesuai standar atau SOP yang berlaku.
Cek juga bahwa peralatan tersebut sudah lengkap. Jangan lupa pula untuk memeriksa apakah tali ataupun peralatan lainnya masih layak pakai. Jika memang sudah usang, tak terawat, ataupun rusak, pastikan tak memaksakan diri untuk menggunakannya.
Lebih baik segera ganti peralatan yang sudah tak layak pakai dengan alat baru. Jangan tunggu rusak ataupun bermasalah baru menggantinya. Saat mengganti memang membutuhkan dana.
Namun dana yang Anda keluarkan belum apa-apa daripada risiko kecelakaan snap back zone. Anda tentu tak ingin mengalami kejadian naas tersebut bukan? Maka dari itu, tak perlu ragu keluar biaya tambahan demi keamanan dan keselamatan bersama.
Baca Juga: Energi Potensial Pegas: Definisi, Contoh, dan Rumusnya!
Kasus Zona Kibasan Tali Putus
Kasus yang membahayakan nyawa ini tak hanya sering terjadi saat proses mooring saja, akan tetapi juga kegiatan tarik tambang.
Peristiwa tersebut juga tengah hangat publik perbincangkan saat ini. Selama ini kita tahu bahwa tarik tambang adalah kegiatan yang seru.
Namun siapa sangka bahwa kegiatan menyenangkan tersebut berubah jadi tragis. Kasus yang viral ini terjadi di Sulawesi Selatan, tepatnya Makassar. Tarik tambang tersebut mengalami fenomena snap back zone dan merenggut salah satu pesertanya.
Peserta bernama Masyita tewas seketika karena terlilit dan terseret tali tarik tambang yang putus. Saat peristiwa tersebut, kepala Masyita terbentur pembatas jalan (separator) yang terbuat dari beton. Hal inilah yang membuat Masyita meregang nyawa.
Setelah menyimak review di atas, Anda tentu sudah tahu apa itu snap back zone. Dalam memahami fenomena tersebut, ketahui pula penyebab dan pencegahannya. Nyatanya fenomena mengerikan ini sering terjadi di lingkungan masyarakat. (R10/HR-Online)