Sabtu, April 19, 2025
BerandaBerita TerbaruSejarah Penjajahan Prancis di Maroko, Berawal dari Kelangkaan Pangan

Sejarah Penjajahan Prancis di Maroko, Berawal dari Kelangkaan Pangan

Sejarah penjajahan Prancis di Maroko berawal dari kelangkaan pangan pada awal abad ke-19. Sejarah dunia mencatat, Prancis yang merupakan salah satu negara besar di Eropa itu pernah menjajah Maroko.

Negeri Al-Maghreb ini pernah mengalami perlakuan yang represif dari bangsa Prancis. Salah satu penyebab datangnya Prancis ke Maroko antara lain karena kelangkaan pangan yang sulit sejak awal abad ke-19.

Peristiwa kelangkaan pangan terjadi pada masa kepemimpinan Maulani Sulaiman dari tahun 1792 sampai dengan 1822.

Baca Juga: Satu Keluarga Satu Anak: Propaganda Otoriter Cina Menekan Fertilitas

Adapun penyebab kesulitan pengadaan bahan baku produksi karena keadaan alam yang tak mendukung. Keadaan Maroko sedang paceklik dan kesusahan sumber mata air.

Alhasil ladang-ladang kebutuhan pangan seperti gandum, beras, dan kacang-kacangan menjadi kering. Masyarakat Maroko pun tak bisa memakan sayuran, sebab seluruh tumbuhan mendadak layu.

Akibatnya banyak penduduk Maroko yang kelaparan, mereka mencoba melakukan migrasi ke satu tempat yang kaya sumber daya alam.

Namun ketika hendak bermigrasi, keadaan politik Maroko mendadak panas. Pada tahun 1822 Maulani Sulaiman yang seorang Wahabi kalah oleh pemberontakan Zawiya di dekat Marrakesh. Kekalahan ini menjadi awal penanda kelahiran Raja Maroko yang baru bernama Abdurahman.

Semenjak kepemimpinan Abdurahman, Maroko semakin terkenal maju. Wabah paceklik berhenti dan negeri ini bisa survive kembali.

Konon Raja Abdurahman juga menjadi seorang pemimpin yang loyal terhadap Barat. Oleh sebab itu Prancis masuk ke Maroko melalui jalur perdagangan di era kepemimpinannya.

Awal Sejarah Penjajahan Prancis di Maroko

Menurut C.N. Pennell dalam buku berjudul ”Morocco From Empire to Independent” (2003), sejarah penjajahan Prancis di Maroko karena Raja Abdurahman (1822-1859) dekat dengan para ahli Thariqah.

Raja Abdurahman berhasil meyakinkan golongan wahabi untuk kerjasama dengan pedagang dari Eropa.

Baca Juga: Sejarah Pembunuhan Sadis di Amerika Serikat, Krismon Jadi Penyebabnya

Saat itu golongan Wahabi memang satu-satunya kelompok yang menolak keterbukaan Maroko dengan Eropa.

Bahkan mantan Raja sebelum Abdurahman yakni Maulani Sulaiman adalah seorang Wahabi tulen. Ia melarang segala unsur modernitas bahkan kesenian seperti tari-tarian dan lagu pun ikut terjaring razia Wahabi.

Namun sepeninggal Maulani Sulaimen pada 1822, Raja Abdurahman sukses mendominasi para pengikut Wahabi untuk menghilangkan fanatisme kunonya itu dan bekerjasama dengan pemerintah Barat.

Saat itu bangsa Barat yang sering melakukan perdagangan di Maroko adalah Prancis. Bangsa kulit putih ras kaukasoid ini kemudian mendirikan beberapa lembaga perdagangan asing di Maroko.

Ketika mereka menjadikan Maroko sebagai basis perdagangan yang menguntungkan di daratan Afrika Utara, bangsa Prancis secara kolektif berbondong-bondong datang ke sana.

Karena izin dari Raja Abdurahman yang cenderung elastis maka mereka mendirikan bangunan untuk perdagangan swasta.

Tradisi berjualan bebas orang-orang Prancis di Maroko ini terus berjalan dengan baik, hingga pada akhirnya mereka nyaman tinggal dan membuka usaha di Prancis.

Akibatnya negara rakus dari Eropa ini mendominasi Maroko dengan cara melakukan invasi dalam bidang ekonomi dan politik.

Alhasil Prancis sukses menguasai daerah pusat Maroko dan menumbangkan pemerintahan Raja Abdurahman di Al-Maghreb. Peristiwa penaklukan Maroko oleh Prancis bisa kita lihat saat bangsa Al-Jazair mengaku kalah perang pada tahun 1830.

Mengubah Kebudayaan Bangsa Maroko

Sejarah penjajahan Prancis di Maroko sejak tahun 1830 berbuntut pada terjadinya perubahan kebudayaan yang pesat.

Bangsa Maroko terpaksa melepaskan kebudayaan leluhur mereka dan menggantinya dengan kebiasaan hidup sehari-hari orang Prancis.

Salah satu cara Prancis mengubah struktur kebudayaan di Maroko adalah mengganti bahasa kesusasteraan Maroko. Dari semula berbahasa Arab menjadi bahasa Prancis.

Konon perubahan ini terjadi karena Prancis merasa terusik oleh bangsa Barber yang punya ambisi menaklukan Prancis dengan cara mempersatukan bangsa Maroko dengan Negeri Arab.

Oleh sebab itu meskipun bahasa Nasional di Maroko masih menggunakan bahasa aslinya, namun tetap bahasa Prancis menjadi pengontrol budaya terutama dalam kepenulisan sastra. 

Selain menambah penggunaan bahasa sehari-hari untuk mengubah struktur budaya Maroko, Prancis juga menerapkan beberapa kebijakan politik yang bersifat membunuh karakter rakyat Maroko.

Baca Juga: Profil John Lennon, Musisi Legendaris yang Berakhir Tragis

Prancis sengaja menerapkan kebijakan ini untuk membentuk mental Maroko menjadi bagian dari bangsa yang lemah dan terjajah.

Fakta Sejarah Barat Mendominasi Negara Islam

Penjajahan Prancis di Maroko menjadi fakta sejarah yang tak terelakan. Bangsa-bangsa Barat menjadi penguasa baru bagi negara-negara Islam awal abad ke-19.

Mereka telah berhasil mendominasi kekuatan Uni Eropa untuk membalaskan dendam kekalahannya pada zaman Perang Salib.

Kendati kemenangan Eropa terhadap dominasi negara-negara Islam terbilang sukses, para pengamat sejarah di Eropa justru menyangsikan prestasi Prancis atas penguasaannya di Maroko pada tahun 1830.

Menurut mereka, Eropa khususnya Prancis telah berbuat licik dengan negara-negara Uni Eropa. Perkumpulan negara Barat ini telah membagi-bagi seluruh dunia Islam. Antara lain terbukti dari pernyataan L. Stoddard dalam bukunya berjudul ”Dunia Baru Islam” (1966) sebagai berikut:

Inggris berhasil merebut India dan Mesir, Rusia sukses menyebrangi Kaukasus dan menguasai Asia Tengah, sedang Prancis menjadi bangsa Barat yang berprestasi akibat sukses menaklukan Afrika Utara termasuk Maroko.

Meskipun demikian kemenangan negara-negara Eropa di basis Islam saat ini mulai bangkit. Bahkan di Maroko sendiri Prancis mundur dari tampuk kolonialnya sejak tanggal 2 Maret 1956. Artinya resistensi negara Islam di dunia semakin kuat dan memiliki persatuan yang maju setiap perkembangan zaman. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Luna Maya Enggan Beri Komentar tentang Rencana Pernikahannya

Luna Maya Enggan Beri Komentar tentang Rencana Pernikahannya

Luna Maya, aktris terkenal Indonesia, kini tengah menjadi sorotan media setelah kabar pernikahannya dengan Maxime Bouttier mencuat. Pasangan yang terkenal dekat sejak 2023 ini,...
Mantan Gubernur Jabar

Terkait UU ITE, Mantan Gubernur Jabar Ridwan Kamil Resmi Polisikan Lisa Mariana

harapanrakyat.com,- Pencemaran nama baik, mantan Gubernur Jabar Ridwan Kamil melaporkan LM (Lisa Mariana) ke Bareskrim Mabes Polri. Laporan tersebut diajukan secara langsung oleh Ridwan...
Polres Ciamis Tangkap Terduga Pembunuh Wanita Muda di Kamar Kos, Ternyata Ini Hubungannya dengan Korban

Polres Ciamis Tangkap Terduga Pembunuh Wanita Muda di Kamar Kos, Ternyata Ini Hubungannya dengan Korban

harapanrakyat.com,- Polres Ciamis berhasil mengamankan diduga pelaku pembunuhan jenazah perempuan di sebuah kamar kos yang berada di Lingkungan Pabuaran, Kecamatan Ciamis, Jumat (19/4/2025).  Terduga pelaku...
Angin Puting Beliung Terjang Wilayah Buahdua Sumedang, Puluhan Rumah Rusak

Angin Puting Beliung Terjang Wilayah Buahdua Sumedang, Puluhan Rumah Rusak

harapanrakyat.com,- Bencana angin puting beliung serta hujan lebat dan petir menerjang dua desa di Kecamatan Buahdua, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Akibat peristiwa tersebut, puluhan...
Pakai Perahu Karet, BPBD Ciamis Evakuasi Warga Kertahayu yang Terjebak Banjir.

Pakai Perahu Karet, BPBD Ciamis Evakuasi Warga Kertahayu yang Terjebak Banjir

harapanrakyat.com,- BPBD Ciamis, Jawa Barat, mengevakuasi warga Desa Kertahayu, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, yang terjebak banjir. Bahkan petugas harus melibatkan beberapa pihak untuk membujuk...
Skuad Garuda U-17

Amankan Tiket ke Piala Dunia, Skuad Garuda U-17 Libur Dua Bulan

Skuad Garuda U-17 besutan Nova Arianto telah kembali ke Tanah Air pasca mengamankan tiket menuju Piala Dunia 2025. Rencananya skuad Garuda akan libur selama...