Sejarah Hizbul Wathan merupakan sebuah peristiwa penting untuk mempelajari awal Organisasi Otonom (ortom) Muhammadiyah. Sebab Hizbul Wathan merupakan badan ortom yang terbentuk pada masa awal organisasi Kiai Dahlan ini berdiri.
Menurut catatan sejarah yang membahas mengenai Hizbul Wathan, organisasi ini semacam gerakan semi militer yang dimiliki oleh Muhammadiyah. Hal ini tercermin dari orientasi dasar Hizbul Wathan melatih kepemimpinan, mental, moral, dan fisik para anggotanya.
Dengan adanya Hizbul Wathan Muhammadiyah semakin percaya diri menjadi organisasi yang tangguh. Sebab Ortom Hizbul Wathan secara tidak langsung merepresentasikan kekuatan, ketangguhan, dan kualitas fisik dalam Muhammadiyah.
Baca Juga: Askar Perang Sabil, Laskar Perang Ulama Muhammadiyah Hasil Itikaf di Masjid
Pada kesempatan kali ini penulis bermaksud untuk membahas sejarah awal Hizbul Wathan. Kira-kira seperti apa masa awal pembentukan ortom Muhammadiyah semi militer ini ya?
Sejarah Awal Berdirinya Hizbul Wathan
Hizbul Wathan pertama kali didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tahun 1918. Karena Ia dekat dengan budaya Barat, Hizbul Wathan kemudian dinamakan dengan nama Belanda yaitu, Pavinder Muhammadiyah. Artinya gerakan kepanduan, yang saat ini mungkin bisa disejajarkan dengan Gerakan Pramuka.
Namun karena berbagai pertimbangan dalam organisasi Muhammadiyah yang mendesak pergantian nama tersebut, akhirnya Pavinder Muhammadiyah berubah menjadi Hizbul Wathan yang artinya Pembela Tanah Air.
Tujuan organisasi ini pun ikut berubah, semula memiliki tugas dan fungsi sebagai organisasi yang pure berlatih fisik dan kemandirian pemuda, namun pada saat namanya diganti jadi Hizbul Wathan, Muhammadiyah memasukan nilai-nilai moral dan agama ke dalamnya.
Meskipun demikian pada hakikatnya organisasi otonom Hizbul Wathan ini hadir untuk melatih para anggota Muhammadiyah (remaja) kemandirian, melalui sistem pendidikan dari luar keluarga dengan cara yang menyenangkan, yaitu dengan pendidikan di alam terbuka.
Baca Juga: Penolong Kesengsaraan Oemoem: Badan Sosial Muhammadiyah, Lahir karena Bencana Alam
Hizbul Wathan merupakan organisasi kepanduan yang dekat dengan alam. Oleh sebab itu banyak anggota yang mendaftar, mereka ingin membuktikan kata orang lain yang menyebut Hizbul Wathan ini merupakan organisasi otonom Muhammadiyah yang seru.
Tujuan utama pendirian Hizbul Wathan pun berhasil. Karena Kyai Dahlan ingin melatih pribumi agar kuat dan tangguh.
Banyaknya remaja daerah bergabung dengan Hizbul Wathan tujuan tersebut semakin nyata. Dengan demikian Muhammadiyah telah membentuk kualitas anggota organisasi yang memiliki SDM tinggi.
Sarana Pembentukan Kader
Menurut Suyahman dalam bukunya berjudul ”Kepramukaan dan Hizbul Wathan” (2013), dengan pembentukan Hizbul Wathan yang direspon sangat baik oleh masyarakat merupakan ciri Muhammadiyah mengandalkan ortom tersebut sebagai sarana pembentukan Kader.
Artinya Muhammadiyah sudah mempersiapkan strategi sedemikian rupa untuk menarik massa. Terutama massa dari golongan remaja alias pemuda.
Tujuan utama Muhammadiyah mendidik mereka untuk punya tekad dan militansi yang kuat untuk organisasi tercintanya.
Oleh sebab itu gerakan kepanduan ini diadakan semi militer. Seperti adanya penggemblengan secara fisik, mental, dan pikiran. Semua itu dilakukan untuk mempersiapkan pemuda-pemuda Muhammadiyah mandiri.
Selain mempersiapkan kader, pembentukan Hizbul Wathan juga merupakan aplikasi pemikiran Kyai Dahlan untuk melindungi bangsa dan negara.
Terutama untuk melatih mereka (pribumi) menguasai bela diri, hal ini tercermin dari pembentukan ortom Tapak Suci Muhammadiyah.
Kyai Dahlan sadar jika Belanda tak selamanya akan memerintah pribumi. Justru golongan pribumi di depan lah yang akan memimpin roda pemerintahan bangsa ini. Maka dari itu sudah saatnya mereka punya kemandirian dalam berbagai bidang.
Mencetak Tokoh Militer Berpengaruh
Menurut Guru Besar Pendidikan Sejarah UNY Prof. Dr. Sardiman dalam bukunya berjudul ”Guru Bangsa: Biografi Sudirman” (2011), kehadiran Hizbul Wathan sebagai organisasi otonom Muhammadiyah telah mencetak tokoh militer berpengaruh di Indonesia.
Baca Juga: Museum Muhammadiyah, Upaya Menggali Tokoh Nasional dalam Sejarah Islam yang Terlupakan
Mereka adalah Panglima Besar Jenderal Sudirman dan Kol. Isdiman. Kedua tokoh militer berpengaruh ini alumni Muhammadiyah sekaligus sebagai pengurus dalam ortom tersebut. Khusus Jenderal Sudirman mengakui bahwa karir gemilangnya di militer karena punya pengalaman yang luas di Hizbul Wathan.
Isdiman juga mengaku jika Hizbul Wathan adalah sarana terbaik umat Islam untuk mendidik regenerasi punya keberanian. Sebab dalam organisasi ini mereka diajarkan pengalaman hidup secara semi militer.
Pak Dirman juga pernah berpesan untuk Hizbul Wathan agar organisasi ini terus dijaga dengan baik. Apabila Hizbul Wathan hilang akibat kelalaian generasi Muhammadiyah maka sebagian besar masyarakat kita telah mengalami kerugian yang luar biasa.
Dengan demikian Hizbul Wathan harus tetap dijaga. Agar organisasi peninggalan guru bangsa kita semua ini masih bisa diturunkan dan diwariskan pada anak, cucu, bahkan cicit kita nanti di kemudian hari. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)