Saudah binti Zam’ah merupakan wanita pertama yang menikah dengan Nabi Muhammad SAW sepeninggal Khadijah, istri pertama Rasulullah. Saudah bersama Rasulullah selama kurang lebih 3 tahun sebelum Rasulullah berumah tangga dengan Aisyah. Perjalanan kisah Saudah tentunya sangat menarik untuk kita bahas bersama-sama.
Sebelum menikah dengan Rasullulah, Saudah sudah terlebih dahulu menikah dengan Sakran bin Amr Al-Amiry. Keduanya masuk Islam kemudian berhijrah ke Habasyah bersama rombongan sahabat lainnya.
Namun ketika sampai di Habasyah, Sakran jatuh sakit hingga akhirnya meninggal dunia.
Saudah bersama suaminya juga termasuk kelompok muslim dari Bani Amir yang hijrah ke Habasyah.
Mereka meninggalkan harta benda dan mengarungi lautan dan tantangan demi kemenangan agama Islam. Ia pun mengalami siksaan karena penolakan mereka terhadap kesesatan dan kesyirikan.
Baca Juga: Kisah Rabiah bin Kaab, Tolak Menikah Demi Melayani Rasulullah
Kisah Saudah binti Zam’ah
Sepeninggal suaminya, Sakran bin Amr Al-Amiry karena sakit setelah tiba di Habasyah, Saudah pun menjanda. Sepeninggal Khadijah, Khaulah binti Hakim menawarkan Aisyah untuk menikah dengan Rasulullah.
Namun, karena Aisyah masih kecil maka penikahannya tidak bisa berlangsung sebelum 2 atau 3 tahun lagi.
Lalu siapakah yang akan merawat putra putri dan memperhatikan urusan Rasulullah? Dia adalah Saudah yang telah menjanda karena suaminya telah meninggal.
Rasulullah pun mengutus Khaulah untuk datang ke rumah Saudah meminangnya untuk Rasulullah.
Saudah pun menerima pinangan tersebut dan ia menikah dengan Rasulullah pada bulan Ramadhan. Saudah merupakan istri yang sangat taat dan juga setia dengan Rasulullah. Ketika Sudah sudah tua, Rasullulah berniat untuk menceraikannya secara baik-baik.
Namun, Saudah binti Zam’ah menolak dan mengatakan bahwa kelak di hari kiamat ia ingin Allah membangkitkannya sebagai istri Rasulullah.
Akhirnya Rasulullah pun menerima permintaan dari wanita yang memiliki hati sangat baik ini. Saudah pun memberikan hari giliran untuk Aisyah sebagai istri Rasulullah.
Sebelum meninggal pada tahun 54 Hijriyah, Saudah juga mewariskan rumahnya kepada Aisyah. Saudah termasuk istri yang selalu menjaga dan menyampaikan sunah-sunah Nabi Muhammad SAW. Ia pun memiliki karakter unik yang patut menjadi teladan bagi segenap muslimah.
Berikut adalah beberapa karakter baik yang Saudah miliki:
Berani
Saudah termasuk wanita pertama yang beriman kepada Allah dan mengikuti ajaran Rasullulah. Ia menerima Islam saat kondisinya sulit dan cukup berbahaya.
Sebab, bisa saja ia mengundang penyiksaan bahkan kematian dari tangan orang Quraisy.
Namun Saudah binti Zam’ah tidak membiarkan rasa takutnya menghentikannya dalam menegaskan kebenaran. Ia pun juga menjadi orang yang memeluk agama Islam pertama dalam keluarganya.
Selain itu, ia juga yang memegang peran penting dalam keislaman suaminya, Sakran bin Amr Al-Amiry.
Saudah kemudian meninggalkan rumah dan harta bendanya untuk melakukan perjalanan melintasi padang pasir dan lautan. Tujuannya yaitu ke Habasyah untuk mempertahankan agama Islam.
Sepeninggal suaminya, Saudah kembali melakukan perjalanan ke Mekkah untuk berkumpul dengan umat Islam lainnya.
Baca Juga: Kisah Fatimah Al Fihri, Pendiri Universitas Pertama di Dunia
Senang Bercerita
Setelah bertemu dengan orang-orang beriman di Mekkah, ia tidak melupakan pengalamannya di Habasyah.
Ia sering bercerita mengenai kisah perjalanan dan perjuangannya di Habasyah. Kisah favorit yang ia ceritakan juga termasuk tentang keluarga Rasulullah yang bermigrasi bersamanya.
Senang Bercanda
Saudah binti Zam’ah senang bercanda dan membuat orang lain tertawa meskipun ia yang menjadi sasaran lelucon.
Selera humornya yang tinggi membuatnya bisa memberikan semangat kepada suaminya. Saudah memiliki tingkah yang menyenangkan dan tidak pernah menganggap ia terlalu serius.
Murah Hati
Setelah Nabi Muhammad wafat, akhirnya Saudah kembali menjanda dalam usianya yang semakin menua. Para sahabat pun kemudian mengambil tanggung jawab merawat Saudah.
Namun Saudah tetap berusaha merawat orang-orang yang menurutnya lebih membutuhkannya.
Ia merupakan wanita yang baik, lucu, dan murah hati dalam hal kebutuhan emosional orang lain. Saudah menyesuaikan diri dengan kebutuhan orang lain dan menyerahkan hari-harinya bersama Rasulullah kepada Aisyah. Sebab ia tahu bahwa cinta mereka berdua yang besar dan menyadari bahwa ia sudah menua.
Baca Juga: Syuraih Al Qadhi, Hakim yang Adil dan Menjadi Teladan
Selama pemerintahan Umar bin Khattab, ia mengirimi Saudah sekantung penuh dirham. Setelah mengetahui bahwa kantong tersebut berisikan uang, ia sangat terkejut. Kemudian ia pun membagikan uang tersebut pada orang miskin yang membutuhkan.
Karakter Saudah binti Zam’ah yang baik tentunya bisa menjadi teladan bagi kita semua. Kebaikan hatinya tentu juga harus tiru dan miliki dalam kehidupan. (R10/HR-Online)