Rekomendasi saham INCO dilihat dari volume transaksi meningkat di atas rata-rata. pihak Sekuritas memberikan rekomendasi untuk membeli saham INCO. Apalagi saat ini beberapa emiten mengumumkan kerjasama dengan pihak asing.
Tujuannya untuk dapat mengembangkan ekosistem kendaraan listrik dan energi terbarukan. Saham INCO memiliki target harga trading buy pada angka 7.050-7.657.
Baca Juga: Saham Anti Krisis dari Sektor Konsumen, Ini Dua Rekomendasinya
Cek Rekomendasi Saham INCO Terbaru
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah dibuka melemah pada tanggal 19 Desember 2022. Sedangkan untuk indeks saham asing terbuka melemah mengikuti pergerakan harga IHSG di Wall Street akhir pekan lalu.
Philip Security Indonesia memprediksi IHSG bergerak bullish dengan level support 6.600 dan resistance 6.910. Penurunan indek saham yang suda mengalami 3 kali berturut-turut dengan penurunan mingguan selama dua kali beruntun.
Adapun informasi terkait saham INCO yaitu trade by Rp 7.350, target harga pertama Rp 7.650, harga kedua Rp 7.825, dan stop loss Rp 7.050.
Penurunan yang didapatkan oleh saham INCO terjadi adanya proyek pembangunan kembali tanur pada 4 periode pertamanya. Meski demikian, belum ada keterangan lanjut secara khusus seputar penurunan produksi secara kuartal.
Seperti yang sudah dikatakan, meski mengalami penurunan, namun masih memberikan kinerja keuangan INCO terbaik. Meski sempat menurun pada kuartal kedua dan ketiga, produksinya semakin meningkat.
Baca Juga: Strategi Investasi Logam Mulia Menghindari Risiko Kerugian
Mengejar Target Produksi
Rekomendasi saham INCO telah dilakukan oleh pihak sekuritas. Emiten pertambangan logam dari PT Vale Indonesia Tbk (INCO) berupaya mengejar target produksi.
Hingga akhir tahun 2022 perusahaan memasang produk sebanyak 65.000 ton nikel matte tahun ini. Saat ini INCO masih terus berupaya untuk dapat mencapai produksi sesuai rencana.
Seperti saat periode bulan Januari hingga September 2022 produksi INCO masih tergolong rendah 9% daripada tahun lalu. Saat berada dalam posisi sembilan bulan pertama produksi nikel matte INCO tercatat sebesar 43.907 metrik ton.
Berbanding dengan periode tahun yang sama yaitu 222 tercatat 43.907 metrik ton. Berbanding dengan 48.373 metrik ton nikel dalam matte periode sama tahun 2021.
Produksi saham INCO pada kuartal ketiga tahun ini mengalami peningkatan. Tidak seperti di awal tahun, justru akhir tahun INCO mengumumkan hasil produksinya meningkat 39%.
Pada periode tersebut, perseroan telah berhasil memproduksi dalam matte 17.513 metrik ton nikel.
Baca Juga: Third Liner Saham, Contoh dan Kelemahannya
Saham INCO Naik di Kuartal Ketiga
Seperti yang telah ada, jika saham INCO mengalami kenaikan setelah sempat turun beberapa kali. Volume produksi yang naik membantu kinerja perusahaan untuk bisa lebih maju.
Bahkan pada triwulan kedua tahun ini produksi INCO mencapai 12.567 metrik ton. INCO juga menggarap proyek smelter berteknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL).
Proyek smelter ini prediksinya akan mulai tahun 2023 dan selesai di tahun 2025 mendatang. INCO bermitra dengan Huayou dan Ford untuk pengembangan proyek tersebut.
Secara produksi rekomendasi saham INCO akan lebih tinggi yaitu Rp 7.600. Hal ini karena produksinya mengalami puncak di akhir tahun 2022. (R10/HR-Online)