Rabu, April 16, 2025
BerandaBerita TerbaruProfil Ridwan Saidi, Peminat Sejarah yang Kontroversial

Profil Ridwan Saidi, Peminat Sejarah yang Kontroversial

Profil Ridwan Saidi terkenal karena menyandang berbagai profesi dalam kehidupan sehari-harinya. Mulai jadi seorang budayawan, sejarawan, politisi, hingga intelektual Islam. Karena banyaknya profesi itulah, Ridwan Saidi sering muncul di berbagai acara televisi Nasional.

Kehadiran pria berambut gondrong di media televisi tersebut kadang membuat penonton terpukau dengan argumen tajamnya.

Bahkan tak jarang budayawan Betawi yang mendapatkan julukan babe Ridwan Saidi ini sering mengeluarkan argumen-argumen kontroversial terkait dengan sejarah kerajaan di Nusantara. Salah satunya menyebut Sriwijaya itu kerajaan “fiktif” dan Galuh di Ciamis memiliki arti “brutal”.

Pernyataan ini memunculkan berbagai reaksi dari kelompok adat dan seluruh praktisi sejarah di Indonesia, tak terkecuali dengan sejarawan Universitas Padjajaran Prof. Dr. Nina Herlina Lubis dengan menyebut Babe Saidi “bukan sejarawan tapi peminat sejarah”.

Baca Juga: Saat di Ciamis, Prof Nina Lubis Sebut Ridwan Saidi Itu Peminat Sejarah Bukan Sejarawan

Artinya pernyataan kontroversial yang berasal dari teori Ridwan merupakan kegagalan berpikir, atau dalam filsafat “Sesat Pikir”.

Sejarawan telah mengoreksi pendapat Ridwan Saidi dan mengatakan, semua perkataannya adalah sesuatu hal yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Pendapat Ridwan hanya sebuah teori asal yang rapuh dan kurang tepat. Kendati sejarawan meremehkan kualitas pemikiran sejarah Ridwan Saidi, ternyata kakek anak 5 tersebut merupakan mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang vokal pada zaman Orde Baru.

Profil Ridwan Saidi “Si Anak Betawi Asli”

Ridwan Saidi merupakan anak Betawi asli, lahir di Jakarta pada tanggal 2 Juli 1942. Pria yang akrab dengan panggilan babe ini lahir dari keluarga Islam yang taat.

Ayahnya bernama H. Abdurrahim dan ibunya Hj. Muhaya merupakan keluarga Betawi dari golongan “orang yang berada”. Oleh sebab itu sejak kecil Ridwan terdidik oleh ajaran agama yang kuat, sehingga tak heran Ridwan tumbuh jadi anak yang berprestasi.

Salah satu prestasi menakjubkan Ridwan adalah masuk menjadi Mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri bergengsi. Ia pernah kuliah di Fakultas Publisistik, Universitas Padjajaran namun pindah pada tahun (1963) memilih menyelesaikan studinya di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Indonesia sampai tahun (1976).

Sejak Mahasiswa Ridwan Saidi memang aktif dalam berbagai organisasi. Ridwan tercatat sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada tahun 1963.

Baca Juga: Bantah Ridwan Saidi, Dedi Mulyadi: di Ciamis Ada Kerajaan dan Galuh Bukan Brutal

Saking menonjol dan bersinarnya profil Ridwan Saidi, ia kemudian terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar HMI dari tahun 1974-1976.

Ridwan juga mengaku dekat dengan pendiri HMI yang namanya terkenal di Fakultas Ilmu Sosial (FIS), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yaitu, Lafran Pane.

Ridwan dan HMI menjadi satu yang tak bisa terpisahkan. Dua kekuatan yang serasi dalam memimpin pergerakan Mahasiswa Islam di Indonesia. Karena Ridwan pula HMI mampu mendorong seluruh anggotanya punya jiwa militan yang kuat.

Begitupun dengan Ridwan sendiri, ia memberanikan diri menjadi politisi karena bekal dan pengalaman memimpin HMI. Oleh sebab itu tak sedikit orang mengatakan Ridwan dengan HMI layaknya hukum alam yang merepresentasikan pengertian “simbiosis mutualisme”. Saling menguntungkan satu sama lain.

Menjadi Anggota DPR Zaman Orde Baru

Menurut Chamal Hamid dalam buku berjudul, “Biografi Politikus dan Budayawan Ridwan Saidi” (2018), berbekal pengalaman memimpin HMI, Ridwan Saidi memberanikan diri terjun menjadi seorang politisi.

Sebagaimana basis organisasi di awal (organisasi Islam), Ridwan memilih partai berhaluan Islam yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Aktifnya Ridwan di PPP mengantarkan namanya sukses menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari tahun 1977 sampai dengan 1987. Sebagaimana saat Mahasiswa dahulu, saat Ridwan jadi anggota DPR tak sedikit instansi negara yang jadi sasaran kritiknya.

Meskipun hidup enak menjadi pejabat tak membuat Ridwan takluk pada kekuasaan. Justru karena punya kekuasaan itulah ia semakin berani dan vokal keras menyuarakan aspirasi rakyat di zaman kepemimpinan Orde Baru.

Ridwan Saidi merupakan profil manusia yang tak kenal takut. Padahal zaman ia menjadi anggota DPR dari fraksi PPP begitu otoriter dan riskan kena sabotase dari penguasa yang kontra dengan pendapatnya.

Ridwan pernah menyuarakan aspirasi rakyat dan ikut demo menolak kenaikan BBM. Selain itu budayawan yang produktif ini juga merupakan mantan aktivis 66′ dan pernah menjadi Ketua Komite Waspada Komunisme.

Penulis yang Produktif

Selain terkenal sebagai mantan anggota DPR dan budayawan kontroversial, Ridwan Saidi adalah seorang penulis yang produktif. Meskipun saat itu sudah berusia lanjut ketikan tangan dan tajamnya argumen dalam pikiran Ridwan selalu tergores indah dan mengesankan dalam setiap buku-bukunya.

Menurut literatur memori penerbit Renaissance, Ridwan Saidi kurang lebih telah menerbitkan 70 judul buku. Masing-masing dari buku tersebut bergenre sejarah, kebudayaan Betawi, dan wawasan politik.

Baca Juga: Ridwan Saidi Meninggal Dunia, Sempat Kritis karena Pecah Pembuluh Darah

Meskipun profil Ridwan Saidi sering menjadi omongan para sejarawan terkait teori-teorinya yang kontroversial, setidaknya ia berhasil menuangkan gagasannya itu dalam sebuah literasi. Masalah benar atau salah bukan jadi urusan. Sebab di situlah kerja-kerja intelektual berjalan.

Ridwan Saidi meninggal pada usia 80 tahun hari Minggu, 25 Desember 2022. Budayawan sekaligus sejarawan Betawi tersebut menghembuskan nafas terakhirnya setelah berjuang melawan pendarahan di batang otak di RSPI Bintaro. 

Selamat jalan Babe Ridwan Saidi, semoga amal pengetahuanmu menjadi penuntun kecintaan generasi bangsa terhadap sejarah Indonesia. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Dikejar Lebah Odeng

Lagi Asyik Nyabit Rumput Warga Cipaku Ciamis Dikejar Lebah Odeng, Begini Kondisinya

harapanrakyat.com,- Lagi asyik menyabit rumput, Holil warga Desa Cipaku, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, dikejar lebah odeng, Rabu (16/4/2025). Meski telah berusaha lari...
Program Kartu Berdaya

Warga Pataruman Tagih Janji Program Kartu Berdaya Wali Kota Banjar

harapanrakyat.com,- Sejumlah warga di Kelurahan Hegarsari, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, Jawa Barat, menagih janji Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banjar, terkait Program Kartu...
Pelajar Korban Ledakan Petasan

Pelajar Korban Ledakan Petasan di Kota Banjar Dapat Bantuan untuk Pengobatan dari Pemkot

harapanrakyat.com,- Wakil Wali Kota Banjar, Jawa Barat, Supriana, memberikan bantuan kepada pelajar korban ledakan petasan. Pelajar berinisial RR (10) itu mengalami luka berat pada...
Pacar Baru Vicky Prasetyo Buat Penasaran, Pilih Jaga Privasi

Pacar Baru Vicky Prasetyo Buat Penasaran, Pilih Jaga Privasi

Pacar baru Vicky Prasetyo kembali menuai atensi netizen. Ya, Vicky Prasetyo kembali mencuri perhatian publik, kali ini karena kehadiran kekasih barunya. Sosok artis yang...
Analisis Gaya Bermain Timnas Indonesia U-17 Lawan Korea Utara, Media Asing Sebut Wajar Kalah

Analisis Gaya Bermain Timnas Indonesia U-17 Lawan Korea Utara, Media Asing Sebut Wajar Kalah

Gaya bermain Timnas Indonesia U-17 melawan Korea Utara (Korut) ramai jadi sorotan media asing. Pasalnya tim anak asuhan Nova Arianto dibantai habis-habisan pada laga...
Orang Tua Siswa SMPN 1 Kawali Ciamis Dukung Aturan Larangan Bawa Kendaraan ke Sekolah

Orang Tua Siswa SMPN 1 Kawali Ciamis Dukung Aturan Larangan Bawa Kendaraan ke Sekolah

harapanrakyat.com,- Sejumlah orang tua siswa SMPN 1 Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, mendukung larangan pelajar SD dan SMP membawa kendaraan bermotor roda dua maupun...