Mitos seputar Gunung Semeru mungkin belum banyak diketahui orang. Masyarakat setempat mempercayai mitos seputar gunung tersebut sejak dulu kala. Mitos-mitos ini juga muncul secara turun-temurun dari masyarakat sekitar Gunung Semeru.
Gunung Semeru yang merupakan gunung berapi di Jawa Timur, mengalami erupsi pada hari Minggu (04/12/2022).
Hingga kini, erupsi dari gunung tertinggi di Pulau Jawa itu masih berlangsung. Ratusan warga pun terpaksa harus bertahan di tempat pengungsian.
Sebagai gunung tertinggi di Pulau Jawa, tentunya banyak menyimpan mitos dan misteri. Merangkum dari berbagai sumber, ada 7 mitos seputar Gunung Semeru. Berikut ini ulasannya.
Ketahui 7 Mitos Seputar Gunung Semeru
Baca Juga: Gunung Semeru Erupsi, Badan Meteorologi Jepang Beri Peringatan Tsunami?
Paku Pulau Jawa
Konon, menurut catatan yang tertulis pada Tantu Pagelaran Kuno, Gunung Semeru merupakan pakunya Pulau Jawa.
Masyarakat setempat meyakini bahwa para dewa memindahkan gunung berapi ini untuk menjadikan paku yang mampu memberikan keseimbangan buat Pulau Jawa. Karena dulunya pulau tersebut terombang-ambing di lautan.
Bahkan menurut catatan, Gunung Meru yang berada di India dipindahkan oleh dewa ke Pulau Jawa. Awalnya letak gunung ini berada di ujung Pulau Jawa bagian Barat.
Namun, karena letaknya bias, maka gunung Meru terbagi dua, yaitu pada sisi Timur merupakan Gunung Semeru, dan sisi Barat adalah Gunung Penanggungan.
Baca Juga: Objek Wisata Kawah Gunung Ijen Bondowoso Jawa Timur
Danau Ranu Kumbolo
Mitos seputar Gunung Semeru salah satunya keberadaan danau bernama Ranu Kumbolo. Danau ini letaknya berada di kaki Semeru. Untuk mencapai lokasi ini, para pendaki harus melewati dulu jalur yang melelahkan.
Danau Ranu Kumbolo termasuk telaga yang sangat eksotis bagi siapa saja yang melihatnya. Konon air danau tersebut kerap digunakan untuk menjalani ritual keagamaan.
Karena itulah, para pendaki yang ingin mendirikan tenda, jaraknya dari danau minimal 10 meter. Namun, para pendaki tidak boleh mandi maupun mencuci di danau.
Ikan Mas
Menurut cerita kuno, Danau Ranu Kumbolo dijaga oleh seekor ikan mas. Ikan ini merupakan reinkarnasi dewi, yaitu yang menjaga keindahan danau.
Baca Juga: Mandi di Goa Mahar Tasikmalaya Dipercaya Bisa Langsung Dapat Jodoh
Dewi Berkebaya Kuning
Bukan cuma ikan mas, banyak mitos seputar Gunung Semeru yang mengisahkan bahwa, Ranu Kumbolo juga mendapat penjagaan dari seorang dewi.
Menurut cerita turun-temurun yang beredar di masyarakat, dewi penunggu Danau Ranu Kumbolo sering muncul dengan mengenakan kebaya kuning.
Mbah Dipo
Nama Mbah Dipo menjadi salah satu bagian dari mitos seputar Gunung Semeru. Ia adalah juru kunci atau kuncen gunung tersebut.
Namun ia sudah meninggal dunia. Meskipun begitu, namanya tetap menjadi kenangan bagi masyarakat sekitar.
Baca Juga: Erupsi Gunung Semeru, BNPB: 13 Warga Tewas, 1.000 Mengungsi
Semasa hidupnya Mbah Dipo berpesan kepada masyarakat setempat, jika suatu saat Gunung Semeru ini meletus, masyarakat harus bergerak menuju ke sungai, jangan ke Gunung Sawur.
Tanjakan Cinta
Mitos seputar Gunung Semeru yang berikutnya yaitu Tanjakan Cinta. Lokasi banyak yang menyebutnya sebagai Bukit Cinta. Meski sebetulnya tidak begitu terjal, tetapi cukup panjang dan bisa membuat para pendaki kelelahan.
Banyak yang meyakini jika pendaki lewat jalur ini tanpa beristirahat, dan tidak menengok ke belakang sambil memikirkan kekasih hati. Maka cinta yang pendaki harapkan akan terkabul.
Tetapi sebaliknya, menurut mitos seputar Gunung Semeru, kalau pendaki itu berani menengok ke arah belakang, maka jalinan cintanya bakal berakhir sangat menyedihkan.
Puncak Abadi Dewa-dewa
Nama puncak Gunung Semeru adalah Mahameru. Puncak Gunung Semeru ini menjadi titik paling tinggi di Pulau Jawa.
Selain itu, Mahameru terkenal sebagai puncak abadi dewa-dewa yang menjadi penghubung antara manusia dan surga.
Walaupun banyak kepercayaan dan mitos seputar Gunung Semeru. Namun hal tersebut tidak menyurutkan keinginan para pendaki untuk mencapai Mahameru.
Karena, para pendaki ingin menikmati eksotisnya Gunung Semeru sebagai gunung tertinggi di Pulau Jawa. (R3/HR-Online/Editor-Eva)