harapanrakyat.com,- Terkait maraknya investasi bodong di Tasikmalaya, Jabar, yang korbannya sudah mencapai ribuan orang, pengamat ekonomi Tasikmalaya angkat bicara.
DR Edy Suroso salah satu pengamatan ekonomi mengatakan, yang melatarbelakangi sebagian orang terjerumus ke dunia investasi bodong adalah gridi atau keserakahan.
Menurutnya, masyarakat sebenarnya sudah tahu bentuk-bentuk investasi, karena pemerintah pun gencar memberikan literasi soal keuangan.
“Jadi mereka sebenarnya sudah tau nih bentuk – bentuk investasi, karena investasi bodong itu bukan hanya saat ini saja marak. Setiap periode waktu itu ada korban – korban investasi dan arisan bodong,” ujar DR Edy yang merupakan Dosen Pascasarjana Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya, Rabu (28/12/2022)
Namun, karena mereka (korban) sudah putus asa dengan kondisi ekonomi saat ini, sehingga memilih potong kompas dengan tetap mencoba peruntungan di investasi bodong.
“Akan berinvestasi di sektor riil terlalu berat, sehingga mereka secara irasional itu ikut ke investasi investasi yang sebetulnya mereka ada keraguan, tetapi rasa keserakahannya itu kadang kadang bisa mengalahkan,” ucapnya.
Baca juga: Ada Lagi, Korban Arisan dan Investasi Bodong Lapor Polisi di Tasikmalaya
Di sisi lain kata Edy, para pemain investasi bodong ini juga sudah mulai tahu, sudah punya mitigasi mengantisipasi orang – orang yang tidak bisa di ayu dengan paparan keuntungan keuntungan.
“Maka mereka biasanya menggunakan orang -orang populis, influencer untuk mempengaruhi calon korban,” katanya.
Edy mencontohkan, misalnya pejabat ternama atau artis Ibukota ikut dan sukses dengan investasi yang ditawarkan.
“Sehingga itu menjadikan orang orang yang sebetulnya sudah terliterasi, tetapi mereka jadi irasional karena ada tokoh tokoh yang menurut mereka bisa dipercaya, sehingga tergiur bergabung dalam investasi bodong,” jelasnya.
Meski begitu tandas Edy, pada dasarnya para korban terjebak investasi bodong lantaran putus asa dengan ketidakpastian kondisi ekonomi, kemudian didorong juga oleh rasa keserakahan.
Sebelumnya diberitakan, ribuan masyarakat di Tasikmalaya mulai mahasiswa, bidan, guru dan lainnya menjadi korban investasi bodong, dengan total kerugian mencapai miliaran rupiah. (Apip/R8/HR Online/Editor Jujang)