Apabila kita mengenang profil M Saleh Endy nampaknya akan merasakan kesedihan yang mendalam sebab ia adalah seorang aktor kenamaan di Indonesia yang terlupakan. Namanya saat ini bahkan tak terlacak muncul di mesin pencarian internet.
Berbagai keterangan yang membahas profil M Saleh Endy di dalam buku biografi menyebut aktor yang sudah eksis zaman kolonial ini terlupakan karena tidak pernah mendapatkan panggung setelah pensiun sebagai aktor.
Hal inilah yang kemudian membuat M Saleh Endy hidup terlantar sejak tahun 1979. Bahkan ketika ia mengadu pada badan film Indonesia saat itu, tidak ada jawaban sebagai jalan keluar mengatasi kesulitan hidupnya.
Baca Juga: Kisah Pramoedya dan Buya Hamka, Pernah Ribut karena Sastra
Endy begitu nama panggilannya juga pernah meminta bantuan pada aktor-aktor juniornya. Namun tanggapan mereka seperti acuh tak acuh, bahkan ada salah satu aktor junior Endy yang pura-pura tak kenal untuk menghindari permintaan bantuannya.
M Saleh Endy hingga tutup mata, hidupnya dalam kesusahan. Seluruh teman-teman aktor seangkatan lupa dengan dirinya. Padahal Endy terkenal sebagai pribadi yang baik, bahkan ia tak jarang menolong junior-juniornya sampai menjadi seorang aktor terkenal.
Apa sebenarnya penyebab Endy sulit mencari pertolongan? Lantas seperti apa upaya Endy lepas dari kesulitan hidupnya?
Profil M Saleh Endy, Sudah Jadi Aktor Sejak Zaman Belanda
Wartawan senior Lensa Dien dalam tulisannya di Majalah Variasi tahun (1979) berjudul, ”Kini Hidupnya Terlantar: M Saleh Endy Aktor Film Bisu dan Pejoang Kemerdekaan”, menyebut karir M Saleh Endy sebagai seorang aktor sudah dimulainya sejak zaman Belanda.
Endy kala itu pernah menjadi aktor terkenal dalam film bisu ciptaan kolonial pada tahun 1926-1927. Karena aktingnya yang profesional banyak orang Eropa yang tertarik padanya.
Namanya melambung sebagai pribumi yang jago main film. Tak heran M Saleh Endy dikerubuti banyak penggemarnya tatkala sedang beristirahat saat syuting. Zaman itu Endy sudah jadi aktor terkenal dan penuh dengan penghargaan.
Namun tidak dengan keuangannya. Ia tidak memiliki gaji tetap, meskipun banyak pekerjaan saat itu yang digarap Endy dengan sutradara Belanda, tak membuat dompetnya menjadi tebal. Karir Endy memang sukses dan terkenal tapi tidak dengan kekayaan material.
Baca Juga: Kisah Pelukis Affandi, Selamat dari Maut karena Daun Pisang
Menurut penuturannya pada pewawancara, ia menyukai pekerjaan “maen film”. Sebab hal itu merupakan panggilan jiwa yang tak bisa dicegah, apalagi dilarang total hanya karena “nggak ada duitnya”.
Jadi meskipun tak dibayar mahal, setidaknya nama Endy pernah melambung di pasaran media zaman Belanda.
Adapun salah satu latar belakang M Saleh Endy terkenal sebagai seorang aktor zaman Belanda yaitu ketika dirinya bergabung dengan “Panggung Dardanella”. Semacam panggung opera yang menampilkan kepiawaian aktor bermain teater Barat.
Selain itu M Saleh Endy juga pernah satu panggung dan dekat dengan seniman-seniman besar Dardanella. Seperti Mis Dja, seorang istri dari produser Dardanella asal Rusia bernama Mr. Pedro, Ardi, Tan Tjeng Bok, Wolly Sutinah, Hamid Arief, dan Awalludin.
Selain menjadi aktor film bisu, M Saleh Endy juga pernah memerankan film terkenal berjudul Si Pitung (1932), dan Gadis Desa (1935). Dua judul film yang dibintangi oleh M Saleh Endy ini merupakan karya terbaik yang laris di pasaran film Eropa pada zamannya.
Pejuang Kemerdekaan
Selain pernah menjadi seorang pemain film terbaik pada zamannya, M Saleh Endy juga merupakan seorang pejuang kemerdekaan. Hal ini ditandai dengan 7 buah satya lencana dan surat tanda jasa sekaligus pengakuan negara terhadapnya sebagai veteran.
Penghargaan-penghargaan ini merupakan bukti otentik dari seorang M Saleh Endy yang pernah berjuang menjadi seorang frontier Republik dari serangan membabi buta penjajah Belanda pada tahun 1945-1949.
M Saleh Endy juga merupakan salah satu orang yang dikenal baik oleh mantan Menteri Pertahanan tahun 1958-1999 Djuanda. Ia menjadi teman yang dikenang baik oleh Djuanda karena Endy merupakan figur veteran sederhana namun banyak canda.
Kisah heroiknya ketika menjadi seorang pejuang kemerdekaan antara lain, pernah tertangkap tentara Sekutu pada peristiwa 10 November 1945 di Surabaya. Namun ia berhasil bebas akibat pura-pura mati meskipun sudah tertembak di bagian lengan dekat dada kanannya.
Endy juga pernah menjadi pejuang kemerdekaan yang disiksa oleh Sekutu. Sebab ia merupakan kunci dari perjuangan kaum republik di Surabaya.
Endy adalah salah satu komandan pejuang arek-arek Suroboyo yang tertangkap ketika Sekutu mengepung kota tersebut. Setruman adalah bentuk siksaan Sekutu yang paling menyakitkan, kenangnya.
Hampir Mati Diracun Penghianat Bangsa
Ketika M Saleh Endy berhasil lolos dari maut Sekutu, ia pulang ke tempat asalnya yaitu Makassar. Namun bukannya tenteram seperti bayangan Endy, ia justru dipaksa bergabung dengan gerakan separatis: Pasukan 4000 Sulawesi Selatan.
Karena jiwa nasionalismenya yang kuat, Endy tak mengiyakan ajakan tersebut. Ia memilih kembali ke jalan yang benar. Endy bergabung dengan para pejuang Republik setelah kepergiannya meninggalkan Makassar ke Surabaya.
Di Surabaya masalah juga tak berhenti. Endy hampir mati akibat racun mata-mata Belanda. Tak tanggung-tanggung yang meracun Endy adalah seorang dokter istrinya yang juga merupakan golongan pribumi.
Kendati hampir minum racun Tuhan menyelamatkan Aktor legendaris ini dari maut. Minuman itu ditepisnya karena Endy sudah curiga isinya diberi racun. Namun ketika ia dan istrinya hendak meninggalkan tempat dokter tersebut, pesawat Sekutu tetiba menjatuhkan mortir tepat di depan sang istri.
Akibatnya istri tercinta M Saleh Endy meninggal dunia. Sedangkan ia berhasil lolos dari maut untuk kesekian kalinya. Hal inilah yang kemudian membuat Endy semakin yakin menjadi pejuang kemerdekaan.
Selain membela bangsa dan negara, bergabungnya Endy dengan gerakan ini bisa membalaskan dendamnya untuk sang istri. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)