Kisah Zulkarnain dalam Al Qur’an berada dalam surah Al Kahfi. Di dalam Al Qur’an memang terkandung banyak kisah, termasuk Zulkarnain. Kisah Zulkarnain tersebut bertujuan agar umat manusia bisa mengambil ibrah dari kejadian masa lalu.
Zulkarnain merupakan sosok pengembara yang kuat, bijaksana dan selalu menyeru pada kebaikan. Cukup banyak perbedaan pendapat di kalangan sejarawan dan penafsir terkait sosoknya. Ada pula riwayat yang menyebutkan bahwa ia bukanlah nabi, melainkan hamba yang saleh.
Sejarah dan nasib Zulkarnain telah diriwayatkan dan dapat kita baca langsung di dalam Al Qur’an. Kisahnya pun bersangkutan dengan bangsa Ya’juj dan Ma’juj. Kedua bangsa tersebut konon akan turun ke bumi ketika hari kiamat untuk melawan Nabi Isa.
Baca Juga: Kisah Abu Lubabah, Rela Mengikat Diri Demi Mendapat Ampunan
Kisah Zulkarnain dalam Al Qur’an dan Sifat-sifatnya
Al Qur’an tidak memberikan penjelasan detail mengenai identitas Zulkarnain beserta lokasi tinggalnya. Penjelasan dari para ulama tafsir pun juga berbeda-beda.
Kebanyakan dari mereka berpendapat bahwa Zulkarnain merupakan seorang raja merujuk pada hadits dari Ibnu Ishaq.
Pendapat terdahulu ada yang mengatakan bahwa Zulkarnain adalah Iskandar Al-Maqduni atau Alexander dari Makedonia. Ada pula pendapat bahwa ia merupakan raja dari Himyar karena penyebutan namanya.
Namun, kedua pendapat tersebut banyak mendapat penolakan sebab bersanad lemah.
Kemudian pendapat terakhir yang paling kuat yaitu Zulkarnain merupakan raja dari Persia bernama Koresy. Terlepas dari berbagai pendapat tersebut, menurut Ibnu Katsir Zulkarnain merupakan raja yang adil dan juga bijaksana.
Ia telah menjelajahi bumi mulai bagian Timur hingga Barat dan mengajak penduduk untuk beriman pada Allah SWT.
Sifat Utama Zulkarnain
Al Qur’an telah menguraikan seperti apa sifat utama Zulkarnain dengan cukup detail. Ia memiliki pribadi yang bertakwa, bertauhid, menjunjung tinggi nilai belas kasih dan keadilan. Hal tersebut pun tergambar ketika ia melakukan sebuah ekspedisi penting.
Dalam kisah Zulkarnain dalam Al Qur’an ia memang memiliki tiga ekspedisi yang penting. Ekspedisi tersebut yaitu ke bumi belahan barat, timur, hingga ke daerah yang terdapat barisan pegunungan.
Setiap berekspedisi, ia pun selalu berhadapan dengan berbagai kaum yang berbeda.
Baca Juga: Kisah Khaulah binti Azur, Pedang Allah dari Kaum Perempuan
Bertemu Suatu Kaum yang Meminta Pertolongan
Sebagian ahli tafsir percaya bahwa Zulkarnain pergi dari arah timur menuju ke utara. Hingga akhirnya ia sampai di sebuah gunung yang menjadi penghalang antara Ya’juj dan Ma’juj dengan manusia. Di sana ia menemukan suatu kaum yang hampir tidak mengerti dan memahami percakapan.
Kemudian, Allah pun memberi hidayah kepadanya sehingga ia bisa mengerti bahasa yang kaum itu gunakan. Kaum itu pun mengeluh pada Zulkarnain tentang kejahatan bangsa Ya’juj dan Ma’juj yang merusak bumi.
Mereka meminta padanya untuk membuat penghalang dengan Ya’juj Ma’juj, sesuai dalam Surah Al Kahfi ayat 94.
Kisah Zulkarnain dalam Al Qur’an pun berlanjut, ia mengabulkan permintaan mereka tanpa mengharap imbalan apa pun. Kemudian ia membangun benteng yang terbuat dari besi dan tembaga yang kuat.
Tujuannya agar bangsa Ya’juj dan Ma’juj tidak bisa mendaki maupun melubanginya sesuai dalam surah Al Kahfi ayat 96.
Menolak Imbalan dan Rendah Hati
Setelah membuat proyek besar tersebut, Zulkarnain tidak menjadi sombong karena ilmu dan kekuasaannya. Justru ia sangat rendah hati dan tidak mau menerima imbalan mahal yang ditawarkan kepadanya.
Sebab ia merasa bahwa segala kekuatan, ilmu, dan kekuasaan yang ia miliki hanya milik Allah semata.
Semuanya pun akan hancur atas kehendak Allah pada hari kiamat sesuai dalam surah Al Kahfi ayat 98 hingga 101. Kisah Zulkarnain dalam Al Qur’an tersebut menunjukkan bahwa ia orang yang bertauhid dan tidak menyimpang dari kebenaran. Sifat-sifat tersebutlah yang juga membuatnya mendapat perhatian khusus dari Allah SWT.
Sebab, ia merupakan sahabat bagi para pembuat kebajikan dan musuh bagi para pelaku kejahatan dan perusak.
Baca Juga: Kisah Haman dan Qarun serta Fir’aun pada Masa Nabi Musa
Sebagian kalangan pun telah mengenal kebesaran Zulkarnain, bahkan sebelum Al Qur’an turun ke bumi. Karena itu, kaum Quraisy pernah menanyakannya pada Rasulullah sesuai surah Al Kahfi ayat 83.
Demikianlah pembahasan kisah Zulkarnain dalam Al Qur’an surah Al Kahfi. Kisah ini tentunya menjadi contoh dan pelajaran bagi seluruh manusia apalagi bagi kaum muslim. Pelajaran tersebut yaitu kita tidak boleh angkuh ketika memiliki kekuasaan besar, sebab semuanya hanya milik Allah SWT. (R10/HR-Online)
