Kisah Haman dan Qarun tentu bisa menjadi pelajaran bagi kita. Kisah antara Haman dan Qarun serta Fir’aun terjadi antara tahun 1304-1237 SM. Pada masa itu, Nabi Musa mengajak kaum Bani Israil untuk bertuhan kepada Allah SWT.
Kisah Nabi Musa menghadapi tiga serangkai ini tentunya sangat menarik untuk kita simak. Sebab, kisahnya menyangkut banyak hal meliputi akidah, perekonomian, dan politik pemerintahan. Haman, Qarun, dan Fir’aun melakoni perannya masing-masing yang berbeda.
Ketiganya sangat amat angkuh dan juga sombong sehingga mendapat akhir yang buruk. Akhir kisah Fir’aun dan Haman, mereka tenggelam dalam laut merah. Sementara itu, kisah Qarun berakhir dengan ia yang terbenam dalam perut bumi.
Baca Juga: Kisah Rabiah bin Kaab, Tolak Menikah Demi Melayani Rasulullah
Kisah Haman dan Qarun Serta Fir’aun
Fir’aun merupakan sebutan bagi raja-raja Mesir zaman dahulu. Pada masa Nabi Musa, Fir’aun adalah Ramses II yang menurut sejarah merupakan raja yang baik.
Fir’aun yang jahat dan mengaku Tuhan adalah anak Ramses II yang bernama Marneptah.
Selanjutnya, Haman yang namanya tersebut dalam Al-Quran sebanyak enam kali. Namanya juga tercantum dalam heliograf prasasti tahun 1722 berdasarkan penelitian arkeolog Perancis.
Dalam heliograf tersebut tercantum nama Haman sebagai Kepala Urusan Istana di Kerajaan Fir’aun.
Kemudian juga terdapat keterangan bahwa Haman ini merupakan orang kepercayaan Fir’aun. Bahkan Fir’aun tidak akan mengambil keputusan sebelum ada pendapat dari Haman.
Sebab Haman ternyata seseorang yang cerdas, berilmu tinggi, dan tidak ada yang menandinginya.
Sementara itu, Qarun merupakan sosok yang awalnya miskin kemudian menjadi kaya raya. Bahkan kunci-kunci gudangnya pun tidak bisa diangkut oleh orang-orang kuat di Mesir. Ia yang kaya raya dan setia pada Fir’aun akhirnya berhasil menjadi bendahara kerajaan.
Baca Juga: Kisah Fatimah Al Fihri, Pendiri Universitas Pertama di Dunia
Persekongkolan Melawan Musa
Kisah Haman dan Qarun serta Fir’aun bermula ketika Nabi Musa harus meyakinkan Fir’aun bahwa tidak ada Tuhan selain Allah.
Suatu hari, Musa hadir untuk berdebat tentang Tuhan dengan Fir’aun. Setelah perdebatan selesai, Musa berhasil memenangkan perdebatan tersebut.
Fir’aun tidak mau menerima hasil tersebut dan meminta Haman untuk memberikan pendapat. Haman pun berkata bahwa tidak mungkin Musa mengalahkan Fir’aun. Akhirnya pun Musa mendapat keputusan sebagai pihak yang kalah.
Fir’aun pun meminta Haman untuk membuat menara langit guna melihat Tuhan Musa dari tempat paling tinggi.
Haman menolak dan mengatakan bahwa tidak ada gunanya menara langit sebab Tuhan adalah Fir’aun. Akhirnya Fir’aun mengumumkan bahwa ia adalah Tuhan dan penguasa sungai Nil.
Akhir untuk Fir’aun, Haman, dan Qarun
Kemudian Fir’aun pun memerintahkan Haman agar segera menyiapkan pasukan untuk mengusir Nabi Musa dari Mesir.
Saat pengejaran benar-benar terjadi Musa dan pengikutnya sampai ke tepi laut merah. Allah SWT kemudian memerintahkan Musa untuk memukulkan tongkatnya ke laut.
Laut Merah pun terbelah dan Nabi Musa beserta pengikutnya bisa menyebrang dengan selamat. Fir’aun, Haman, dan bala tentaranya yang ikut menyeberang pun tenggelam setelah laut kembali seperti semula.
Sementara itu, kisah Qarun yang tidak bergabung dalam misi pengejaran Musa tetap di singgasananya.
Qarun semakin angkuh dan sombong apalagi kekayaannya semakin bertambah. Suatu hari, Musa mendatanginya dan memintanya mengeluarkan zakat untuk membantu rakyat.
Namun, Qarun menolak dan mengatakan bahwa kekayaannya bukan dari Allah namun dari usahanya sendiri. Ia pun mendapat hukuman dengan mengalami gempa besar dan longsor. Qarun dan harta kekayaannya pun terbenam ke dalam perut bumi.
Baca Juga: Kisah Qabil dan Habil, Pembunuhan Pertama di Muka Bumi!
Simbol Masa Kini
Kisah Haman dan Qarun serta Fir’aun tampaknya masih bisa hadir dan menjadi simbol dalam pemerintahan masa kini.
Fir’aun menyimbolkan pemerintah yang angkuh dan sombong namun sebenarnya bukan orang kuat dan hebat. Ia menjadi hebat sebab bisa memilih pembantunya dari orang hebat.
Kemudian Haman menyimbolkan orang hebat, pintar, memiliki ilmu tinggi dan penjilat. Haman memberikan solusi sebenarnya bukan untuk kepentingan rakyat. Akan tetapi untuk melanggengkan kekuasaan untuk raja Fir’aun dan jabatannya sendiri.
Sedangkan Qarun menyimbolkan orang kaya yang pandai untuk mendekat kepada raja. Ia pun mendapat fasilitas dari kerajaan untuk dapat menanamkan investasi ke semua sektor bisnis. Raja pun senang dengannya sebab semua kebutuhannya bisa terpenuhi.
Kisah Haman dan Qarun serta Fir’aun tentu memberikan pelajaran yang berharga bagi kita semua. Kita tidak boleh memiliki sifat yang sama dengan ketiganya atau hukuman mereka yang sudah kita tahu, akan menimpa kita. (R10/HR-Online)