Sabtu, April 19, 2025
BerandaBerita TerbaruKH Maimoen Zoebair, Ulama Besar Belajar dan Wafat di Mekkah

KH Maimoen Zoebair, Ulama Besar Belajar dan Wafat di Mekkah

KH Maimoen Zoebair merupakan sosok ulama besar Indonesia yang pernah menuntut ilmu di Mekkah. Sejak umur 21 tahun ayahnya sengaja mengirim Maimoen ke Mekkah untuk belajar agama Islam ke beberapa gurunya.

Putera dari pasangan Kyai Zubair Dahlan dan Nyai Mahmudah tersebut kemudian pulang ke Tanah Air dan menjadi tokoh penting Nasional. Bahkan sampai tahun 2016-2019 namanya masih menjadi rujukan sesepuh para politisi di Indonesia saat akan mencalonkan diri menjadi pemimpin daerah bahkan calon presiden.

Pria kelahiran Karang Mangu Sarang pada tanggal 28 Oktober 1928, pernah jadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Rembang periode 1971-1978.

Baca Juga: Sejarah Bambu Runcing, Senjata Kiai yang Beracun dan Mematikan

Selain itu, ia juga terkenal sebagai mantan Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) perwakilan Jawa Tengah tahun 1987-1999.

Karena kepiawaiannya menggunakan bahasa Arab dan memiliki pengetahuan ke-Islaman yang luas, KH Maimoen Zoebair terpilih menjadi Ketua MPP PPP 1995-1999.

Sebagai tanda penghormatan pada leluhur NU, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menunjuknya sebagai Ketua Majelis Syuriah  2004-2019.

Profil KH Maimoen Zoebair, Belajar ke Makkah

Menurut Amirul Ulum dalam buku berjudul, “3 Ulama Kharismatik Nusantara” (1988), sudah sejak kecil Maimoen Zoebari terdidik oleh ajaran Islam yang ketat.

Ayahnya seorang ulama besar keturunan Sunan Giri dan ibunya berasal dari bangsawan Madura yang taat pada agama. Latarbelakang pengetahuan Islam yang kuat inilah kemudian membentuk Maimoen jadi pribadi yang sholeh.

Tidak seperti kebanyakan anak pada umumnya, ulama Nasional terkemuka tersebut sudah hafal beberapa kitab sejak umur belia.

Judul kitab itu antara lain, Al-Jurumiyyah, Imrithi, Aliffiyah Ibnu Malik, Sullamul Munauroq, Matan Jauharotut Tauhid, dan Rohabiyyah fil Faroidl.

Melihat potensi yang luar biasa KH. Zubair Dahlan (Sang Ayah) menyarankan anaknya (Maimoen Zubair) pergi bersama kakeknya (KH. Ahmad bin Syuaib) ke tanah suci pada tahun 1950-an.

Tujuannya agar Maimoen belajar ke ulama-ulama besar di Mekkah, terutama memperdalam pengetahuan kitabnya selama dua tahun.

Alhasil Maimoen berhasil menguasai beberapa isi dari kitab Fiqh antara lain, kitab Fiqh Madzhab Asy-Syafi’I: Fathul Qorib, Fathul Mu’in, dan Fathul Wahab.

Semua pengetahuan berharga ini berasal dari guru-guru di Mekkah yang terdiri dari Sayyid Alawi al-Maliki, Syekh al-Imam Hasan al- Masysyath, Sayyid Amin al-Quthbi, Syekh Yasin Isa al-Fadani, dan Syekh Abdul Qodir al-Mandaly.

Pada tahun 1952 kyai berkharisma yang memiliki panggilan Mbah Moen ini kemudian pulang ke Tanah Air. Karena selalu haus dengan ilmu pengetahuan Maimoen kembali menuntut ilmu ke-Islamannya di beberapa pesantren besar yang ada di Jawa.

Seperti di KH. Baidhowi dan KH Mashum di Lasem, KH Bisri Mustofa di Rembang, KH Abdullah Abas Buntet di Cirebon, dan beberapa Kyai lainnya.

Baca Juga: Syekh Palsu Snouck Hurgronje, Siasat Belanda Kalahkan Rakyat Aceh

Mendirikan Pondok Pesantren

Ketika merasa ilmu ke-Islamannya cukup luas, mbah Moem memberanikan diri untuk membangun sebuah pesantren. Tepat pada tahun 1965 ketika negara sedang mengalami persoalan Nasional, Maimoen Zoebair mendirikan pondok pesantren al-Anwar.

Karena namanya sudah terkenal kemana-mana, termasuk juga terkenang sebagai sosok ulama rendah hati dan kerap mengabdikan dirinya untuk bangsa dan negara, pesantren al-Anwar memiliki banyak santri. Para orang tua mengharapkan setelah anak-anaknya lulus dari sana bisa menguasai beberapa ilmu kitab seperti, Kitab Kuning dan Turats. 

Pesantren yang berdiri di daerah Sarang saat ini masih menjadi peninggalan sejarah dari Mbah Moen. Karena telah mempelopori pembangunan pesantren di daerah pesisiran, Maimoen Zoebair terkenal sebagai ulama besar yang sukses mengamalkan ilmu-ilmu Islami sekaligus tokoh religi yang rendah hati.

Adapun alumni pesantren al-Anwar tersebut antara lain telah menghasilkan regenarasi ulama terkenal hingga saat ini yaitu, KH. Abdul Wahid Zuhdi, tokoh Islam yang ilmunya luas atau Mutabahhir, kemudian ada penghafal cepat Gus Anam, dan ahli kitab paling terkenal di media sosial hari ini yakni Gus Baha.

Karya Tulis Maimoen Zubair

Sebagai intelektual Islam Maimoen Zoebair memiliki sejumlah karya tulis yang luar biasa menarik perhatian. Bahkan sebagian ada yang menjadikannya rujukan utama dalam sebuah penelitian Islam. Buku-buku hasil dari tulisan mbah Moen menginspirasi banyak tokoh, salah satunya dengan mantan murid Maimoen yaitu Gus Baha.

Baca Juga: Sejarah Pelantikan Panglima Soedirman, Eks Guru yang Diragukan

Lantas judul buku apa saja yang mbah Moen tulis? Antara lain buku-buku tersebut berjudul, Nushushul Akhyar- Sebuah kitab penjelasan tentang hukum Puasa, Hari Raya Idul Fitri, dan ber-Sa’i. Kemudian ada Tarajim Masyayikh Al-Ma’ahid Ad-Diniah bi Sarang Al-Qudama’, isinya biografi dan sejarah kehidupan ulama-ulama besar di Sarang, Rembang Jawa Tengah.

Selain itu ada juga kitab al-Ulama’ al-Mujaddidun, Maslakuk Tanasuk, Kifayatul Ashhab, Taqirat Badi Amali, dan Taqirat Mandzumah Jauharut Tauhid.

Judul-judul buku inilah yang membuat banyak orang mengenal Maimoen Zoebair sebagai Ulama besar. Bahkan tak sedikit Ulama tersohor saat ini seperti Gus Baha sering mengutip karya-karya Mbah Moen.

KH. Maimoen Zoebair meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2019 dalam usia 90 tahun. Ketika wafat mbah Moen sedang menunaikan ibadah haji.

Sebelum meninggal dunia Mbah Moen sempat berpesan kepada regenerasi ulama tidak melakukan dakwah “keras-keras” dan “galak-galak”. Sebab kondisi sekarang berbeda dengan zaman perang kemerdekaan. Lebih baik dakwah menyejukan hati agar jiwa dan pikiran jemaah bisa menerima keikhlasan yang hakiki. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Luna Maya Enggan Beri Komentar tentang Rencana Pernikahannya

Luna Maya Enggan Beri Komentar tentang Rencana Pernikahannya

Luna Maya, aktris terkenal Indonesia, kini tengah menjadi sorotan media setelah kabar pernikahannya dengan Maxime Bouttier mencuat. Pasangan yang terkenal dekat sejak 2023 ini,...
Mantan Gubernur Jabar

Terkait UU ITE, Mantan Gubernur Jabar Ridwan Kamil Resmi Polisikan Lisa Mariana

harapanrakyat.com,- Pencemaran nama baik, mantan Gubernur Jabar Ridwan Kamil melaporkan LM (Lisa Mariana) ke Bareskrim Mabes Polri. Laporan tersebut diajukan secara langsung oleh Ridwan...
Polres Ciamis Tangkap Terduga Pembunuh Wanita Muda di Kamar Kos, Ternyata Ini Hubungannya dengan Korban

Polres Ciamis Tangkap Terduga Pembunuh Wanita Muda di Kamar Kos, Ternyata Ini Hubungannya dengan Korban

harapanrakyat.com,- Polres Ciamis berhasil mengamankan diduga pelaku pembunuhan jenazah perempuan di sebuah kamar kos yang berada di Lingkungan Pabuaran, Kecamatan Ciamis, Jumat (19/4/2025).  Terduga pelaku...
Angin Puting Beliung Terjang Wilayah Buahdua Sumedang, Puluhan Rumah Rusak

Angin Puting Beliung Terjang Wilayah Buahdua Sumedang, Puluhan Rumah Rusak

harapanrakyat.com,- Bencana angin puting beliung serta hujan lebat dan petir menerjang dua desa di Kecamatan Buahdua, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Akibat peristiwa tersebut, puluhan...
Pakai Perahu Karet, BPBD Ciamis Evakuasi Warga Kertahayu yang Terjebak Banjir.

Pakai Perahu Karet, BPBD Ciamis Evakuasi Warga Kertahayu yang Terjebak Banjir

harapanrakyat.com,- BPBD Ciamis, Jawa Barat, mengevakuasi warga Desa Kertahayu, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, yang terjebak banjir. Bahkan petugas harus melibatkan beberapa pihak untuk membujuk...
Skuad Garuda U-17

Amankan Tiket ke Piala Dunia, Skuad Garuda U-17 Libur Dua Bulan

Skuad Garuda U-17 besutan Nova Arianto telah kembali ke Tanah Air pasca mengamankan tiket menuju Piala Dunia 2025. Rencananya skuad Garuda akan libur selama...