Batu cincin Rasulullah tentunya membuat sebagian orang merasa penasaran. Rasulullah SAW memang pernah menggunakan cincin batu. Rasulullah menggunakan cincin yang terbuat dari perak tersebut di jari tangan kanannya.
Cincin batu tersebut merupakan batu akik dengan warna hitam yang berasal dari Habasyah. Habasyah sendiri merupakan sebuah negeri di Afrika yang kini bernama Ethiopia. Imam An-Nawawi berkata bahwa tambang batu tersebut berada di Habasyah dan Yaman.
Sebagai aksesoris, cincin memang bukan hanya untuk perempuan namun bisa juga untuk laki-laki. Namun dalam Islam laki-laki tidak boleh menggunakan cincin maupun perhiasan lain yang terbuat dari emas. Karena itulah mungkin menjadi alasan mengapa Rasulullah menggunakan cincin akik.
Baca Juga: Rumah Tempat Nabi Muhammad Dilahirkan, Dekat Ka’bah?
Batu Cincin Rasulullah dari Batu Habasyah
Dalam Hadits Riwayat Muslim No. 5485, Anas bin Malik berkata bahwa cincin Rasulullah tersebut terbuat dari perak. Sedangkan mata cincinnya terbuat dari batu Habasyah.
Dalam HR. Muslim No. 5487, Anas bin Malik berkata bahwa Rasulullah memakai cincin perak bermata batu Habasyah di tangan kanannya.
Rasulullah meletakkan mata cincinnya di bagian dalam telapak tangan. HR. Muslim No. 5489. Dari Tsabit Anas berkata bahwa Rasulullah menggunakan cincin di sini. Ia menunjuk pada jari kelingking tangan kirinya.
Terdapat pula hadits lainnya dari Abu Burdah dari Ali bin Abi Thalib. Ali berkata bahwa Rasulullah melarangnya menggunakan cincin di jari dan ini. Abu Burdah berkata bahwa Ali menunjuk jari tengah dan jari setelahnya.
Baca Juga: Sejarah Pembangunan Kabah yang Mengalami Banyak Renovasi
Penggunaan Cincin yang Lebih Utama
Imam An-Nawaih mengatakan kaum muslim sepakat bahwa sunnah menggunakan cincin untuk laki-laki di jari kelingking. Sedangkan untuk perempuan boleh menggunakan cincin pada semua jari-jarinya. Para ulama berkata bahwa menempatkan cincin di jari kelingking juga memiliki hikmah.
Hikmahnya yaitu menjauhkan diri dari kesibukan tangan sebab posisinya berada di paling ujung.
Hikmah lainnya yaitu tidak menyibukkan tangan dari kesibukan yang diambil memakai tangan tersebut. Selain jari kelingking, makruh bagi laki-laki menggunakan cincin di jari tengah dan telunjuk.
Imam A-Nawawih pun melanjutkan adapun menggunakan cincin pada tangan kanan dan kiri terdapat dua hadits yang menerangkannya. Menurut Ulama Fiqih, mereka membolehkan memakai cincin pada tangan kanan dan kiri. Namun para ulama ternyata berselisih pendapat mengenai mana antara keduanya yang lebih utama.
Imam An-Nawawi mengatakan bahwa sebagian kalangan ulama shalafush-shalih juga mengatakannya di tangan kanan. Lalu sebagian dari mereka juga mengatakannya di tangan kiri.
Kemudian Imam Malik menganjurkan tangan kiri dan makruh menggunakannya pada yang kanan.
Menurut mazhab Syafi’i, pendapat yang benar yaitu menggunakan cincin di tangan kanan lebih utama. Hal tersebut karena tangan kanan yang lebih mulia serta lebih pantas mendapat perhiasan.
Rasulullah Menggunakan Cincin sebagai Stempel Surat Dakwah
Batu cincin Rasulullah juga berfungsi sebagai stempel surat dakwah yang dikirim ke berbagai penjuru dunia. Dalam suatu riwayat, Rasulullah menulis surat berisi dakwah Islam ke Kisra, raja Persia. Lalu surat kepada Kaisar (Romawi) dan Negus (Ethiopia).
Setiap surat tersebut terdapat stempel yang merupakan cap dari cincin yang Rasulullah gunakan.
Dalam suatu hadits juga meriwayatkan bahwa Rasulullah pernah membuat cincin dari perak dengan ukiran Muhammad Rasulullah. Dalam hadits tersebut pun mengatakan bahwa ia melihat putihnya cincin tersebut di tangan Rasulullah.
Baca Juga: Saudah binti Zam’ah, Istri Rasulullah Sepeninggal Khadijah
Setelah Rasulullah Wafat, Cincin Berpindah ke Beberapa Sahabat
Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, batu cincin Rasulullah tidak terlupakan begitu saja. Cincin tersebut kemudian berpindah ke tangan beberapa sahabat. Pertama cincin tersebut beralih kepada Abu Bakar hingga ia wafat.
Setelah Abu Bakar wafat cincin kemudian berpindah ke Umar bin Khatab. Kemudian setelah Umar bin Khatab wafat, cincin tersebut beralih pada Utsman bin Affan, menantu Rasulullah. Namun pada saat di tangan Utsman, cincin jatuh di sumur Aris.
Perlu Anda ketahui, sumur Aris merupakan salah satu dari sumur bersejarah yang sering Rasulullah kunjungi. Mulanya Utsman duduk di tepi sumur, kemudian ia mengeluarkan cincin dan memainkannya hingga akhirnya jatuh ke dalam sumur.
Utsman dan beberapa sahabat pun berusaha mencari cincin tersebut namun tidak berhasil ditemukan.
Batu cincin Rasulullah yang jatuh ke dalam sumur tersebut pun tidak pernah ditemukan. Akhirnya pun Utsman bin Affan membuat cincin baru yang mirip dengan tulisan Muhammad Rasulullah. (R10/HR-Online)