Syuraih Al Qadhi menjadi kisah teladan yang harus kita ketahui. Nama tersebut merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW. Dalam kisahnya, sahabat nabi tersebut terkenal sebagai seorang hakim pada masa awal Islam yang lahir pada tahun 42 sebelum Hijriyah dan kerap kali dipanggil sebagai Abu Umayyah
Sahabat nabi yang satu ini juga termasuk ulama yang besar. Saat ia menjadi seorang hakim Syuraih juga pernah mengamankan suatu kaum dalam perkara perselisihan dengan anaknya sendiri.
Beliau juga menjadi keteladanan tersendiri untuk umat muslim. Adanya integritas yang dimiliki seorang hakim menjadi kunci utama demi terwujudnya sebuah keadilan.
Baca juga: Ubay bin Kaab, Penghafal Quran yang Khawatirkan Umat Muslim
Sahabat nabi tersebut merupakan sosok yang sederhana tetapi mempunyai kisah yang sangat luar biasa dahsyatnya. Banyak orang yang tak dan terpukau dengan kisahnya. Bahkan hal tersebut juga terjadi kepada khalifah Umar Bin Khattab radhiyallahu anhu.
Meneladani Kisah Syuraih Al Qadhi
Sebenarnya sahabat nabi tersebut merupakan seorang tabiin yang ditunjuk oleh khalifah yang kedua yakni Umar Bin Khattab guna menjabat sebagai seorang hakim di wilayah kekhalifahan Islam. Tapi pada akhirnya menikah dengan seorang wanita yang berasal dari bani ta’mim.
Pada saat itu Umar Bin Khattab menyampaikan kepada Syuraih bahwa ia melihat seorang wanita Ta’mim duduk di atas tikar dan di depannya terdapat seorang yang lebih muda dan cantik. Umar meminta minuman kepada wanita tersebut kemudian mereka menjawab minumlah sesukanya. Kemudian mengetahui jawaban wanita tersebut membuat Umar Bin Khattab meminta susu.
Wanita tersebut memberikannya. Selesai minum susu Syuraih melihat wanita muda yang lebih cantik dan beliau mengaguminya kemudian bertanya kepada ibunya mengenai siapa sebenarnya wanita tersebut. Lantas sang Ibu menjawab dia adalah Zainab binti Hazir dari bani Hanzalah. Tidak berhenti disitu saja tetapi Syuraih juga bertanya dia isi atau kosong?
Baca juga: Syurahbil bin Hasanah, Sahabat Nabi yang Meninggal Karena Wabah
Perempuan tersebut menjawab kosong atau tidak tidak bersuami. Lalu Syuraih mengatakan Apakah kamu siap membantuku untuk menikahkanku dengannya? Sang Perempuan pun menjawab iya. Lalu Syuraih pulang menemui pamannya yang merupakan orang terhormat.
Menyesal
Ternyata dalam kisah Syuraih Al Qadhi juga berniat ingin menceraikan istrinya yang sudah dinikahi dari bani Ta’mim. Dalam kisahnya dijelaskan bahwa sang istri merupakan wanita Arab yang keras hatinya.
Demi Allah sang istri tidak ingin melangkahkan kecuali untuk perkara yang Allah sukai. Meskipun sudah menjadi suaminya sang istri menganggap bahwa Syuraih merupakan orang asing yang perangainya tidak diketahui sebelumnya..
Lantas sahabat nabi tersebut menjelaskan mengenai apa yang beliau sukai mengenai ucapan-ucapan perbuatan-perbuatan serta makanan juga menjelaskan apa yang sebenarnya ia benci. Sang istri juga bertanya kepada Syuraih, meminta agar sang suami menceritakan mengenai kerabatnya.
Syuraih Al Qadhi menjelaskan bahwa ia merupakan seorang Hakim dan tidak mau kerabatnya tersebut hadir hanya membuat jenuh. 3 hari tinggal bersama sang istri sahabat nabi tersebut merasa tidak ada hari yang beliau lalui tanpa adanya kebaikan dari istrinya.
Bertemu Ibu Mertua
Saat menemui ibu mertuanya, Syuraih Al Qadhi mendapatkan petuah bahwa seorang wanita itu tak akan terlihat dalam suatu keadaan yang mana perilakunya buruk kecuali dalam dua keadaan.
Pertama, mendapatkan tempat di sisi suaminya dan setelah melahirkan anaknya. Apabila engkau sebagai suami melihat sesuatu yang dapat menyebabkan marah maka pukulah istrimu dengan tujuan membimbing. Sebab laki-laki itu tidak akan memperoleh keburukan dalam rumahnya kecuali dari seorang wanita yang manja dan bodoh.
Teladan yang Baik
Kisah teladan dari Syuraih Al Qadhi patut kita contoh. Sudah seharusnya kita menjadi seorang laki-laki yang berilmu agama. Kembali ke penjelasan sebelumnya bahwa setelah menikah dengan perempuan Bani Ta’mim sahabat nabi tersebut pernah menyesal karena beranggapan bahwa istrinya merupakan wanita Arab yang keras hatinya.
Baca juga: Hudzaifah bin Al-Yaman Miliki Kebiasaan yang Unik, Dicintai Baginda Nabi
Namun keinginan menceraikan tersebut Justru harus ia pertimbangkan kembali mengingat jika memang dia baik untuk dirinya maka jangan menceraikan tetapi jika tidak ceraikanlah.
Satu tahun menikah dengan istrinya ternyata sang ibu melihat banyak perubahan dari sang anak. Berarti Syuraih Al Qadhi berhasil mendidik istrinya. Sang istri mendapatkan tempat di sisi suaminya. Jadilah laki-laki yang paham akan ajaran Islam dan bimbinglah istri agar kelak bisa sama-sama menuju surga. (R10/HR-Online)