harapanrakyat.com,- Untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul pada abad 21, SMAN 1 Lembang sudah memiliki cara dan inovasi sendiri. Inovasi yang sekolah itu terapkan, yaitu dengan mengimplementasikan inovasi pembelajaran Tematik-Terintegratif dan Kolaboratif.
Ternyata cara tersebut tidak hanya mempersiapkan SDM unggul. Namun juga bisa menjadi solusi kegiatan belajar mengajar saat pandemi Covid-19.
Adapun inovasi yang sekolah asal Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, dan dalam binaan Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI Jabar itu, adalah bagian dari implementasi Kurikulum Sekolah Penggerak serta Merdeka Belajar.
Sehingga dengan menerapkan kurikulum ini, merupakan langkah nyata SMA Negeri 1 Lembang untuk menggali kemampuan siswanya. Selain itu juga meningkatkan karakter dan juga kompetensi di tengah tantangan perubahan zaman.
Tujuan SMAN 1 Lembang Aplikasikan Pembelajaran Tematik Terintegratif dan Kolaboratif
Inovasi yang sudah SMA asal Lembang tersebut terapkan memiliki tujuan yang begitu bagus. Seperti mengajak siswa agar bisa berpikir kritis. Kemudian, mengasah kepekaan siswa terhadap masalah di sekitar lingkungannya, dan kreatif mampu memecahkan masalah.
Sehingga dengan inovasi inilah, SMA Negeri I Lembang berhasil meramu meramu serta mengintegrasikan semua mata pelajaran yang ada, menjadi lima kelompok kolaborasi.
Kepala SMAN 1 Lembang, Suhendiana Noor menjelaskan, kelima kelompok kolaborasi tersebut, antara lain IPS yang mencakup pelajaran Geografi, Sejarah, Ekonomi dan Sosiologi.
Baca Juga: SMKN 1 Cibadak Sukabumi Sukses Kembangkan Lemon California
Kemudian mata pelajaran IPA yang menggabungkan Biologi, Kimia dan Fisika. Selanjutnya kolaborasi pelajaran Olahraga, Muatan Lokal dan Seni budaya yang terintegrasi menjadi SEMULA.
Keempat kolaborasi PPBI, antara lain pelajaran Bahasa Inggris, Pendidikan Agama Islam dan PPKN.
“Dan yang kelima yaitu Kolaborasi Indomatik, yang mengintegrasikan mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, serta Informatika,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Jumat (18/11/2022).
Lanjutnya menambahkan, bahwa lewat inovasi pembelajaran Tematik- Terintegratif dan Kolaboratif, pihaknya mengajak para siswa SMAN 1 Lembang untuk mengembangkan kompetensi.
Pasalnya, dengan kompetensi tersebut, merupakan sebagai upaya untuk mempersiapkan siswa mempunyai kemampuan abad-21.
Kemudian juga memperkuat karakter siswa yang arahnya pada profil pelajar Pancasila. “Sekaligus juga bentuk fasilitas tes buat para siswa yang memiliki niat untuk melanjutkan ke perguruan tinggi,” katanya.
Sehingga dengan penerapan inovasi tersebut, ia berharap mampu memfasilitasi juga mengakomodir keberagaman karakteristik serta apa yang siswa butuhkan.
“Yang memang siswa tersebut notabenenya mempunyai multiple intelligence atau kecerdasan majemuk,” harapnya.
Berhubungan dengan SDGs
Hendi memaparkan, bahwa inovasi tersebut menitikberatkan dasar pembelajarannya lewat pergeseran pekerjaan. Kemudian, kerucut pengalaman Edgar Dale, kemampuan abad 21. Dan terakhir Sustainable Development Goals (SDGs) atau istilahnya tujuan pembangunan berkelanjutan.
Lebih lanjut Kepala SMAN 1 Lembang menjelaskan, desain pembelajaran dari inovasi pembelajaran Tematik-Terintegratif dan Kolaboratif ini juga mengelompokkan siswa menjadi 6 kelompok kolaborasi.
Baca Juga: Program Kecakapan Hidup SMAN 10 Tasikmalaya Cetak Generasi Siap Kerja
Adapun dasar pengelompokkan tersebut yaitu dari hasil analisis psikotes, sehingga 1 kelompok heterogen, mulai dari gaya belajar, kecenderungan minat bakat. Kemudian, gender, dan tingkat kecerdasan.
Sedangkan setiap kolaborasi siswa itu kemudian mengusung beberapa tema. Jadi, paparnya, para siswa bebas memilih tema yang berhubungan dengan 17 tema SDGs.
“Sementara yang ingin kita bangun lewat inovasi ini, yaitu siswa berfokus terhadap pemecahan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Karenanya penerapan pola lewat pendekatan STEM atau Sains, Technologi, Engineering, dan Mathematic,“ paparnya.
Pembagian LKPD
Sedangkan dalam penguatan inovasi pembelajaran, menurutnya, SMAN 1 Lembang juga membaginya menjadi beberapa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).
Ia menjelaskan, LKPD 1 contohnya, siswa menganalisa masalah di sekitar lingkungan. Kemudian, mengaitkan analisa masalah itu dengan 17 tema SDGs.
“Lalu siswa mengidentifikasi masalah, kemudian mencari apa akar masalah. Dan yang terakhir menentukan 1 masalah yang akan dicari solusinya, sampai bisa mempresentasikan,” jelasnya.
Selanjutnya, sambung Hendi, LKPD kedua, yaitu membimbing siswa mencari solusi untuk memecahkan masalah dengan mengeksplorasi berbagai sumber. Lalu mencari berbagai ide gagasan, yang akan menjadi jalan keluar. Selanjutnya, memilih salah satu gagasan buat penyelesaian akar masalah serta mempresentasikannya.
Baca Juga: Tiga Karya Siswa SMKN 1 Cibinong Bogor Digunakan untuk Produksi Semen
Sedangkan untuk penguatan melalui LKPD 3, siswa mendesain ide gagasan yang sudah ditentukan. Selanjutnya mengembangkan ide gagasan itu menjadi produk.
Kemudian menguji coba produk tersebut beberapa kali, sehingga memperoleh produk yang terbaik.
“Selanjutnya, pembuatan infografis buat bahan presentasi yang siswa presentasikan serta merefleksikan bersama,” imbuhnya.
Hasil Kuesioner Siswa dan Guru SMAN 1 Lembang
Menurutnya, dengan adanya inovasi tersebut, sekarang ini sudah banyak tema, ide dan produk yang telah siswa SMA Negeri 1 Lembang hasilkan.
Inovasi pembelajaran Tematik, Integratif dan Kolaboratif ini juga mendapat respon positif dari seluruh siswa dan juga guru.
“Alhamdulillah, tidak sangka ternyata sudah banyak melahirkan inovasi-inovasi sebagai hasil dari tema-tema yang siswa pilih. Inilah yang membuat kami selaku pendidik juga merasa bangga,” katanya.
Sementara untuk hasil analisis kuesioner dari pendapat siswa dan guru, sambungnya, tercatat sebanyak 89,41 persen siswa dan 100 persen guru menyatakan setuju dan sangat setuju, bahwa inovasi tersebut bisa meningkatkan kemampuan abad 21.
Selanjutnya, 87,72 persen siswa dan 100 persen guru SMAN 1 Lembang setuju dan sangat setuju, bahwa pembelajaran Tematik-Integratif-Kolaboratif bisa meningkatkan penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Baca Juga: KCD Wilayah III Jabar Cetak Generasi Emas, Rencanakan Rutin Gelar Edu dan Job Fair
Sementara untuk meningkatkan perilaku berkelanjutan, dari hasil kuesioner tersebut sebanyak 82,6 persen siswa dan 100 persen guru menyatakan setuju dan sangat setuju.
Kemudian hasil kuisioner pembelajaran Tematik-Integratif-Kolaboratif bisa memfasilitasi keberagaman siswa, menyatakan 77,4 persen siswa dan 93,8 persen guru setuju serta sangat setuju.
Adapun hasil lainnya sebanyak 72,1 persen siswa serta 87,5 persen guru setuju dan sangat setuju, bahwa pembelajaran ini bisa memfasilitasi persiapan seleksi PTN.
“Tentu ini capaian yang kami rasa jadi indikator berhasilnya inovasi yang SMA Negeri 1 Lembang hadirkan,” kata Suhendiana.
Ia juga sangat bersyukur dan berterima kasih, karena adanya dorongan serta dukungan dari Disdik Jawa Barat, melalui Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI, yang selama ini terus konsisten mendukung setiap inovasi.
“Dukungan dan dorongan itulah yang menjadi energi positif untuk terus melahirkan inovasi-inovasi lainnya, demi mewujudkan Jabar Juara Lahir Batin,” pungkas Kepala SMAN 1 Lembang. (R5/HR-Online/Editor-Adi)