Kamis, April 10, 2025
BerandaBerita TerbaruSejarah Rijsttafel, Kuliner Hasil Asimilasi Eropa dan Pribumi

Sejarah Rijsttafel, Kuliner Hasil Asimilasi Eropa dan Pribumi

Sejarah Rijsttafel merupakan salah satu jejak warisan Kolonial di Indonesia yang beragam. Kolonial Belanda menurunkan warisan melalui kuliner hasil dari proses asimilasi budaya makanan orang Eropa dengan Pribumi di Nusantara bernama Rijsttafel.

Rijsttafel, selain menjadi simbol tradisi gastronomi Indo-Eropa di Nusantara, menu ini pernah populer menjadi makanan terlezat dalam gaya hidup masyarakat Hindia Belanda sepanjang abad ke-20 Masehi.

Menu Rijsttafel merupakan makanan mewah yang tak bisa dinikmati oleh golongan Pribumi. Padahal menu ini tercipta dari proses asimilasi budaya gastronomi Eropa dengan Pribumi secara turun temurun.

Bahkan beberapa pendapat menyebut Rijsttafel bukan saja terbentuk atas asimilasi budaya antara orang Eropa dengan Pribumi.

Baca Juga: Asal-usul Jalan Margonda Depok dan Pahlawan yang Mati Muda

Akan tetapi makanan mewah ini terbentuk akibat adanya akulturasi budaya kuliner Ketimuran yang lezat jauh sebelum orang Eropa menginjakkan kakinya ke Nusantara.

Lantas bagaimana sejarah Rijsttafel yang sebenarnya? Berikut penjelasannya.

Sejarah Rijsttafel yang Berarti “Hidangan Nasi Istimewa di Meja”

Menurut Pipit Anggraeni dalam Jurnal Sejarah dan Budaya, Vol. 9, No. (1) 2015 berjudul, ”Menu Populer Hindia Belanda (1901 – 1942): Kajian Pengaruh Budaya Eropa Terhadap Kuliner Indonesia”, nama Rijsttafel dapat diartikan dengan istilah Hidangan Nasi Istimewa yang berjejer di Meja.

Nasi yang istimewa dan menawan dihidangkan di meja itu merupakan suatu tradisi kuliner pribumi yang berasimilasi dengan budaya Indo-Eropa di Nusantara. Salah satu visual nyata dari Rijsttafel yaitu seperti hidangan Nasi Tumpeng, Nasi Liwet, dan hidangan sejenis yang mengandung ragam lauk pauk di dalamnya.

Orang Eropa yang suka dengan menu kuliner Pribumi tidak hanya mengandalkan Rijsttafel sebagai hidangan favoritnya. Sebab ada beberapa kudapan tradisional Pribumi yang mampu menggoyang lidah orang Eropa seperti Perkedel (Frekedelen), Semur (Smoor), dan minuman dingin atau Es.

Mereka menyukai menu-menu ini karena cocok dengan keadaan tempat tinggal di iklim tropis. Menu minuman sirup dingin yang biasa disebut dengan Es misalnya, orang-orang Eropa sangat meminatinya untuk diminum setelah rehat kerja.

Hanya Menyajikan Rijsttafel Dalam Acara Tertentu

Sebagai ciri khas dari sajian istimewa, Rijsttafel hanya dihidangkan dalam acara-acara tertentu saja. Seperti acara-acara besar yang melibatkan pesta perayaan orang-orang Eropa, pesta Ulang Tahun dan upacara resmi kenegaraan seperti memperingati hari kelahiran Ratu Wilhelmina di Hindia Belanda.

Sedangkan menurut Sri Owen dalam bukunya berjudul, ”Indonesia Regional Foof & Cookery”, (1999), selain disajikan dalam jamuan di acara tertentu saja, hidangan Rijsttafel juga bisa dinikmati oleh orang Eropa “berduit” di restoran hotel Belanda. Seperti Des Indes in Batavia (Jakarta) dan hotel di Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta).

Dengan kata lain hanya kota-kota besar saja lah yang menyediakan hidangan istimewa ini. Salah satu hal yang menjadi kontroversi dari Rijsttafel yaitu, tidak bisa dinikmati oleh sembarang golongan sosial.

Baca Juga: Sejarah Kantor Pos Indonesia, Administrasi Persuratan Belanda Abad 17

Hanya orang-orang Eropa saja yang bisa menikmati Rijsttafel, sementara golongan Pribumi jangankan memakan, menyentuh dan menyuguhkan hidangan ini di meja saja tak diperbolehkan

Rijsttafel merupakan menu makanan kolonial yang mencerminkan pola diskriminatif. Kelas sosial menjadi penerbit paspor untuk menentukan seseorang bisa atau tidaknya mencicipi sedikit sajian kolonial berkelas tersebut.

Karena Rijsttafel Semua Olahan Kuliner Pribumi Terproses Modern

Meskipun terlanjur mendapat cap hidangan yang diskriminatif, Rijsttafel ternyata melatarbelakangi seluruh olahan kuliner masyarakat Pribumi terproses dengan cara modern.

Masyarakat Pribumi yang tidak bisa mencicipi Rijsttafel mencontoh metode memasak dari beberapa buku masakan kolonial yang tersebar di berbagai tempat. Mereka mengerti cara memasak yang baik adalah cara seperti membuat Rijsttafel.

Sebab pembuatan Rijsttafel menyediakan berbagai peralatan memasak yang modern. Sebelum inovasi Rijsttafel hadir di meja kuliner kolonial, metode memasak orang-orang pribumi masih bertumpu pada cara tradisional.

Sebagian pendapat gastronom Eropa menyebut metode memasak tradisional orang Pribumi tidak layak. Bahkan tidak higienis dan rentan menimbulkan penyakit. Karena itu Rijsttafel telah membuat orang Pribumi mengerti kebersihan dalam memasak.

Baca Juga: Sejarah Perang Ambarawa, Berawal dari Kekecewaan Pejuang Republik

Barangkali hal inilah yang menyebabkan mengapa Rijsttafel tidak boleh disajikan oleh koki Pribumi. Sebab orang Eropa percaya bahwa masyarakat Pribumi kala itu tergolong kelompok sosial yang jorok. Mereka belum mengerti lahirnya penyakit dan cara pencegahan yang paling utama.

Namun seiring dengan perkembangan zaman, mereka (pribumi) mengerti juga bagaimana proses pengolahan makanan yang lezat dan higienis. 

Salah satunya dibuktikan dengan mempergunakan peralatan memasak modern seperti, panci, wajan, talenan, dan pisau bersih. Serta membiasakan makan menggunakan sendok, dan garpu. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Damkar Sumedang Bantu Lepaskan Cincin Ibu yang Hendak Melahirkan

Damkar Sumedang Bantu Lepaskan Cincin Ibu yang Hendak Melahirkan

harapanrakyat.com,- UPT Damkar Wilayah Kota Kabupaten Sumedang, membantu seorang pasien yang akan melahirkan di RSUD Umar Wirahadikusumah, Sumedang Jawa Barat, Rabu (9/4/2025). Namun, bukan membantu...
Tanggal Pernikahan Maxime Bouttier dan Luna Maya Bocor, Akan Digelar di Bali

Tanggal Pernikahan Maxime Bouttier dan Luna Maya Bocor, Akan Digelar di Bali

Kabar pernikahan Maxime Bouttier dan Luna Maya tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen. Menurut kabar yang beredar, pasangan selebritis yang telah menjalin hubungan...
Bubarkan Penggalangan Donasi, Gubernur Jabar: Gak Boleh Lagi Minta-Minta di Jalan.

Bubarkan Penggalangan Donasi, Gubernur Jabar: Gak Boleh Lagi Minta-Minta di Jalan

harapanrakyat.com,- Gubernur Jawa Barat (Jabar), Dedi Mulyadi, mengambil langkah tegas dengan menghentikan praktik penggalangan donasi di jalan raya yang dinilai mengganggu ketertiban umum. Kebijakan...
Kandungan Surat Al Hasyr Ayat 22, Allah Maha Tahu

Kandungan Surat Al Hasyr Ayat 22, Allah Maha Tahu

Jika sedang merasa hidup ini penuh misteri, Anda bisa coba buka Al Quran. Banyak sekali ayat yang bisa jadi petunjuk. Salah satunya ada di...
Wuling New Cloud EV 2025, Sambut Era Baru Mobil Listrik

Wuling New Cloud EV 2025, Sambut Era Baru Mobil Listrik

Wuling Motors kembali menunjukkan tajinya di dunia otomotif dengan menghadirkan Wuling New Cloud EV 2025 dalam ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025. Mobil...
Misteri Lempengan Purba Farallon, Penyebab Penipisan Kraton di Amerika Utara

Misteri Lempengan Purba Farallon, Penyebab Penipisan Kraton di Amerika Utara

Penelitian terbaru mengungkapkan keberadaan sisa dari lempeng samudra purba yang terkubur jauh di bawah wilayah Midwest Amerika Serikat. Lempeng tersebut juga terkenal sebagai lempengan...