harapanrakyat.com,- Komunitas Petromas di Pangandaran, Jawa Barat, konsisten budidayakan entok hias dan entok konsumsi. Budidaya entok dinilai menjanjikan untuk peningkatan ekonomi usai pandemi Covid-19.
Peternak entok Maruyungsari (Petromas) ini menjadi wadah usaha budidaya entok bagi sekumpulan pemuda kampung di Desa Maruyungsari, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran.
Salah seorang anggota Komunitas Petromas, Tsabit Andri Habibi mengatakan, budidaya entok hias dan entok jumbo untuk kebutuhan konsumsi sangat menjanjikan.
Selain itu, pemeliharaannya pun terbilang mudah, karena entog termasuk hewan ternak yang tahan terhadap penyakit.
“Tinggal kemauan kitanya saja dan jangan sungkan belajar. Apapun itu bisa kita ulik dan tekuni secara maksimal, dengan memanfaatkan potensi yang ada di lingkungan kita,” kata Tsabit saat berbincang dengan harapanrakyat.com. Minggu (13/11/2022).
Komunitas Petromas sudah menekuni budidaya entok hias dan entok jumbo sejak pandemi Covid-19 melanda tanah air 2 tahun lalu. Sampai sekarang usaha budidayanya itu masih tetap berjalan.
Baca Juga: Pemuda di Pangandaran Sukses Budidaya Entok Hias
Komunitas Petromas di Pangandaran dan Paradigma Entok
Tsabit mengatakan, di kalangan komunitas peternak, paradigma entog sebagai konsumsi saat ini bergeser ke fashion. Adapun jenis entok hias yang dipeliharanya adalah jenis entok rambon, entok milenial dan rambon bondol kaji.
“Masing-masing memiliki ciri dan keunikan yang berbeda. Entog bondol dari kepala dan lehernya putih. Kemudian, pada bagian dada dan sayapnya ada corak batik, warnanya juga nyentrik,” terang Tsabit.
Setiap bulan Komunitas Petromas di Pangandaran ini menggelar kegiatan kopdar dengan beberapa komunitas yang lain.
Bahkan belum lama ini ada anggota Komunitas Petromas Pangandaran yang ikut berpartisipasi mengikuti kontes entog hias piala Wakil Wali Kota Banjar.
Untuk jenis entok hias, lanjut Tsabit, penilaiannya dilihat dari estetika dan keindahan corak serta warna pada bulunya.
Sedangkan, jenis entok jumbo kriterianya pada bobot. Semakin berat bobot entog maka akan semakin mahal harganya. Jenis entok ini bisa juga untuk konsumsi.
Baca Juga: Entok Hias Jadi Tren Hobi Baru di Kota Banjar
Tsabit menjelaskan, entok jumbo pada umumnya memiliki warna putih polos. Saat berumur 4 bulan beratnya sekitar 3,5 kilogram. Sementara entok dewasa berumur 7 bulan beratnya bisa mencapai sekitar 6 kilogram.
“Entog yang kemarin ikut kontes di Kota Banjar jenis entok jumbo. Pemenang dalam kontes tersebut adalah entok jumbo seberat 7 kilogram dari Blitar,” katanya.
Pakan, Penyakit dan Obat
Mengenai pakan, Tsabit mengatakan bahwa makanan entog cukup sederhana. Hanya menggunakan pur dan pakan alternatif lainnya yang alami. Seperti eceng gondok, sayur-sayuran dan lainnya.
Sedangkan, kendalanya dalam memelihara hewan ternak ini yaitu penyakit mata biru. Penyakit ini datangnya secara tiba-tiba dan serentak.
“Untuk mengantisipasinya kita hanya bisa melakukan pencegahan dengan menyiapkan obat-obatan herbal saja. Penyakit ini melebihi virus flu burung. Datangnya saat musim hujan. Jadi, perawatan kandang sangat penting agar terjaga kebersihannya,” jelas Tsabit.
Baca Juga: Budidaya Entok di Ciamis Menggiurkan
Harga Jual
Terkait dengan harga, untuk entok jumbo umur 4 bulan yang siap jual atau usia dere bisa sampai Rp 300 ribu. Sedangkan, indukan entok hias jenis bondol kaji harganya Rp 500 ribu sampai Rp.1 juta. Kemudian, untuk anakan umur 1-7 hari trah jumbo konsumsi harganya sekitar Rp 50 ribu.
Untuk penjualan, Komunitas Petromas di Pangandaran ini memanfaatkan jejaring media sosial sesama komunitas. Karena budidaya entok hias ini berbasis hobi sehingga masih pasarnya masih terbuka luas.
Menurut Tsabit, beternak entok sangat mudah dan bisa membangkitkan gairah ekonomi desa dalam upaya kreasi potensi yang ada di daerah.
Sebagai pemuda yang berasal dari kampung, ia pun berharap kedepan bisa menjadi inspirasi untuk membangkitkan ekonomi masyarakat lainnya, pasca pandemi Covid-19.
“Jangan sungkan untuk belajar apapun. Potensi yang ada bisa kita ulik dan tekuni dengan maksimal guna menciptakan dan meningkatkan pendapatan ekonomi,” pungkasnya. (Madlani/R3/HR-Online/Editor-Eva)