Rabu, April 30, 2025
BerandaBerita TerbaruTjio Wie Tay, Tionghoa Pertama yang Sukses Buka Toko Buku

Tjio Wie Tay, Tionghoa Pertama yang Sukses Buka Toko Buku

Nama Tjio Wie Tay menarik diungkap dan diabadikan sebagai bagian dari nama tokoh Nasional dalam catatan sejarah Indonesia.

Hal ini sebagaimana nama Tjio Wie Tay yang tersohor pada tahun 1950-an sebagai orang Tionghoa pertama di Jakarta yang sukses membuka toko buku.

Sumbangsih beliau untuk mengembangkan minat baca, dan memberikan asupan ilmu pengetahuan untuk generasi bangsa adalah prestasi yang jarang dilakukan oleh orang asing.

Apalagi Tjio Wie Tay merupakan seseorang dari etnis Tionghoa yang kental. Bapak ibunya keturunan Cina Totok, bahkan sehari-hari menggunakan bahasa Mandarin.

Namun demikian, Ia memilih jalan hidupnya sendiri untuk menjadi figur Tionghoa yang membaur dengan masyarakat pribumi. Bahkan saat itu untuk lebih akrab, dan dekat dengan pribumi, Tjio Wie Tay mengganti namanya menjadi Mas Agung.

Keakraban dengan pribumi yang terbangun sejak muda inilah yang membuatnya sukses berjualan buku.

Peristiwa ini merupakan kajian penting dan menarik untuk kita pelajari bersama. Sebab ternyata, keakrabannya dengan pribumi menjadi salah satu strateginya dalam berjualan buku.

Pada kesempatan kali ini penulis bermaksud untuk membahas sejarah kehidupan Tjio Wie Tay. Orang Tionghoa pertama di Jakarta yang sukses berjualan buku. Bagaimana profil hidupnya, mari kita simak penjelasan lebih lanjut di bawah ini.

Baca Juga: Perjuangan Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Bebaskan Rakyat dari Romusa

Tjio Wie Tay, Awal Membuka Toko Buku di Kwitang

Menurut Rita Sri Hastuti dalam buku berjudul, “Ketut Masagung: Bapak Saya Pejuang Buku”, (Hastuti, 2003: 7), Tjio Wie Tay pertama kali berjualan buku pada tahun 1953 dengan menggunakan gerobak di Jalan Kwitang, No. 13 Jakarta Pusat.

Saat itu di Kwitang masih daerah yang sepi seperti hutan. Pepohonan yang lebat menambah kesan angker sehingga tak jarang orang takut dan menghindari jalan ini.

Tidak ada aktivitas perdagangan di sini, bahkan untuk sekedar mencari makan saja susah. Namun Tjio Wie Tay percaya akan ada rejeki tersendiri apabila kita ulet, teliti, dan bersungguh-sungguh dalam berbisnis. Dengan kata lain Ia sebagai orang Tionghoa percaya Hokie (Keberuntungan).

Adapun pertama kali Tjio Wie Tay berjualan buku di tempat sepi ini dengan tidak sengaja memajang buku-buku untuk dijual digerobaknya yang sedang istirahat.

Di sela istirahat sambil menata buku-buku inilah ada pembeli tiba-tiba datang dari arah yang tidak diketahui. Si pembeli itu pun memborong hampir sebagian bukunya yang dipajang di atas gerobaknya.

Tjio Wie Tay pulang dengan membawa uang yang lumayan banyak. Ia habiskan uang tersebut untuk keperluan rumah tangganya, mengingat anaknya yang masih kecil membutuhkan asupan nutrisi yang cukup.

Keesokan harinya Tjio Wie Tay mendorong kembali gerobak bukunya ke tempat kemarin. Hari itu pun dianggap Tjio sebagai hari keberuntungan, sebab barang dagangannya laris seperti hari kemarin.

Seiring dengan larisnya toko buku berjalan milik Tjio Wie Tay ini banyak mendatangkan lapangan pekerjaan bagi orang lain di sekitar Kwitang.

Orang-orang pribumi banyak yang meniru usaha Tjio Wie Tay berjualan buku di sepanjang jalan Kwitang. Oleh sebab itu pada tahun 1954-1955, jalan Kwitang tidak lagi sepi lagi.

Dengan modal yang telah dikumpulkan dari hasil berjualan buku tahun 1953-1955, akhirnya Ia memberanikan diri untuk membuka toko buku permanen di Jalan Kwitang 13 yang dekat dengan lingkungan sekolahan.

Baca Juga: Profil Mohammad Natsir, Politikus Islam Lawan Debat DN. Aidit

Nama Toko Buku Diserap dari Bahasa Mandarin

Toko buku Tjio Wie Tay berdiri permanen di Jalan Kwitang, No. 13, Jakarta Pusat. Keluarga besarnya menamakan toko tersebut dengan nama yang berasal dari bahasa Mandarin yaitu, Thay San yang berarti gunung besar.

Namun seiring dengan perjalanan waktu, dan keakraban Tjio Wie Tay dengan nilai-nilai tradisi pribumi yang semakin kuat, maka nama tersebut diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan nama Gunung Agung.

Penamaan toko Gunung Agung ini juga didasarkan pada Gunung merapi yang ada di Bali. Ia memang sangat jatuh cinta dengan Bali, sebab Bali merupakan daerah dimana garis keturunan dari neneknya berasal.

Setelah toko buku ini berganti nama dengan Gunung Agung, Tjio Wie Tay menggandeng kawan Tionghoa lainnya bernama The Kie Hoat untuk bekerjasama, (Hastuti, 2003: 8).

Kerjasama ini pun berjalan dengan lancar, bahkan toko buku Gunung Agung semakin terkenal, dan sukses di berbagai daerah.

Masa Kejayaan Toko Buku Gunung Agung

Seiring dengan perjalanan berdirinya toko buku Gunung Agung, dan menggandeng kawan pengusaha dari etnis Tionghoa lainnya membuat firma perusahaan ini literasi ini mengalami masa kejayaan yang sangat mengagumkan.

Hal ini tidak lain akibat dari kerja kerasnya yang selalu buka toko sejak pagi hingga malam hari.

Menurut kesaksian anaknya Rita Sri Hastuti, Tjio Wie Tay selalu buka toko sejak pukul 09.00 WIB pagi, dan tutup pada pukul 21.00 WIB malam hari, (Hastuti, 2003: 9).

Selain itu, Ia juga selalu menghemat, dengan pulang dari toko bukunya itu berjalan kaki. Sebab jarak tempat tinggal dengan tokonya tidak begitu jauh, hanya terpaut satu gang disebelah selatan arah toko Buku Gunung Agung.

Baca Juga: Syafruddin Prawiranegara, Presiden Indonesia yang Terlupakan

Masa kejayaan toko buku Gunung Agung ini terjadi ketika beberapa lembaga pendidikan di Yogyakarta memesan 40 pak buku tiap harinya.

Kiriman buku ini pun tidak memungkinkan dibawa oleh kendaraan pribadi, oleh sebab itu dulu toko Gunung Agung menyewa satu gerbong kereta api hanya untuk mengirimkan buku dari Jakarta ke Yogyakarta setiap hari.

Selain buku, lembaga atau intansi lain di kota-kota besar selain Jakarta juga memesan Alat Tulis Kantor (ATK) pada toko buku Gunung Agung.

Oleh sebab itu namanya semakin terkenal sebagai toko buku serba ada. Karena toko buku Gunung Agung meyediakan alat tulis untuk dijual secara grosiran.

Disela kejayaannya dalam industri buku di Indonesia, Tjio Wie Tay juga melibatkan pengarang, dan wartawan senior untuk bekerjasama dengan toko buku Gunung Agung dalam hal produksi.

Saat itu nama-nama pengarang terkenal muncul menghiasi buku-buku yang dipajang toko buku Gunung Agung, antara lain seperti, HB. Jassin, Darsjaf Rachman, Usman Effendi, Sutan Muhammad Zain, dan Zuber Usman, (Hastuti, 2003: 10). (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)  

Penemuan Skull Hill di Mars oleh Rover NASA

Penemuan Skull Hill di Mars oleh Rover NASA

Sebuah batu gelap dengan bentuk serta tekstur unik yang disebut "Skull Hill" telah menimbulkan banyak pertanyaan di kalangan peneliti NASA. Penemuan Skull Hill terjadi...
Sungai Cikadongdong Ciamis Alami Pendangkalan, Warga Minta Normalisasi untuk Cegah Banjir

Sungai Cikadongdong Ciamis Alami Pendangkalan, Warga Minta Normalisasi untuk Cegah Banjir

harapanrakyat.com,- Sungai Cikadongdong di Dusun Salamaya, Desa Selasari, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, mengalami pendangkalan yang dipenuhi sedimen, Selasa (29/4/2025). Warga berharap instansi...
DPRD Kota Banjar Tetapkan Raperda Penataan Toko Swalayan agar Persaingan Sehat, Jam Operasional Pasar Modern Dibatasi

DPRD Kota Banjar Tetapkan Raperda Penataan Toko Swalayan agar Persaingan Sehat, Jam Operasional Pasar Modern Dibatasi

harapanrakyat.com,- Rapat paripurna DPRD Kota Banjar, Jawa Barat, menyepakati dan menetapkan rancangan peraturan daerah tentang penataan dan pembinaan pasar rakyat, pusat perbelanjaan dan toko...
Waspada PMK, Disnakkan Ciamis Tegaskan Pentingnya SKKH untuk Hewan Kurban

Waspada PMK, Disnakkan Ciamis Tegaskan Pentingnya SKKH untuk Hewan Kurban

harapanrakyat.com,- Jelang pelaksanaan kurban, Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Ciamis berupaya untuk mencegah wabah penyakit pada hewan ternak terutama penyakit mulut dan kuku (PMK)....
Cara Mematikan Mode Penyamaran iPhone dan Manfaatnya

Cara Mematikan Mode Penyamaran iPhone dan Manfaatnya

Cara mematikan mode penyamaran iPhone bisa dicoba. Namun sebelumnya, ketahui dulu sebenarnya mode apa itu. Pada dasarnya, mode yang satu ini berfungsi dalam membantu...
Aorus Master 18, Laptop Gaming Monster yang Kokoh

Aorus Master 18, Laptop Gaming Monster yang Kokoh

Ketika dunia gaming berkembang begitu cepat, kehadiran Aorus Master 18 terasa seperti nafas segar. Laptop ini tidak hanya membawa spesifikasi tinggi, tapi juga menawarkan...