Peristiwa sabotase Kereta Api jalur Maos-Banjar pernah terjadi pada tahun 1953. Perampok menculik masinis yang menahkodai Kereta Api, sehingga para penumpang panik.
Sebagian ada yang melompat dari kereta dan lari terbirit-birit karena takut menjadi korban selanjutnya. Ada yang bersembunyi di balik gerbong, dan ada juga yang berteriak histeris.
Suasana dalam kereta pada hari itu kacau. Penumpang panik dan tak ada yang bisa mengendalikannya. Sementara para perampok leluasa memeriksa sekaligus melucuti harta berharga para penumpang dengan cara menodongkan senjata api laras panjang.
Kejadian ini sebagaimana tergambar dalam surat kabar berbahasa Belanda Indische Courant voor Nederland, tanggal 15 April 1953.
Baca Juga: Hajat Tutulak di Kuningan dan Kisah Pemimpin DI/TII yang Kebal Senjata
Detik-detik Gerombolan Rampok Sabotase Kereta Api Maos-Banjar
Gerombolan rampok melakukan sabotase Kereta Api dari arah Maos menuju ke Banjar ini terjadi pada pagi hari sekitar pukul 09.00 WIB.
Adapun titik kejadian sabotase oleh perampok misterius ini sebelum masuk wilayah Jawa Barat. Namun masih daerah Jawa Tengah, kemungkinan besar ada di perbatasan dua provinsi tersebut.
Menurut beberapa kesaksian penumpang, Kereta Api mengerem dari kejauhan karena masinis melihat tumpukan batu di tengah rel. Apabila Kereta Api melewati tumpukan batu ini, risikonya Kereta Api akan terguling.
Akhirnya masinis mencoba menarik tuas rem berharap kereta akan berhenti secepat mungkin. Usaha masinis pun berhasil, kereta berhenti tepat sebelum menabrak tumpukan batu.
Awak Kereta pun bergegas keluar. Mereka mengalihkan satu demi satu bongkahan batu hitam ke pinggir rel. Namun tiba-tiba datang gerombolan perampok bersenjata api mendekati kereta.
Namun semua belum sadar bahwa itu perampok, para penumpang dan petugas Kereta Api mengira perampok adalah tentara yang hendak menolong.
Akan tetapi dugaan mereka salah. Gerombolan yang mendekati kereta adalah perampok. Tujuannya menjarah semua harta berharga milik penumpang, sekaligus membajak perjalanan Kereta Api.
Baca Juga: Sejarah Pengusaha Kopra di Pangandaran Diculik Jepang, Kuwu Sidamulih Tewas Dipenggal
Gerombolan perampok ini kurang lebih ada 20 orang. Karena panik, kondektur menghubungi panggilan darurat untuk dikirim aparat pengaman. Alhasil barisan kompi tentara terdekat menuju ke lokasi kejadian, dan sempat terjadi baku tembak.
Gerombolan Menculik Masinis Kereta Api Maos-Banjar
Ketika baku tembak berlangsung, sebagian gerombolan menculik masinis kereta. Gerombolan menjadikan masinis kereta sebagai tawanan. Kemungkinan gerombolan rampok ingin menukar masinis dengan barang berharga.
Letusan senjata yang kencang membuat seluruh penumpang Kereta Api panik. Ada yang lari keluar gerbong kereta secara paksa, bersembunyi di balik gerbong kereta, bahkan sebagian menangis histeris karena takut menjadi korban.
Setelah hampir 20 menit baku tembak berlangsung, para perampok menyerah. Pergi dan menghindari kejaran tentara. Semua penumpang selamat, namun sayang nasib Masinis Kereta Api tidak pernah kembali.
Aparat berusaha mencari keberadaan masinis dan sarang gerombolan perampok. Ada yang mengatakan markas gerombolan mereka ada di Gunung Galunggung, Tasikmalaya.
Tentara pun menyelidiki sampai Tasikmalaya. Namun pencarian sang Masinis nihil. Masinis tersebut menghilang bersama para perampok.
Peristiwa sabotase jalur kereta Api Maos-Banjar pun menggegerkan sejumlah surat kabar. Bahkan berita ini sampai hingga ke Cirebon.
Beritanya sebagaimana yang tertera dalam Java-bode: Nieuws handels- en advertentieblad voor Nederlandsch Indie (1953).
Menurut surat berita dalam surat kabar di atas, peristiwa sabotase ini mengakibatkan kerugian yang besar bagi industri Kereta Api di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Kejadian tersebut menyebabkan jadwal keberangkatan kereta selanjutnya terhambat berhari-hari.
Hambatan tersebut akibat rel yang rusak. Serta keadaan gerbong Kereta Api yang sulit untuk dipindahkan, mengingat saat itu belum ada teknologi canggih untuk mengangkat gerbong Kereta Api dari jalurnya.
Baca Juga: Perjuangan Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Bebaskan Rakyat dari Romusa
Mencurigai Gerombolan DI/TII di Jawa Barat
Meskipun kasus ini belum diketahui secara pasti apa penyebab gerombolan rampok melakukan sabotase Kereta Api jalur Maos-Banjar, ada sebagian orang percaya jika pelakunya gerombolan DI/TII di Jawa Barat.
Hubungan peristiwa ini dengan DI/TII di Jawa Barat karena pola sabotase yang memakai senjata api laras panjang.
Perampok yang menggunakan senjata api laras panjang tidak akan ditemui di Jawa Barat kecuali ada kaitannya dengan gerombolan DI/TII. Mereka sengaja melakukan sabotase ini untuk mendapatkan persediaan logistik selama bergerilya di Gunung Galunggung.
Markas besar mereka ada di Gunung Galunggung, Tasikmalaya. Oleh sebab itu waktu Masinis Kereta Api diculik, tentara menyelidiki kasus ini hingga ke markas DI/TII.
Terlepas dari benar atau tidaknya dalang dari kasus ini adalah DI/TII, peristiwa ini menimbulkan traumatis mendalam bagi korban penumpang. Lantaran perampok merampas gelang, kalung, dan anting emasnya.
Dari peristiwa ini kemudian pihak Kereta Api Indonesia mengadakan pengamanan jalur dengan cara memperketat penjagaan petugas di area yang berisiko. Keberadaan petugas untuk menghindari orang jahat yang memanfaatkan jalur hutan dan daerah sepi untuk melaksanakan aksi serupa.
Kejadian ini menjadi sejarah kelam jalur Kereta Api Maos-Banjar yang tak terlupakan. Bagi penumpang Kereta Api tersebut, peristiwa itu menjadi kenangan buruk. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)