Profil pelawak Ateng sudah tidak asing lagi bagi sebagian masyarakat Indonesia, khususnya generasi tahun 1970-an.
Seorang komedian yang lucu dan terkenal karena serial film humornya yang berjudul Ateng Minta Kawin (1974).
Karir Ateng semakin naik daun tatkala bergabung dengan grup komedi Kwartet Jaya bersama Bing Slamet, Edy Sud, dan Iskak. Mereka merupakan kolega kerja film yang sukses membuat nama Ateng berjaya.
Karena bergabung dengan Kwartet Jaya ini pula Ateng laris dibooking film oleh para sutradara, dan produser film tersohor tahun 1970-an.
Baca Juga: Profil Kasino Warkop, Lucu dan Pintar Matematika
Ateng kemudian banyak membintangi film dari tahun 1974-1980-an. Meskipun profil pelawak Ateng melambung, namun sedikit orang yang tahu bahwa Ia seorang pelawak keturunan Tionghoa pertama di Indonesia.
Nama Ateng merupakan identitas “gantian” karena terpaksa mematuhi aturan pemerintah Orde Baru yang mendiskriminasi etnis Tionghoa sejak tahun 1967.
Profil Kehidupan Pelawak Ateng
Nama lengkapnya Andreas Leo Ateng Suripto. Pria bertubuh gempal ini lahir di desa Semplak, Bogor, Jawa Barat pada tanggal 8 Agustus 1942.
Ateng lahir pada zaman pendudukan Jepang yang penuh dengan tekanan. Oleh sebab itu tidak banyak sejarah kecil Ateng yang bisa diceritakan. Apalagi keluarga Ateng hidup dalam kesengsaraan.
Meskipun hidup dari keluarga yang berkecukupan. Ateng sudah tertarik dan memperdalam kesenian terutama dalam bidang kesenian sandiwara.
Teman-temannya mengenal Ateng sebagai bocah yang humoris. Kendati sering melucu bukan berarti Ateng bodoh, melainkan terbalik. Pengetahuan Ateng lebih tinggi dari rata-rata pengetahuan teman-temannya di sekolah.
Menurut mereka, Ateng itu hanya tingkahnya saat melawak saja seperti bodoh, tetapi saat berada dalam kelas, Ia bersungguh-sungguh dan cerdas.
Kecerdasan Ateng di sekolah membawa karir komedinya semakin terangkat ke dunia yang lebih luas. Sebab semenjak tampil di panggung daerah, profil pelawak Ateng makin dikenal banyak orang. Banyak yang mengajak Ateng bermain sandiwara dengan beberapa aktor kenamaan seperti Benyamin Sueb.
Setelah itu Ateng kemudian berkenalan dengan para comedian, seperti Bing Slamet, Edy Sud, dan Iskak. Keakraban Ateng dengan mereka berasal dari sebuah grup komedi bernama Kwartet Jaya tahun 1974.
Baca Juga: Profil Said Effendi, Kelahiran Madura Penyanyi Lagu Melayu
Hasil pergaulan dengan grup ini membuat nama Ateng masuk dalam daftar pemain film terkenal tahun 1970-an.
Sebab dengan Kwartet Jaya Ateng menghasilkan film antara lain berjudul, Bing Slamet Koboi Cengeng, Ateng Raja Penyamun, Ateng Minta Kawin, Ateng Mata Keranjang, (1974) dan Ateng Kaya Mendadak (1975).
Daftar film tersebut laris di pasaran, Ateng pun masuk dalam jajaran komedian sukses di Indonesia.
Banyak undangan dari berbagai media televisi, salah satunya TVRI. Pada tahun 1980 Ateng tampil dalam acara Ria Jenaka memerankan Bagong dalam lakon Punakawan. Profil Ateng sebagai pelawak pun semakin terkenal di kalangan masyarakat luas.
Keturunan Tionghoa
Menurut Ilham Bintang dalam buku berjudul “Mengamati Daun-daun Kecil Kehidupan” (2007), Ateng merupakan komedian keturunan etnis Tionghoa pertama di Indonesia.
Nama aslinya yaitu Kho Tjeng Lie. Nama ini merupakan pemberian kedua orang tua Ateng yang berasal dari etnis Tionghoa totok. Ayahnya bernama Kho Khian Lok dan ibunya Lao Wit Nio.
Nama pemberian orang tua itu terpaksa berubah menjadi Andreas Leo Ateng Suripto karena kebijakan represif terhadap etnis Tionghoa pada era pemerintahan Orde Baru.
Presiden Soeharto ingin membebaskan bangsa Indonesia dari kebudayaan asing termasuk kebudayaan orang Tionghoa. Oleh sebab itu, Suharto membentuk Keputusan Presiden Nomor 240 tahun 1967.
Isinya melarang penggunaan nama Tionghoa pada orang-orang Cina yang ada di Indonesia. Selain itu, peraturan ini juga melarang keluarga Tionghoa menggunakan bahasa Mandarin dalam keseharian.
Meskipun demikian, Ateng tidak masalah dengan peraturan tersebut. Sebab penggantian nama tidak akan mengubah nasib golongan tertentu. Ia percaya pada garis kehidupan Tuhan yang sudah tercatat sebelum ia lahir.
Artinya tidak ada kerugian yang begitu berarti dalam peristiwa ini. Dengan nama Ateng justru karir seorang Kho Tjeng Lie lebih tajir.
Sejak keputusan itu berlaku pada pemerintah Orde Baru, profil Ateng kemudian terkenal sebagai salah seorang pelawak pertama yang merupakan keturunan dari etnis Tionghoa.
Guru Komedian Lain di Indonesia
Selain terkenal karena Ateng seorang komedian dari etnis Tionghoa, dewasa berperawakan bocah ini juga cukup dikenal kolega kerjanya sebagai guru pelawak lain di Indonesia.
Ateng memberikan wejangan pada pelawak junior, mereka (pelawak junior) merasa perkataan Ateng benar semua.
Baca Juga: Profil Umar Kayam, Pemeran Bung Karno di Film G30 S PKI
Ateng dipercaya sebagai seorang komedian yang tidak banyak neko-neko. Hidupnya sederhana. Tidak pernah berjudi, meminum alkohol, dan jauh dari kehidupan malam.
Hal ini terjadi karena Ateng merupakan komedian yang terdidik. Seorang pelawak dengan pengetahuan yang luas, oleh sebab itu masukan-masukannya selalu dekat dari kata sempurna.
Salah satu pelawak yang berguru pada Ateng yaitu Tarzan dan Timboel Srimulat. Menurut dua tokoh Ketoprak modern ini, profil Ateng adalah pelawak sekaligus tokoh komedian yang penuh dengan toleransi.
Terutama toleransi beragama. Hal ini tercermin dalam komedian Ateng yang tidak pernah menyinggung soal agama. Selain itu Ateng juga tidak pernah menyakiti orang lain melalui materi lawakannya.
Terakhir sebelum meninggal pada tahun 2003, Ateng digambarkan oleh para sahabat-sahabatnya sebagai komedian yang pandai membuat lucu orang tanpa harus menjatuhkan harga diri lawan mainnya. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)