Selasa, April 1, 2025
BerandaBerita TerbaruProfil Mohammad Natsir, Politikus Islam Lawan Debat DN. Aidit

Profil Mohammad Natsir, Politikus Islam Lawan Debat DN. Aidit

Profil Mohammad Natsir kondang sekali dalam catatan sejarah Indonesia. Sebab, beberapa kejadian pernah mendapat sorotan media Orde Lama mengenai sosoknya. Apalagi Natsir pernah berdebat habis-habisan dengan pemimpin Partai Komunis Indonesia (PKI), DN. Aidit.

Selain mencatat karir politik Mohammad Natsir yang keras dan pemberani, sejarah nasional Indonesia juga mengakui Natsir sebagai figur politikus Islam yang terampil menempatkan masalah sesuai dengan ruang dan waktu.

Maksudnya, Natsir pernah hampir baku hantam menggunakan kursi akibat berdebat dengan Aidit di forum sidang konstituante. Namun setelah acara itu selesai Ia terlihat minum kopi berdua.

Mereka berdua terlihat akrab, tidak seperti wajah dan ekspresi memerah mereka yang ada di sidang konstituante tadi. Bahkan, sesekali Natsir yang humoris membercandai DN. Aidit.

Saat ini, perilaku bijaksana seorang politikus Islam Mohammad Natsir tampaknya tidak banyak ditiru oleh para pejabat negeri ini.

Baca juga: Syafruddin Prawiranegara, Presiden Indonesia yang Terlupakan

Oleh sebab itulah artikel ini bermaksud untuk membahas sisi lain karir politik dan kehidupan Natsir yang patut kita teladani bersama.

Fakta Menarik Profil Mohammad Natsir

Mohammad Natsir lahir pada tanggal 17 Juli 1908 di daerah Alahan Panjang, Lembah Gumanti, Solok, Sumatera Barat, Hindia Belanda.

Tahun kelahiran beliau sama dengan tahun terbentuknnya organisasi pergerakan nasional pertama di Indonesia, yaitu Boedi Oetomo.

Oleh sebab itu jiwa besar Mohammad Natsir dalam berpolitik menggebu-gebu sebagaimana generasi awal bangsa Indonesia pada zaman pergerakan nasional.

Selain karena lingkungan Natsir yang lahir pada tahun pergerakan nasional, karir politiknya juga terasah matang akibat sejak kecil besar dari keluarga yang Islami.

Ayahnya memilih sekolahan untuk Natsir khusus yang mengajarkan agama Islam, yaitu di sebuah pesantren kenamaan di Sumatera Barat, pimpinan Haji Rasul.

Selepas belajar dari pesantren Haji Rasul, Natsir kemudian melanjutkan belajarnya ke sekolah formal tingkat dasar zaman Belanda di Hollandsch Inlandsche School (HIS) Solok tahun 1923.

Sedangkan setelah tamat (HIS), Mohammad Natsir remaja mendapatkan beasiswa belajar ke jenjang sekolah menengah pertama di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) hingga tahun 1927.

Selama menjadi siswa MULO, profil Mohammad Natsir terbilang anak yang cerdas. Hingga pada akhirnya Natsir memilih merantau untuk belajar di Algemeene Middelbare School (AMS) dan selesai pada tahun 1930.

Sebagaimana semangat belajarnya seorang Natsir yang selalu merasa kurang. Sehabis lulus dari (AMS) Natsir berguru pada ahli agama Islam bernama Ahmad Hassan untuk memperdalam ilmunya.

Dari hasil belajarnya yang tak kenal lelah ini membuat Natsir terampil menulis. Terutama tulisan bertema agama, kebudayaan, dan pendidikan.

Selain piawai menulis, Mohammad Natsir juga terkenal sebagai pribadi yang aktif berorganisasi.

Menurut referensi sejarah Indonesia yang ada, Ia pernah menjabat sebagai wakil ketua Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).

Baca juga: Profil Soedjatmoko, Anggota Konstituante yang Bikin Jengkel Sukarno

Tak berhenti pada jabatan mentereng di KNIP, Natsir juga tercatat pernah menjadi Presiden Liga Muslim Internasional (World Moslem Congress), dan Dewan Masjid se-dunia, hingga menjadi tokoh politik dalam partai Islam – Majelis Syuro Muslimin (Masyumi).

Karir Politik Mohammad Natsir

Mohammad Natsir tercatat pertama kali aktif dalam dunia politik di Masyumi yaitu pada tanggal 5 April 1950.

Profil Mohammad Natsir dalam bidang politik sangat melejit, banyak orang yang tahu Natsir sebagai pemimpin partai Islam yang tegas, dan pemberani.

Belakangan ini juga merupakan pemimpin partai Islam yang dekat dengan Presiden Sukarno.

Oleh sebab itu tak lama berkarir di Masyumi, Natsir kemudian ditunjuk Presiden Soekarno menjadi Perdana Menteri.

Pemilihan Natsir sebagai Perdana Menteri ini karena Ia mempunyai konsep yang jitu untuk menyelamatkan Republik Indonesia dari perpecahan bangsa.

Karena kedekatannya dengan Presiden Sukarno dan bekerja dalam unit kerja yang mentereng – Perdana Menteri ke-5 RI, menimbulkan pesaing yang kerap mengganggu hubungan Natsir dengan Presiden Sukarno.

Salah satunya ada pada PKI pimpinan oleh DN. Aidit. Partai kiri ini kerap mengkonsolidasi massa partainya agar meruntuhkan Natsir dari jabatannya sebagai Perdana Menteri, dan merebut Soekarno dari kekuasaan Masyumi.

Memahami PKI berlaku tak adil demikian, membuat Natsir membalasnya dengan cara mendebat segala keputusan PKI dalam forum Sidang Konstituante.

Alhasil, Aidit dan Natsir saling berdebat. Sebab dua visi misi dari partai ini tidak memiliki kesamaan. Mereka berseberangan dan saling serang antara satu dengan lainnya.

Meskipun demikian, Natsir tergolong tokoh nasional yang masuk dalam kategori politisi yang memiliki pergaulan luas.

Baca juga: Raden Arsjad Prawiraatmadja, Pamong Belanda yang Bela Pribumi

Menurut berbagai sahabat karibnya, hal ini terjadi akibat Natsir memiliki sifat yang egaliter ketika berteman dengan siapa pun.

Berdebat dengan DN. Aidit

Sebagaimana ulasan profil Mohammad Natsir di awal, perdebatan antara Natsir dan DN. Aidit karena dua visi misi yang saling berseberangan ketika rapat dalam sidang Konstituante sangat menarik.

Menurut Bacthiar Chamsyah dalam buku berjudul “100 Tahun Mohammad Natsir: Berdamai dengan Sejarah”, (Chamsyah, 2008: 54), Natsir sempat beradu argumen dengan Aidit, sampai-sampai hampir saling melempar kursi persis ke hadapan pemimpin PKI DN. Aidit.

Namun peristiwa pasca persidangan berlalu, dua sosok yang panas dalam rapat Konstituante itu nampak dingin kembali seusai Aidit menyeduh dua cangkir kopi untuk dinikmati oleh mereka berdua di kantin gedung rapat.

Di sela minum kopi berdua, sesekali Aidit menanyakan kondisi istri Natsir yang kebetulan saat itu sedang sakit.

Bahkan tak jarang orang-orang di sekitar Masyumi dan PKI kerap melihat Natsir dibonceng pulang oleh Aidit menggunakan sepeda.

Keakraban Natsir dengan berbagai tokoh politik, sekalipun berseberangan layaknya dengan Aidit di meja konstituante, namun dingin di ruangan kantin tadi mencontohkan pada kita bahwa Ia merupakan tokoh politisi yang patut diteladani generasi bangsa.

Sebab, Natsir bisa menempatkan masalah sesuai dengan ruang dan waktu. Tidak ada dendam pribadi sebagai manusia, masalah perbedaan dalam pandangan politik itu hal yang biasa.

Dalam kesempatan lain, profil Mohammad Natsir juga terkenal sebagai sosok yang humoris, namun tegas dalam pendirian berpolitik. Begitulah hal menarik dalam sejarah Indonesia yang patut kita teladani dari sosok pendahulu yang satu ini. (Erik/R6/HR-Online)

Rekomendasi wisata sumedang

5 Rekomendasi Wisata Sumedang yang Cocok untuk Berlibur Bersama Keluarga

Rekomendasi wisata Sumedang, Jawa Barat pada momen libur lebaran idul fitri tak boleh terlewatkan. Apalagi Kabupaten Sumedang memiliki banyak objek wisata yang cukup menarik...
Remisi khusus warga binaan

321 Warga Binaan Lapas Banjar Dapat Remisi Khusus Idul Fitri, 5 Langsung Bebas

harapanrakyat.com,- Sebanyak 321 warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Kota Banjar, Jawa Barat, mendapat remisi khusus pada momen perayaan hari raya...
Tingkatkan Persaudaraan

Bupati Sumedang Ingatkan Masyarakat Momentum Idul Fitri Tingkatkan Persaudaraan untuk Bangun Daerah

harapanrakyat.com,- Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir mengajak masyarakat untuk memanfaatkan momen hari raya idul fitri ini untuk meningkatkan persaudaraan. Selain itu, pihaknya juga mengingatkan...
Tradisi Menerbangkan Balon Raksasa

Tradisi Menerbangkan Balon Raksasa Berbahan Kertas Jadi Daya Tarik Sendiri Warga Garut

harapanrakyat.com,- Tradisi unik menerbangkan balon raksasa terbuat dari kertas di setiap hari raya Idul Fitri, masih menjadi daya tarik warga Garut, Jawa Barat. Ratusan...
Parkir Ganda

Minimalisir Parkir Ganda dan Pungli di Pantai Pangandaran, Begini Langkah Pemerintah

harapanrakyat.com,- Untuk meminimalisir parkir ganda di kawasan objek wisata Pantai Pangandaran, PT. Garuda General Service yang menjadi vendor pengelolaan parkir terus melakukan pembenahan. Bahkan,...
Ular Bertaring Tiga, Mutasi Langka yang Makin Berbahaya

Ular Bertaring Tiga, Mutasi Langka yang Makin Berbahaya

Ular selalu punya cara mengejutkan dunia. Kali ini, ada seekor ular yang bikin heboh karena memiliki tiga taring berbisa. Mutasi ular bertaring tiga ini...