Profil Kasino Warkop sudah tersohor sejak era tahun 1970-an sebagai seorang komedian yang punya selera humor luar biasa.
Sejak tahun 1979 nama Kasino semakin naik daun karena tampil pertama kali di layar kaca dengan film Warkop berjudul “Mana Tahan”.
Meskipun memiliki banyak fans, tidak banyak orang yang tahu seorang Kasino ternyata merupakan orang yang cerdas. Intelektualitas Kasino terlihat dari celetukan komedinya yang mencerahkan, seperti “Emang begitu lagaknya orang kaya, kaya duit bapaknya halal aja”.
Menurut berbagai kolega dan sahabat kecilnya, Kasino terkenal seorang anak yang pandai dan berani mengkritik sesuatu yang menurutnya tidak adil.
Baca Juga: Profil Said Effendi, Kelahiran Madura Penyanyi Lagu Melayu
Siapa sangka, Kasino juga paling cerdas dalam pelajaran menghitung alias Matematika. Jika teman-temannya di kelas kesulitan memikirkan jawaban soal matematika, Kasino cuma cengengesan di luar kelas karena sudah selesai mengerjakan soal tersebut, dan nilainya pun sempurna!
Kendati terkenal sebagai murid yang pintar, sejak kecil Kasino tidak sombong. Orang tuanya mengajarkan Kasino agar tetap rendah hati, tidak iri apalagi dengki. Sifat egaliternya bahkan terlihat hingga Kasino sudah jadi “Orang”.
Ketika menjadi Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial, jurusan Ilmu Administrasi Niaga, Universitas Indonesia Kasino justru sering membantu teman-teman yang sedang bersedih. Cara paling sederhana menghibur Kasino dengan melawak.
Dari sini kemudian Kasino dikenal teman-temannya sebagai kawan yang lucu. Kemudian sering diundang ke beberapa organisasi kampus untuk menghibur mereka. Salah satunya di organisasi Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Universitas Indonesia.
Profil Kehidupan Kasino Warkop
Kasino Hadiwibowo lahir di Gombong, Kebumen, Jawa Tengah pada tanggal 15 September 1950. Sejak kecil hidup dari kesederhanaan keluarga yang penuh dengan kasih sayang.
Ayahnya bernama Notopramono bekerja sebagai pegawai PJKA, atau sekarang PT. KAI. Sedangkan ibunya hanya ibu rumah tangga biasa bernama Kasiyem.
Meskipun hidup berkecukupan, keluarga Notopramono mendidik anak-anaknya dengan penuh kasih sayang. Keluarga tersebut mengajarkan ilmu kehidupan yang baik terutama soal kejujuran.
Lebih baik hidup menderita ketimbang harus mengambil hak orang lain seperti mencuri atau korupsi. Ayah Kasino mengucapkan ajaran tersebut setiap kali sedang makan malam.
Baca Juga: Profil Widji Thukul, Aktivis HAM yang Hilang di Era Orba
Sebagai orang Jawa tulen wejangan hidup seperti itu perlu untuk anak-anak. Dari wejangan ini membantu mereka membentuk karakter yang jujur.
Kejujuran yang sudah ditanamkan oleh Notopramono kepada anaknya (Kasino) dibuktikan oleh ketaqwaan personil Warkop DKI ini yang rajin mengaji.
Ayah Kasino yang Disiplin
Ayahnya selalu berpesan agar Kasino kecil rajin mengaji dengan kakak-kakaknya di masjid. Jika tidak, siap-siap berhadapan dengan lidi, atau rotan sang ayah yang sudah tersedia di depan pintu rumah.
Sang ayah selalu melatih kedisiplinan belajar untuk anak-anaknya. Kasino tercatat sebagai salah seorang murid berprestasi di sekolah formal karena nilai matematika yang sempurna, tidak lepas dari peran Notopramono.
Ia kerap mengawasi Kasino agar tetap belajar supaya menjadi anak yang pintar. Setidaknya nanti kalau pintar bisa bekerja kantoran seperti Pegawai Negeri.
Sebagai anak-anak yang masih penasaran terhadap sesuatu hal yang dilarang tentu membuat Kasino pernah merasakan kenakalan remaja.
Salah satunya pernah berpacaran dan berpegangan tangan dengan lawan jenis. Selain itu Kasino juga pernah berkelahi di sekolah karena dipalak teman sekolahnya yang lebih senior.
Meskipun bukan tipe anak yang suka berkelahi, lawannya babak belur dan melapor ke guru. Alhasil Kasino mendapat semprot dari ayahnya yang galak.
Adapun sekolah yang pernah Kasino tempati berada di beberapa tempat. Hal ini karena pekerjaan seorang ayah pegawai kereta yang mengharuskan hidup berpindah-pindah.
Antara lain pernah sekolah di SD Budi Utomo Jakarta, SMPN 51 Jakarta, SMAN 2 Cirebon, dan pindah lagi ke SMAN 22 Jakarta sampai lulus.
Baca Juga: Pramoedya Ananta Toer, Sastrawan Lekra Peraih Ramon Magsaysay Award
Ketika lulus dari SMAN 22 Jakarta, Kasino lulus dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru Fakultas Ilmu Sosial, jurusan Ilmu Administrasi Niaga di Universitas Indonesia.
Bermain Komedi dengan Warkop DKI
Menurut Lala Palupi, dkk dalam jurnal berjudul “Penonton dan Film Komedi Warkop DKI: Analisa Psikografi dan Produksi Makna” (2012), profil Kasiono pertama kali tampil di layar kaca bersama Warkop DKI tahun 1979.
Film pertama Kasino bersama teman-teman Warkop lainnya berjudul “Mana Tahan”. Diproduksi oleh perusahaan entertainment tersohor bernama PT. Soraya Intercine Film, dengan sutradara kondang Nawi Ismail.
Selama produksi film ini, antusias masyarakat Indonesia akan tayangnya film Warkop berjudul “Mana Tahan” ini tak terbendung. Tak jarang areal syuting mereka penuh dengan masyarakat yang ingin bertemu pemeran Warkop DKI (Dono, Kasino, Indro, dan Nanu M).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Palupi, dkk antusias yang besar ini menandakan keberhasilan Warkop DKI yang paling nyata.
Masyarakat ingin melihat bagaimana gambaran budaya urbanisasi yang kerap disampaikan oleh Kasino dan kawan-kawannya ketika di radio Prambors.
Betul saja, ketika film “Mana Tahan” tergambar adegan mereka menggambarkan keadaan urbanisasi (perpindahan masyarakat desa ke kota).
Filmnya laris, bahkan badan statistik film resmi Perfini menyebut penonton Warkop terus bertambah setiap harinya. Salah satu yang paling laris dan banyak peminatnya adalah film pertamanya yakni, “Mana Tahan”. Film itu pula yang mengantarkan profil Kasino dan Warkop pada ketenaran. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)