Rabu, April 16, 2025
BerandaBerita TerbaruKisah Pembentukan Palang Merah Indonesia, Dipelopori 2 Wanita Pemberani

Kisah Pembentukan Palang Merah Indonesia, Dipelopori 2 Wanita Pemberani

Sejarah mencatat pembentukan Palang Merah Indonesia (PMI) dipelopori oleh dua orang wanita pemberani. PMI sendiri merupakan organisasi kesehatan Nasional yang bertugas untuk mengobati pasien yang terdiri dari individu, masyarakat, dan kelompok organisasi yang sedang mengalami penurunan kondisi kesehatan (sakit).

Menurut catatan sejarah Indonesia, berdirinya PMI merupakan sebuah terobosan bangsa untuk mendapatkan jaminan kesehatan yang baik.  

Oleh sebab itu masyarakat yang sedang sakit ditangani langsung oleh tenaga medis yang ahli, sehingga tidak ada lagi alasan mereka berobat ke dukun (non-medis).

Sebab sebelum ada Palang Merah Indonesia, masyarakat kecil sangat akrab dengan pengobatan non-medis.

Pada perjalanannya, Palang Merah Indonesia diisi oleh anggota yang didominasi kaum wanita. Mereka dianggap efektif untuk menjadi tenaga kesehatan, sebab kaum wanita dipercaya mampu merawat orang sakit dengan teliti dan bersungguh-sungguh.

Adapun dua pelopor anggota PMI ini berasal dari dua wanita pemberani yang juga merupakan seorang aktivis. Mereka adalah S. K. Trimurti dan Sutarni.

Karena S. K. Trimurti dan Sutarni inilah PMI kemudian terdorong menjadi organisasi kesehatan Nasional yang didominasi kaum wanita.

Sejarah Pembentukan Palang Merah Indonesia (PMI)

Palang Merah Indonesia (PMI) berdiri sejak tanggal 17 September 1945. Tepat satu bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dikumandangkan pada tanggal 17 September 1945.

Ketua pertama PMI yakni Wakil Presiden Pertama RI Drs. Moh. Hatta. Beliau membidani kelahiran organisasi kesehatan Nasional tersebut.

Hatta selaku ketua umum PMI kemudian merancang seluruh kegiatan badan ini yang diorientasikan dalam urusan kesehatan. Dengan kata lain tugas dari organisasi ini bergerak dalam pelayanan kesehatan masyarakat yang “netral”.

Artinya PMI melayani seluruh pasien dari berbagai golongan ideologi. Bahkan ketika dalam peperangan pun badan ini tetap wajib mengurus korban perang dari kedua belah pihak.

Oleh sebab itu PMI memiliki keamanan yang dilindungi oleh seluruh dunia. Artinya ketika ada salah seorang anggota PMI yang tewas akibat peperangan, maka dunia akan menghakimi pelaku pembunuhan tersebut tanpa terkecuali.

Maka dari itu PMI merupakan satu-satunya organisasi kesehatan Nasional yang tidak akan menjadi sasaran perang meskipun konflik senjata sedang berkecamuk.

Di Indonesia sendiri PMI sangat berjasa bagi masyarakat yang mengalami kekerasan perang pada peristiwa Agresi Militer Belanda di seluruh Pulau Jawa.

Ratusan bahkan ribuan masyarakat yang menjadi korban perang ditolong oleh PMI. Mereka membawa pasien (korban) ke markas khusus Palang Merah Indonesia. Di sana merupakan titik aman untuk melakukan perkumpulan, bebas dari perang dan aksi tawan menawan.

Dua Wanita yang Mempelopori Pembentukan PMI

Selain dibentuk oleh Wakil Presiden Pertama RI, Drs. Moh. Hatta, proses perkembangan organisasi kesehatan Nasional PMI juga didukung oleh dua kekuatan kaum wanita.

Mereka berdua yaitu S. K. Trimurti dan Sutarni. Semuanya aktivis pergerakan wanita sejak zaman kolonial Belanda. Bahkan S. K. Trimurti pernah dipenjara oleh Belanda akibat perjuangan kemerdekaan yang dianggap kolonial sebagai tindakan yang radikal.

Baca Juga: Sejarah Berdirinya PMI: Dipelopori Perempuan, Didanai Eks Napi

Karena kehadiran S. K. Trimurti dan Sutarni PMI menjadi organisasi kesehatan Nasional yang banyak diisi oleh kaum wanita. Hal ini karena figur mereka yang menjadi idola karena keberaniannya memperjuangkan bangsa Indonesia.

Menurut Ipong Jazimah dalam buku berjudul “S. K. Trimurti Pejuang Perempuan Indonesia” (2016), seluruh kelompok wanita yang menggabungkan dirinya dalam PMI merupakan wanita pemberani.

Sebab mereka sudah berjanji ketika pelantikan sebagai anggota PMI. Dalam janjinya mereka akan menjalankan seluruh perintah atasan sekalipun dalam keadaan yang mengancam jiwa.

Akibatnya seluruh anggota PMI yang berasal dari kaum wanita harus menepati janji. Tidak ada yang bisa mengundurkan diri secara mendadak. Sebab apabila hal ini terjadi mereka akan terkena sanksi sosial yang cukup berat.

Masih menurut Ipong Jazimah, perekrutan anggota PMI dari kaum wanita juga bukan tanpa alasan. Kaum wanita dipilih menjadi anggota PMI salah satu tujuannya untuk menghindari terjadinya korban perang yang meluas dari seorang ibu.

Sebab ketika kaum wanita bergabung dengan PMI mereka akan terbebas dari resiko perang yang bisa mengancam jiwanya. Selain dipelopori oleh S. K. Trimurti dan Sutarni, gagasan ini juga lahir dari pemikiran Moh. Hatta yang humanis.

Organisasi Kesehatan Nasional yang Menjunjung Harkat dan Martabat Wanita

Kelahiran PMI merupakan berkah bagi seluruh lapisan masyarakat tak terkecuali untuk para wanita di Indonesia. Dengan adanya PMI mereka merasa harkat dan martabat kaum wanita terangkat jauh lebih baik dari sebelumnya.

Salah satu contohnya yaitu, kaum wanita digambarkan oleh PMI sebagai figur yang pekerja keras. Tidak manja, tidak takut darah, bahkan berani melintasi medan perang tanpa perbekalan senjata dan jaket anti peluru.

Hal ini menjadi salah satu gambaran wanita dalam memperoleh kesetaraan gender. Artinya laki-laki dan perempuan tidak lagi berbeda dalam pekerjaan.

Menurut Ipong Jazimah fenomena ini juga menjadi titik awal pemikiran gender di Indonesia semakin berkembang.

Kaum wanita yang ada dalam PMI secara tidak langsung merupakan golongan pejuang yang sedang menyadarkan arti perdamaian secara utuh. Mereka memberikan contoh perdamaian yang baik dengan cara memberikan pertolongan medis.

Artinya pertolongan medis merupakan perbuatan yang mulia. Sedangkan mengayomi manusia dengan perbuatan yang mulia merupakan perilaku yang mencerminkan dunia tanpa konflik.

Itulah sepenggal sejarah dari pembentukan organisasi kesehatan Nasional Palang Merah Indonesia (PMI). Semoga organisasi yang pernah didominasi oleh kelompok wanita ini bisa memberikan dampak yang lebih baik lagi bagi generasi penerus bangsa. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Orang Tua Siswa SMPN 1 Kawali Ciamis Dukung Aturan Larangan Bawa Kendaraan ke Sekolah

Orang Tua Siswa SMPN 1 Kawali Ciamis Dukung Aturan Larangan Bawa Kendaraan ke Sekolah

harapanrakyat.com,- Sejumlah orang tua siswa SMPN 1 Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, mendukung larangan pelajar SD dan SMP membawa kendaraan bermotor roda dua maupun...
Jukir Liar Kena Sweeping Saber Pungli Kota Banjar 

Jukir Liar Kena Sweeping Saber Pungli Kota Banjar, Langsung Diberi Pembinaan 

harapanrakyat.com,- Sejumlah juru parkir (jukir) liar yang biasa memungut parkir di kawasan minimarket dan perbankan di wilayah Langensari kena sweeping tim Sapu Bersih Pungutan...
Cara Bapenda Ciamis Genjot Penerimaan PAD agar Capai Target

Cara Bapenda Ciamis Genjot Penerimaan PAD agar Target Tercapai

harapanrakyat.com,- Pemerintah Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, melalui Badan Pendapatan Daerah (Bapenda), terus berupaya menggenjot penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sebab, dengan penerimaan PAD yang...
Persija Jakarta dan Persebaya Surabaya

Tak Sangka! 5 Pemain Timnas Ini Pernah Membela Persija Jakarta dan Persebaya Surabaya

Siapa yang tak mengetahui klub sepak bola Persija Jakarta dan Persebaya Surabaya. Kedua klub tersebut termasuk dalam klub besar dalam sejarah sepak bola Indonesia. Persaingan...
Gagal ke Semifinal Piala Asia U-17 2025, Nova Arianto Minta Maaf

Gagal ke Semifinal Piala Asia U-17 2025, Nova Arianto Minta Maaf

Langkah timnas Indonesia untuk melaju ke babak semifinal Piala Asia U-17 2025 harus terhenti. Pasalnya, tim asuhan Nova Arianto ini kalah telak 0-6 dari...
Selama Libur Lebaran 2025, Kunjungan Wisatawan ke Sumedang Meningkat 58 Persen

Selama Libur Lebaran 2025, Kunjungan Wisatawan ke Sumedang Meningkat 58 Persen

harapanrakyat.com,- Selama libur panjang lebaran 2025, kunjungan wisatawan ke Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, mengalami lonjakan signifikan. Kenaikan tersebut jika membandingkannya dengan tahun sebelumnya.  Baca Juga:...