Rabu, April 2, 2025
BerandaBerita TerbaruKebakaran Hutan di Tangkuban Perahu 1914, Perkebunan Kina Ludes

Kebakaran Hutan di Tangkuban Perahu 1914, Perkebunan Kina Ludes

Sejarah kebakaran hutan yang terjadi pada tahun 1914 di Tangkuban Perahu meninggalkan pengalaman buruk bagi masyarakat Bandung. Terutama mereka6 yang bekerja di perkebunan Kina milik perusahaan swasta bernama Djajagiri.

Kebakaran hutan ini menyebabkan seluruh perkebunan Kina milik Djajagiri ludes. Akibatnya para pekerja di perkebunan tersebut berhenti bekerja. Hal ini karena perusahaan mereka berhenti sementara. Para pekerja diistirahatkan sampai waktu yang belum ditentukan.

Kebakarn telah menghancurkan ratusan hektar perkebunan kina milik Djajagiri. Selain itu, kebakaran hutan di Tangkuban Perahu tahun 1914 ini juga merusak puluhan gedung vital milik perusahaan dan administratur kolonial Belanda.

Baca Juga: Sejarah Kecelakaan Pertama di Pekalongan, Satu Keluarga Tewas

Menurut penelusuran kolonial Belanda, penyebab kebakaran akibat tindakan ceroboh para prajurit. Mereka hendak membuka lahan kosong di sekitar hutan Tangkuban Perahu dengan cara membakar sisa-sisa ilalang yang sudah kering.

Karena aksi kecerobohan itulah maka api melahap berbagai sarana penting milik kolonial. Bahkan kabar ini meluas hingga ke berbagai daerah di luar kabar Priangan. Sebab peristiwa ini mengakibatkan kerugian yang cukup besar bagi pemerintah kolonial Hindia Belanda.

Penyebab Kebakaran Hutan 1914 di Tangkuban Perahu

Menurut koran Belanda, De Telegraaf bertajuk Kinantuinen door Brand Vernield pada tanggal 8 Desember 1914, kebakaran bermula pada Kamis malam tanggal 24 Oktober 1914.

Kobaran api yang tidak berhenti kurang lebih empat hari lima malam ini disebabkan oleh kecerobohan prajurit militer Hindia Belanda yang sedang membersihkan lahan. Tujuan mereka menyalakan api untuk menghilangkan alang-alang liar yang mengering.

Namun karena angin di sekitar Tangkuban Perahu sedang kencang, maka api terus membesar dan meluas. Sampai akhirnya membakar beberapa lahan perkebunan Kina milik perusahaan swasta Djajagiri.

Akibatnya perkebunan Kina milik perusahaan Djajagiri tersebut rusak terbakar. Padahal beberapa hari kemudian akan memanen hasilnya setelah menunggu masa panen kurang lebih 9-11 tahun lamanya.

Tumbuhan obat asal Amerika yang ditanam di dataran tinggi Tangkuban Perahu rusak sia-sia. Kerugian pun mencapai ratusan gulden Belanda.

Hingga hari Minggu malam, api yang membakar perkebunan Kina di Tangkuban Perahu belum padam. Akibatnya si jago merah ini melahap beberapa titik penting selain perkebunan Kina Djajagiri searah dengan mata angin yang sedang kencang saat itu.

Baca Juga: Sejarah Pembunuhan Tionghoa di Pangandaran, 21 Orang Dikubur di Lubang Dangkal

Merusak 28 Gedung Perusahaan Kina Djajagiri 

Beberapa titik penting yang terbakar termasuk 28 gedung perusahaan Kina Djajagiri yang sedang berproduksi.

Pertama api menguasai daerah ini terhitung sejak hari Jumat siang. Kobaran api yang sulit padam karena angin yang kencang membakar 14 gedung produksi kina yang berisi bibit, dan 10 gedung produksi pupuk unggul tumbuhan Kina yang berasal dari Belanda.

Karena kobaran api yang begitu cepat melahap gedung vital perusahaan Kina Djajagiri, seluruh pegawai perkebunan pun tidak bisa menyelamatkan barang-barang penting di gedung tersebut.

Akibat kebakaran hutan di Tangkuban Perahu 1914 tersebut, perusahaan mengalami kerugian berlipat ganda. Selain kehilangan tumbuhan Kina yang siap panen, perusahaan Djajagiri pun kehilangan sumber protein tumbuhan Kina yang diimpor langsung dari negeri kincir angin Belanda, tentu harganya mahal.

Mengetahui peristiwa ini setelah dua hari api padam, pimpinan perusahaan Kina Djajagiri pun melaporkan kerugian pada pihak kolonial. Mereka meminta perusahaan miliknya kembali seperti semula.

Sebab seluruh kejadian yang menimpa perkebunannya akibat kecerobohan teknis pegawai militer kolonial yang hendak membuka lahan di sekitar perkebunan kina milik perusahaan Djajagiri.

Pemerintah kolonial yang membawahi satuan militer perlu mempertanggungjawabkan seluruh perbuatan anggotanya yang ceroboh tersebut.

Namun tuntutan pengadilan mengatakan perusahaan Djajagiri perlu menunggu sementara. Alhasil perusahaan Djajagiri memberhentikan para pekerjanya untuk waktu yang belum ditentukan.

Kebakaran Menimpa Gedung Administratur Urusan Perkebunan Kolonial Belanda

Selain menerima laporan tuntutan dari perusahaan Kina Djajagiri, pemerintah kolonial urusan perkebunan di Priangan juga mengalami dampak yang sama dari kejadian kebakaran pada Kamis 24 Oktober 1914 yang lalu.

Baca Juga: Sejarah Sabotase Kereta Api Maos-Banjar: Masinis Diculik, Penumpang Panik

Kantor megah berupa gedung milik Administratur Urusan Perkebunan Kolonial Belanda di Tangkuban Perahu ludes terbakar pada Minggu malam tanggal 27 Oktober 1914.

Dari peristiwa ini, pemerintah kolonial Hindia Belanda bahkan kehilangan pegawai terbaiknya di Priangan bernama Mr. Jansz Bosch.

Ia merupakan Kepala Administratur Urusan Perkebunan Kolonial di Tangkuban Perahu yang gugur akibat bencana kebakaran tersebut.

Bencana ini berawal saat Mr. Jansz Bosch berusaha mengambil perlengkapan pribadinya yang sudah dikemas sejak kebakaran hutan pertama kali terjadi.

Namun Ia lupa belum mengambil barangnya tersebut. Ketika Ia mengambil barangnya ke gedung kantor, tiba-tiba api membesar di belakang. Tanpa sepengetahuan ajudan, Mr. Jansz Bosch terperangkap dalam kobaran api.

Para ajudan baru sadar setelah gedung administratur terbakar habis. Mereka melihat jasad yang hangus dan terlilit tali ternyata atasannya Mr. Jansz Bosch. Melihat hal ini, mereka langsung melapor Asisten Residen Priangan bernama Mr. Slors.

Ketika Mr. Slors datang ke tempat kejadian, Ia langsung melaporkan situasi kacau ini ke pemerintah pusat kolonial Hindia Belanda di Batavia.

Selain itu Slors juga mengajukan gugatan pada pengadilan setempat untuk menindak pelaku pembakaran hutan di Tangkuban Perahu yang berasal dari prajurit militer Belanda.

Mr. Slors yang juga seorang lulusan ilmu hukum melayangkan delik untuk dipertimbangkan kejaksaan Belanda mengadili pelaku dengan tuduhan telah bertindak kecerobohan yang menyebabkan berbagai kerugian, termasuk menghilangkan nyawa seseorang. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Arus mudik lebaran Banjar

Arus Mudik Lebaran 2025, Dishub Kota Banjar Catat 132.764 Kendaraan Melintas Menuju Jawa Tengah

harapanrakyat.com,- Dinas Perhubungan Kota Banjar, Jawa Barat, mencatat ada sebanyak 132.764 kendaraan yang melintas dari Jawa Barat menuju Jawa Tengah selama arus mudik lebaran...
Lalu lintas padat merayap

Macet di Cikoneng, Arus Lalu Lintas Ciamis-Tasikmalaya Padat Merayap

harapanrakyat.com,- Arus Lalu lintas di Jalan Raya Ciamis-Tasikmalaya tepatnya di Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis padat merayap bahkan macet di Cikoneng, Selasa (1/4/2025) malam. Polisi...
Balita kejang-kejang

Aksi Heroik Polisi Selamatkan Balita Kejang-kejang Saat Terjebak Macet di Sumedang

harapanrakyat.com,- Aksi heroik dilakukan petugas kepolisian dari Satlantas Polres Sumedang, yang mengevakuasi seorang balita perempuan (4) yang mengalami kejang-kejang. Saat kejadian sedang kemacetan di...
hari kedua lebaran

Hari Kedua Lebaran, Objek Wisata Situwangi di Kawali Ciamis Masih Sepi, Kok Bisa?

harapanrakyat.com,- Sejak memasuki libur panjang sampai hari kedua libur lebaran idul fitri tahun 2025, objek wisata Situwangi di Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis Jawa Barat...
wisatawan terseret arus

Baru Sehari Liburan, Sudah Ada Dua Wisatawan Terseret Arus di Pantai Barat Pangandaran

harapanrakyat.com,- Tim gabungan yang terdiri dari Polres Pangandaran, bersama TNI Angkatan Laut dan juga Balawista Kabupaten Pangandaran, berhasil menyelamatkan dua wisatawan yang terseret arus...
Volume kendaraan

Volume Kendaraan Meningkat, Kemacetan Panjang Terjadi di Pintu Keluar Tol Sumedang Kota

harapanrakyat.com,- Peningkatan volume kendaraan terjadi di Jalan Raya Bandung-Cirebon atau tepatnya di depan Gate Tol Cisumdawu Sumedang Kota, Kabupaten Sumedang Jawa Barat, pada H+1...