Rabu, April 16, 2025
BerandaBerita TerbaruKasman Singodimedjo, Jaksa Agung Pertama RI yang Religius

Kasman Singodimedjo, Jaksa Agung Pertama RI yang Religius

Dalam catatan sejarah Indonesia, nama Kasman Singodimedjo jarang muncul. Hal ini bisa jadi karena referensi terkait Kasman terbatas.

Padahal Kasman sangat berpengaruh bagi jalannya sejarah Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), atau lembaga Nasional cikal bakal terbentuknya Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Menurut buku berjudul “Hidup itu Berjuang: Kasman Singodimedjo 75 Tahun” (Kasman, 1982: 3), menyebut pribadi “Bapak Pembangunan DPR Indonesia” ini selalu tampil agamis. Kehidupannya dikelilingi oleh aturan-aturan Agama Islam sebagai pondasi dalam kepemimpinan.

Baca Juga: Abdul Haris Nasution, Jenderal TNI yang Pernah Jadi Guru

Tak heran beberapa tokoh Nasional se-angkatan Kasman mengatakan Ia sebagai figur bangsa yang religius. Sifat-sifat religius Kasman ternyata turun dari sosok Ayahnya yaitu, Singodimedjo.

Ayah Kasman begitu tegas memimpin anak-anaknya supaya lebih awal mempelajari pendidikan Islam, dari pada ajaran formal. Hal ini terbukti saat Kasman dan beberapa saudaranya rajin mengaji semenjak anak-anak hingga dewasa.

Bahkan ketika menjadi mahasiswa, Ia masih kerap menyambanngi pengajian untuk belajar agama Islam secara bersama-sama.

Profil Kehidupan Kasman Singodimedjo

Kasman Singodimedjo lahir pada tanggal 25 Oktober 1904. Sejak kecil terdidik oleh keluarga yang sederhana di sebuah desa kecil daerah Purworedjo, Jawa Tengah.

Selain terdidik oleh keluarga yang sederhana, Kasman kecil juga kerap mendapatkan pendidikan Islami dari sang ayah Singodimedjo. Ayah Kasman itu berprofesi sebagai Lebai (Penghulu).

Sejak kecil anak lelaki dari seorang penghulu Singodimedjo ini memang dipersiapkan untuk menjadi dewasa yang religius. Karena itu, sang ayah membekali Kasman dengan pengetahuan Islam dari berbagai tempat, guru, dan waktu.

Ayah Kasman yang merupakan penghulu ini menginginkan anaknya bisa menjadi penerusnya.

Sebab menurut Singodimedjo, pekerjaan menjadi seorang Lebai (Bahasa Jawa: Modin, diambil dari perkataan Arab “Muadzin”) adalah kebaikan yang tak pernah putus pahalanya.

Pekerjaan mulia ini tercermin dari tugasnya, yaitu menolong orang sakit, mengurus jenazah, hingga memberikan takziah bagi orang-orang yang sudah meninggal.

Baca Juga: Sejarah Hendra Gunawan, Seniman Patung Ketua Lekra PKI Jabar

Namun, saat itu profesi Lebai dianggap hanya sebagai pembantu rendahan, yang bertugas di kantor urusan pribumi dalam struktur pemerintahan Hindia Belanda.

Kendatipun Kasman terdidik oleh ajaran Islam sejak kecil, bukan berarti Ia tidak boleh menikmati pendidikan formal. Singodimedjo sendiri menyuruh anaknya untuk belajar setinggi langit, belajar diktat Barat, dan sekolah di Fakultas Hukum.

Sebab menurut sang Ayah, pelajaran formal kelak akan membantu Kasman dewasa memperoleh pekerjaan dengan mudah, sekalipun menjadi seorang modin.

Selain menjadi seorang modin, Singodimedjo juga diangkat pemerintah kolonial menjadi pegawai negeri Belanda (Ambtenaar) yang bertugas di Tabanan Bali.

Pengalaman ketika bertugas itu kemudian menyadarkan dirinya agar Kasman juga perlu sekolah, dan mempelajari ilmu-ilmu formal.

Sebab Singodimedjo yang terpilih menjadi pegawai karena masa jabatannya yang lama menjadi penghulu, jelas tidak menguasai tugas baru dalam pekerjaan sebagai pegawai pemerintahan.

Karena pekerjaan yang tidak memuaskan pimpinan Belanda, Singodimedjo ayah Kasman ini pindah tugas ke pelosok yaitu ke daerah Gunung Sugih, Lampung Tengah.

Sekolah di Recht Hoge School (RHS)

Menjelang umur dewasa, Kasman Singodimedjo sekolah di Recht Hoge School (RHS) yang saat ini setara dengan perkuliahan di Universitas Negeri jurusan Hukum.

Prinsip Kasman memilih jurusan hukum tidak lain karena perintah sang Ayah, Singodimedjo. Tujuannya untuk mengubah pengetahuan keluarga dari keterbatasan,meskipun bukan berarti menghilangkan unsur religiusitas dalam kehidupan.

Hal ini tercermin saat Kasman terpilih menjadi Mahasiswa berprestasi di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum bergengsi di Jakarta. Meskipun pergaulannya di kampus dengan bule: Belanda, keturunan ningrat, dan priyayi hedonis-sekuler, Ia tetap memilih menjadi pribadi yang religius-Islami.

Prinsip hidup menjadi pribadi yang religius-Islami ajaran sang ayah ternyata terpakai sampai Kasman Singodimedjo tumbuh dewasa.

Pribadi yang religius-Islami ini mengantarkan Kasman sebagai mahasiswa berprestasi di bangku perkuliahan. Bahkan Ia terkenal sebagai pribumi desa yang mampu menamatkan studi hukum dengan singkat, dan memperoleh gelar Meester in de Rechten (Mr), atau sekarang Sarjana Hukum.

Prestasinya dalam bidang ilmu hukum membuat nama Mr. Kasman Singodimedjo terkenal di kalangan tokoh Nasional, salah satunya The Founding Person “Soekarno-Hatta”.

Karena prestasi dan relasi Kasman yang egaliter dengan sesama tokoh Nasionalis senior, membuatnya terpilih menjadi Jaksa Agung Pertama Republik Indonesia periode 1945-1946.

Mr. Kasman juga terpilih menjadi Menteri Muda Kehakiman, pada Kabinet Amir Sjariffudin II. Sedangkan kebanyakan orang mengenal pria asal Purworedjo, Jawa Tengah ini sebagai mantan Ketua Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)- Cikal bakal berdirinya DPR.

Kepala Keluarga yang Romantis

Tidak seperti sang Ayah, (Singodimedjo) yang tegas, Mr. Kasman justru tumbuh menjadi sosok penyayang keluarga. Menurut berbagai kesaksian keluarga (Anak-Istri) “Pak Kasman terkenal sebagai kepala keluarga yang romantis”, (Kasman, 1982: 67).

Baca Juga: Profil Benyamin Sueb, Seniman Betawi Pernah Jadi Kondektur Bus

Keromantisan dalam rumah tangga Kasman tercermin dari perilakunya selain menjadi seorang suami, tetapi juga menjadi sosok ayah yang sayang dengan anak-anaknya.

Istri Kasman (Soepinah Isti Kasiyati) mengklaim suaminya itu sangat baik. Beliau tidak pernah marah-marah, apalagi sampai memukul istri. Pada anak-anaknya pun Kasman sangat baik, rendah hati, dan kaya ilmu. Kasman ingin mewariskan ilmunya itu pada anak-anaknya.

Sementara dalam sebuah wawancara mengutip buku berjudul “Hidup itu Berjuang: Kasman Singodimedjo 75 Tahun”, Kasman mengaku tindakannya tersebut bagian dari cinta kasih seorang Suami dan Ayah dari keluarga besar sang Ibu.

Keluarga besar Ibu Kasman Singodimedjo mengajarkan setiap anaknya yang laki-laki, agar hormat terhadap perempuan. Kemudian juga pada anak-anak, seorang ayah harus pandai memposisikan diri menjadi sahabat.

Hal ini dicontohkan oleh paman Kasman Singodimedjo dari garis keturunan Ibu. Bahkan ada salah satu paman Kasman yang hubungan kekeluargaan dengan sang anak yang begitu dekat layaknya persahabatan.

Sedangkan hubungan Kasman dengan istrinya: Soepinah yang romantis adalah akibat dari prestasi Ibu anak-anak Kasman yang aktif dalam berbagai organisasi perjuangan semasa remaja.

Saat itu Kasman terpesona, bahkan insecure (tidak percaya diri) tatkala akan melamar Soepinah. Ia merasa tidak sebanding dengan pengetahuan istrinya yang luar biasa luas. Oleh sebab itu butuh waktu untuk mengimbangi obrolannya apabila ingin mempersunting Soepinah.

Berdasarkan catatan berorganisasi, Soepinah aktif dalam Organisasi Muslimat, dan Jong Islamie-ten Bond Dames Afdeling Puteri di Pusat. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Oknum Dokter Cabul di Garut

Akhirnya Oknum Dokter Cabul di Garut Ditetapkan Tersangka, Malam Ini Langsung Ditahan

harapanrakyat.com,- Oknum dokter cabul di Garut, Jawa Barat, yang melakukan pelecehan seksual kepada ibu hamil saat praktik di salah satu klinik swasta akhirnya ditetapkan...
Bewara Ngalaksa 2025

Bewara Ngalaksa 2025 Dimulai, Warga Rancakalong Sumedang Siap Meriahkan Acara Budaya

harapanrakyat.com,- Kegiatan budaya khas Rancakalong, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, yakni Ngalaksa kembali menggema di masyarakat. Acara dimulai dengan kegiatan Bewara Ngalaksa 2025 yang berlangsung...
Miras Jenis Tuak

Terima Aduan Masyarakat, Satpol PP Kota Banjar Amankan Puluhan Liter Miras Jenis Tuak

harapanrakyat.com,- Puluhan liter minum keras (miras) jenis tuak diamankan petugas Satpol PP di wilayah Kelurahan Hegarsari, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, Jawa Barat. Petugas Satpol PP...
Dikejar Lebah Odeng

Lagi Asyik Nyabit Rumput Warga Cipaku Ciamis Dikejar Lebah Odeng, Begini Kondisinya

harapanrakyat.com,- Lagi asyik menyabit rumput, Holil warga Desa Cipaku, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, dikejar lebah odeng, Rabu (16/4/2025). Meski telah berusaha lari...
Program Kartu Berdaya

Warga Pataruman Tagih Janji Program Kartu Berdaya Wali Kota Banjar

harapanrakyat.com,- Sejumlah warga di Kelurahan Hegarsari, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, Jawa Barat, menagih janji Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banjar, terkait Program Kartu...
Pelajar Korban Ledakan Petasan

Pelajar Korban Ledakan Petasan di Kota Banjar Dapat Bantuan untuk Pengobatan dari Pemkot

harapanrakyat.com,- Wakil Wali Kota Banjar, Jawa Barat, Supriana, memberikan bantuan kepada pelajar korban ledakan petasan. Pelajar berinisial RR (10) itu mengalami luka berat pada...