Rabu, April 2, 2025
BerandaBerita TerbaruAhmad Yani, Pahlawan Revolusi yang Menikahi Mantan Guru Ketik

Ahmad Yani, Pahlawan Revolusi yang Menikahi Mantan Guru Ketik

Ahmad Yani, Jenderal mantan Menpangad (Menteri Panglima Angkatan Darat) tahun 1965, ternyata memiliki kisah romantis tersembunyi dalam kehidupan rumah tangganya.

Sang istri bernama Bandiah Yayu Rulia. Bandiah merupakan dambaan hati pertama sang Jenderal yang saat itu merupakan guru ketiknya sendiri.

Kedekatan keduanya terjalin saat Yani menjadi murid dan Bandiah jadi gurunya di sekolah belajar mengetik.

Dari kisah ini, Ahmad Yani dan Bandiah Yayu Rulia kerap menjadi sorotan berbagai temannya di barak militer.

Baca Juga: Soetanti Aidit: Istri Ketua PKI, Ahli Akupuntur Pertama di Indonesia

Selain itu, kisah cinta Yani dan Yayu juga sering beredar di berbagai media. Kisahnya menunjukan percintaan mereka yang menarik dan patut untuk kita teladani.

Profil Kehidupan Ahmad Yani

Ahmad Yani lahir pada tanggal 19 Juni 1922 di Purworedjo, Jawa Tengah. Ia merupakan anak keturunan ningrat yang dihargai oleh orang-orang di sekitar Karesidenan Kedu.

Tak heran Pak Yani, begitu sapaan akrab orang-orang di Purworedjo sejak kecil sudah memiliki cita-cita pengabdian terhadap bangsanya. Keinginan membela bangsa, dan negara beliau terbentuk dari “urusan duniawi” yang sudah selesai.

Artinya tidak memikirkan lagi urusan uang, karena kedua orang tuanya sudah mencukupi untuk membiayai Yani hingga menjadi tentara.

Ia pun sudah berjanji pada kedua orang tuanya, kelak apabila Indonesia sudah merdeka, Ia ingin mengabdi pada bangsa dan negara sepenuhnya.

Pendidikan

Yani sebagai keturunan bangsawan di Purworedjo juga tercermin ketika Ia merampungkan sekolah.

Pertama sekolah tingkat dasar (SD) di Hollandsch Inlandsche School (HIS) pada tahun 1935 di Bogor, Jawa Barat. Sekolah anak-anak pribumi yang memasukan kurikulum formal Belanda.

Kemudian setelah HIS selesai, Yani melanjutkan studinya ke jenjang Sekolah Menengah Pertama setara SMP di sekolah Meer Uitgbreid Lager Onderwijs (MULO) di kota yang sama yaitu Bogor, pada tahun 1938.

Lalu ketika selesai di MULO, beliau memilih sekolah lanjutan yang saat itu setara dengan SMA di sekolah Algemeene Middlebare School (AMS) di Jakarta. Semenjak saat inilah, Yani terbayang-bayang ingin menjadi tentara.

Baca Juga: Pengkhianatan G30S/PKI, Mao Zedong Pemimpin RRT Terlibat?

Keinginan yang sejak kecil terpendam ini akhirnya terealisasi seiring tamatnya sekolah Yani di AMS Jakarta pada tahun 1940. Ia kemudian mendaftarkan diri menjadi anggota Militer Belanda yaitu, Dinas Topografi Militer KNIL di Malang, Jawa Timur.

Yani pun lulus dan memperoleh predikat Taruna KNIL yang berprestasi. Sebab kemampuannya terhadap pengetahuan peta, topografi untuk membaca daerah rawan konflik sebelum menghadapi Perang Dunia II.

Tertangkap Tentara Jepang

Pengalaman pertama Ahmad Yani dalam bertempur diketahui ada pada wilayah Priangan. Saat itu Yani menjadi Taruna KNIL yang ikut bertempur bersama Belanda menahan kedatangan Jepang di Jawa Barat. Khususnya di kota Bandung, di wilayah Ciater, Lembang, dan sekitarnya.

Namun karena Jepang akhirnya mampu masuk ke Priangan, pertahanan tentara Belanda mundur mengakibatkan Ahmad Yani tertangkap oleh tentara Jepang.

Setelah mengikuti berbagai pemeriksaan oleh tentara Jepang, akhirnya Ia dibebaskan menjadi masyarakat sipil tahun 1942. Namun kemudian setahun setelahnya pada 1943, Ahmad Yani direkrut menjadi anggota Pembela Tanah Air (PETA).

Perekrutan kembali menjadi tentara oleh Jepang dikarenakan Ahmad Yani pintar dalam menguasai bahasa. Adapun saat itu beliau dikerjakan sebagai juru bahasa tentara Jepang yang memiliki kemampuan penerjemahan beberapa bahasa seperti, Inggris, Belanda, dan Jepang.

Setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, Ahmad Yani menonjol sebagai kombatan perang zaman Jepang. Dari sana, Yani menjadi Mayor di kesatuan Angkatan Darat.

Menikahi Mantan Guru Ketik

Meskipun Ahmad Yani memiliki sejarah yang panjang dalam dunia kemiliteran, di balik kegagahannya menjadi tentara Ahmad Yani juga ternyata memiliki kisah cinta yang romantis.

Menurut beberapa literatur yang membahas profil kehidupan sang Jendral mantan Menpangad ini menyebut bahwa Yani menikah dengan mantan guru ketiknya di sekolah bernama Bandiah Yayu Rulia.

Ahmad Yani menikah pada tahun 1944, tepatnya ketika beliau masih berstatus menjadi tentara PETA yang bertugas menjadi juru bahasa.

Menurut Ronald Sianipar dkk, dalam Jurnal Kewarganegaraan berjudul “Ahmad Yani: Kesuksesan Strategi dan Pengabdian untuk Pertahanan Negara”, (Sianipar, 2022: 244),  dari pernikahannya itu mereka kemudian dikarunia 8 anak.

Selama membina rumah tangga, Ahmad Yani lakukan dengan cara sederhana. Meskipun keturunan keluarga berada di Purworedjo, mereka memilih hidup sederhana di perumahan tentara Magelang, Jawa Tengah.

Keharmonisan hubungan rumah tangga Ahmad Yani dengan Bandiah Yayu Rulia sering terganggu oleh kekhawatiran sang istri, dan anak-anaknya apabila ayah dan suami mereka tidak pulang tepat waktu saat berdinas keluar kota.

Barangkali zaman itu belum secanggih hari ini, di mana saling memberi kabar bisa melalui gawai. Oleh sebab itu kekhawatiran istri dan anak-anaknya akan sesuatu yang tidak diinginkan kerap muncul dalam pikiran yang kemudian membuat Yani menjadi risih.

Yani mengakui pernah risih oleh istri dan anak-anaknya karena sering mengkhawatirkannya saat bertugas.

Baca Juga: Mahmilub Pasca Peristiwa G30S/PKI, Rahasia Partai Komunis Terbongkar

Meskipun demikian, Ahmad Yani tetap menjadi seorang suami, dan ayah yang baik, dan bertanggung jawab. Tetap mencintai keluarga sepenuh hati hingga akhir hayat tiba pada 30 September 1965.

Menjadi Korban G30S/PKI 1965

Pasca Indonesia merdeka tahun 1945, Ahmad Yani yang sudah terkenal sebagai Taruna KNIL dan PETA yang berprestasi. Sehingga akhirnya, Ia menjadi perwira dengan jabatan yang tinggi pada tahun 1965 yaitu Menteri Panglima Angkatan Darat.

Menurut berbagai kesaksian, Ahmad Yani merupakan anak kesayangan Bung Karno. Terbukti dengan kedekatannya bersama sang Presiden di beberapa waktu yang terlihat dalam potret arsip Angkatan Darat.

Barangkali karena kedekatannya dengan Presiden, dan memiliki sejumlah prestasi dalam Angkatan Darat sehingga Presiden mengangkatnya menjadi Menpangad. Karena hal itu pula, musuhnya melakukan berbagai upaya untuk menjatuhkan Yani.

Hal ini terbukti ketika Ahmad Yani sebagai Menpangad sejak tahun 1965 dikacaukan oleh PKI melalui peristiwa Gerakan 30 September 1965/ PKI.

Menurut PKI, Ahmad Yani telah terkontaminasi oleh Amerika Serikat yang memiliki kepentingan untuk menghancurkan kekuasaan Sukarno melalui misinya bernama Dewan Jenderal.

PKI bersama anggota kontra Angkatan Darat kemudian melakukan upaya untuk menyingkirkan nama-nama yang terlibat dalam Dewan Jenderal, salah satunya Ahmad Yani.

Meskipun keberadaan Dewan Jenderal ini ternyata fiktif, namun PKI tetap melakukan penangkapan pada nama-nama yang mereka curigai sebagai kaki tangan Amerika Serikat. PKI juga membunuhnya secara keji di Lubang Buaya.

Sejak saat itu, Ahmad Yani dinyatakan gugur dalam tugas. Negara kemudian memberikan penghormatan tertinggi yaitu, gelar Pahlawan Revolusi.

Hingga saat ini, untuk menghormati pahlawan yang gugur dalam peristiwa G30S/PKI, pada setiap tanggal 1 Oktober diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila.

Dalam rangkaian upacara memperingati Hari Kesaktian Pancasila bertujuan mendoakan para pahlawan revolusi. Termasuk Jenderal Ahmad Yani yang gugur akibat mempertahankan kedaulatan negara dari kontaminasi ideologi komunis. (Erik/R7/HR-Online/Editor-Ndu)

Arus mudik lebaran Banjar

Arus Mudik Lebaran 2025, Dishub Kota Banjar Catat 132.764 Kendaraan Melintas Menuju Jawa Tengah

harapanrakyat.com,- Dinas Perhubungan Kota Banjar, Jawa Barat, mencatat ada sebanyak 132.764 kendaraan yang melintas dari Jawa Barat menuju Jawa Tengah selama arus mudik lebaran...
Lalu lintas padat merayap

Macet di Cikoneng, Arus Lalu Lintas Ciamis-Tasikmalaya Padat Merayap

harapanrakyat.com,- Arus Lalu lintas di Jalan Raya Ciamis-Tasikmalaya tepatnya di Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis padat merayap bahkan macet di Cikoneng, Selasa (1/4/2025) malam. Polisi...
Balita kejang-kejang

Aksi Heroik Polisi Selamatkan Balita Kejang-kejang Saat Terjebak Macet di Sumedang

harapanrakyat.com,- Aksi heroik dilakukan petugas kepolisian dari Satlantas Polres Sumedang, yang mengevakuasi seorang balita perempuan (4) yang mengalami kejang-kejang. Saat kejadian sedang kemacetan di...
hari kedua lebaran

Hari Kedua Lebaran, Objek Wisata Situwangi di Kawali Ciamis Masih Sepi, Kok Bisa?

harapanrakyat.com,- Sejak memasuki libur panjang sampai hari kedua libur lebaran idul fitri tahun 2025, objek wisata Situwangi di Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis Jawa Barat...
wisatawan terseret arus

Baru Sehari Liburan, Sudah Ada Dua Wisatawan Terseret Arus di Pantai Barat Pangandaran

harapanrakyat.com,- Tim gabungan yang terdiri dari Polres Pangandaran, bersama TNI Angkatan Laut dan juga Balawista Kabupaten Pangandaran, berhasil menyelamatkan dua wisatawan yang terseret arus...
Volume kendaraan

Volume Kendaraan Meningkat, Kemacetan Panjang Terjadi di Pintu Keluar Tol Sumedang Kota

harapanrakyat.com,- Peningkatan volume kendaraan terjadi di Jalan Raya Bandung-Cirebon atau tepatnya di depan Gate Tol Cisumdawu Sumedang Kota, Kabupaten Sumedang Jawa Barat, pada H+1...